Mengedukasi Kesehatan Gigi Anak lewat Boneka Gigi

Minggu, 23 November 2014 - 11:52 WIB
Mengedukasi Kesehatan...
Mengedukasi Kesehatan Gigi Anak lewat Boneka Gigi
A A A
Tentu tak gampang untuk mengedukasi anak. Apalagi untuk membiasakan anak menjaga kesehatan giginya dengan menyikat gigi dua kali dalam sehari.

Untuk menciptakan habit (kebiasaan) anak dalam menjaga kesehatan giginya, Anggi Hayani Harahap, mahasiswi FKG USU menciptakan boneka dengan gigi palsu saat melakukan penyuluhan kesehatan gigi kepada anak.

Dengan membuat boneka berkarakter gigi itu, dara berusia 24 tahun ini berhasil membuat anak tertarik dan penyuluhannya pun berjalan efektif. Anak-anak menjadi antusias mendengarkan dan melihat si boneka gigi buatannya. Dari pengalamannya itu kemudian dia mulai menciptakan karakter boneka dengan gigi palsu yang disebut dengan Kenkou Dolls.

“Awalnya saya melakukan penyuluhan ke daerah. Ketika itu saya memakai contoh gigi palsu, ternyata ketika melakukan penyuluhan kepada anakanak itu kurang efektif dan anak-anak kurang tertarik.” “Saya terpikir kalau anakanak tentunya harus dilakukan pendekatan secara psikologis. Makanya, ketika itu saya berpikir bagaimana caranya mencari perhatian anak supaya penyuluhan itu efektif,” kata perempuan kelahiran 23 Juni 1990 ini.

Termotivasi bagaimana caranya agar penyuluhannya berjalan dengan efektif, Anggi pun berinovasi agar anak suka dengan contoh gigi tanpa menghilangkan bentuk gigi sebenarnya. Terciptalah Kenkou Dolls. Boneka ini diciptakannya karena anakanak kecil suka belajar sambil bermain, mulailah dia membuat karakter boneka dengan gigi palsu, yang disebut Kenkou Dolls.

Awalnya boneka itu hanya untuk kepentingannya sendiri. Sekarang malah banyak diminati dan dipesan temantemannya sesama mahasiswa kedokteran gigi dan para dokter gigi. Dari yang awalnya tidak berniat bisnis akhirnya mulai serius diproduksi sejak September 2010. Anggi menjelaskan, nama Kenkou diambil dari bahasa Jepang yang artinya Kesehatan.

Kenkou Dolls ini merupakan boneka dengan karakter gigi, ada gigi yang sehat, gigi yang sakit dan ada gigi berkuman. Anggi juga memberikan berbagai nama untuk boneka ciptaannya ini seperti Dente untuk gigi sehat, Kenkou untuk gigi sakit, dan karakter lain sesuai warna/motif boneka (Mr Bluey, Miss Redy, Flowery).

Yang unik si gigi sakit ini sengaja dibuat berwajah sedih dengan giginya yang bolong, patah, dan lidahnya jamuran. Dari boneka buatannya ini, dia terpilih dari USU untuk mengikuti lomba kedokteran gigi se-Asia Tenggara di Singapura tahun 2011.

“Di sana kita ajarkan anakanak itu untuk memperkenalkan jenis-jenis gigi. Ternyata, mereka lebih tertarik memegang boneka itu dan menyikati giginya. Dibandingkan gigi palsu yang biasa. Dan untuk penyuluhan boneka gigi itu lebih memudahkan kita melakukan pendekatan ke anak-anak agar mereka lebih memahami bagaimana menjaga kesehatan gigi mereka,” papar perempuan berhijab ini.

Hasilnya sungguh menakjubkan, hampir 90% anak-anak tertarik dengan boneka ciptaannya. Dibandingkan dari penyuluhan biasa, anak-anak bisa sambil bermain-main boneka gigi itu sehingga ia bisa memberikan edukasi dengan lebih baik. Sambil mengenalkan mana gigi seri, gigi geraham juga gigi taring.

“Cara sikat giginya kita praktik langsung ke boneka tersebut. Jadi, mereka memang lebih tertarik memegang boneka tersebut sambil menyikat-nyikat giginya. Dan itu bermanfaat untuk anak-anak memberi pelajaran secara tak langsung,” ungkapnya.

Dari idenya ini, saat mengikuti lomba kedokteran gigi se-Asia Tenggara itu, Anggi pun menyabet juara II untuk ide bisnis dan penyuluhan gigi. Tak hanya itu, di 2011 Kenkou Dolls buatannya juga mendapat penghargaan dari Wirausaha Muda Mandiri 2011 untuk kategori Mahasiswa juara Terinovatif se-Nasional.

Anggi sempat memproduksi dan memasarkan boneka gigi nya secara online dibantu oleh kedua temannya Hefni Fadillah Rambe dan Elpi Yana. Selain dari online , dia dan teman-temannya memasarkan boneka Kenkou dari bazarbazar yang sering digelar. Desain boneka giginya juga sudah memiliki hak paten yang disahkan.

Saat ini Anggi mengaku stagnan untuk memproduksi dan memasarkan boneka gigi karena dia masih berkonsentrasi untuk menyelesaikan masa koasnya sebagai dokter gigi. “Mudah-mudahan tahun depan selesai masa koas, saya mulai lagi memproduksi boneka gigi,” ujarnya.

Mahasiswi FKG USU angkatan 2009 ini selalu berpedoman bahwa sebagai anak muda harus berguna bagi orang sekitar dan bisa lebih bersemangat. Sehingga ketika lulus kuliah tidak sibuk mencari pekerjaan melainkan sudah bisa menciptakan lapangan pekerjaan. “Mumpung masih muda manfaatin 24 jam waktu kita untuk melakukan hal yang bermanfaat,” tandasnya. ?

LIA ANGGIA NASUTION
Medan
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1021 seconds (0.1#10.140)