Demo BBM, Mahasiswa Long March Dorong Motor
A
A
A
SOLO - Ratusan Mahasiswa yang berasal dari berbagai organisasi dan universitas di Kota Solo kembali turun kejalan untuk menolak kenaikan harga BBM. Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, ratusan mahasiswa itu memulai demonstrasi di Kawasan Sriwedari Solo.
Dengan menggunakan berbagai atribut dan spanduk yang berisi penolakan kenaikan harga BBM, ratusan mahasiswa itu kemudian melakukan long march menyusuri Jalan Slamet Riyadi hingga berakhir di Kawasan Gladak Solo yang berjarak sekitar 2 kilometer. Di aksi itu, para mahasiswa juga mendorong kendaraan mereka tanpa menghidupkan mesin. Hal itu dilakukan sebagai simbol mahalnya harga BBM yang ada saat ini sehingga tidak mampu dibeli oleh masyarakat.
Aksi yang dilakukan itu sempat memacetkan kawasan Jalan Slamet Riyadi, pasalnya para mahasiswa itu memenuhi hampir seluruh bahu jalan utama di Kota Solo itu. Sehingga membuat kendaraan yang melintas di kawasan itu dialihkan ke jalan lain di sekitarnya.
Sesampainya di Bundaran Gladak Solo, ratusan mahasiswa itu kembali membuat ulah. Kali ini mahasiswa kembali melakukan orasi yang menuntut pemerintah untuk membatalkan keputusan menaikkan harga BBM dengan diiringi pembakaran ban di tengah jalan. Aksi bakar ban itu berlangsung cukup lama, hingga membuat suasana cukup memanas.
Setelah api padam para mahasiswa kembali long march menyusuri Jalan Jenderal Sudirman dari ujung selatan hingga ujung utara. Long march itu akhirnya berakhir di depan Balai Kota Solo.
Di lokasi itu para mahasiswa kembali melakukan orasi yang sama. Mereka juga menuntut Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo turun ke jalan memimpin demo. Ternyata di saat bersamaan, Wali Kota Solo sedang tidak ada di tempat dan sedang ke luar kota.
Hal itu membuat ratusan masa tersebut marah dan menyegel gerbang Balai Kota Solo menggunakan spanduk dan juga atribut yang digunakan oleh para mahasiswa. Koordinator aksi Arif Budhi Harmawan menegaskan tuntutan mahasiswa hingga saat ini masih sama, yakni menolak kenaikan harga BBM bersubsidi, menghapus mafia migas, dan menasionalisasi aset yang berhubungan dengan migas.
Pihaknya akan kembali turun ke jalan jika tuntutan itu tidak segera direspons oleh pemerintah. Sementara itu, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo masih tetap pada pendiriannya yakni menolak kenaikan harga BBM.
Naiknya harga BBM itu sangat menyengsarakan rakyat, terutama untuk golongan menengah. Orang-orang yang berada di golongan menengah tidak bisa berkembang akibat kenaikan harga BBM itu. Sedangkan rakyat miskindan rentan miskin, menurutnya bisa dapat hidup dengan normal karena mendapatkan subsidi dari pemerintah.
Arief setiadi
Dengan menggunakan berbagai atribut dan spanduk yang berisi penolakan kenaikan harga BBM, ratusan mahasiswa itu kemudian melakukan long march menyusuri Jalan Slamet Riyadi hingga berakhir di Kawasan Gladak Solo yang berjarak sekitar 2 kilometer. Di aksi itu, para mahasiswa juga mendorong kendaraan mereka tanpa menghidupkan mesin. Hal itu dilakukan sebagai simbol mahalnya harga BBM yang ada saat ini sehingga tidak mampu dibeli oleh masyarakat.
Aksi yang dilakukan itu sempat memacetkan kawasan Jalan Slamet Riyadi, pasalnya para mahasiswa itu memenuhi hampir seluruh bahu jalan utama di Kota Solo itu. Sehingga membuat kendaraan yang melintas di kawasan itu dialihkan ke jalan lain di sekitarnya.
Sesampainya di Bundaran Gladak Solo, ratusan mahasiswa itu kembali membuat ulah. Kali ini mahasiswa kembali melakukan orasi yang menuntut pemerintah untuk membatalkan keputusan menaikkan harga BBM dengan diiringi pembakaran ban di tengah jalan. Aksi bakar ban itu berlangsung cukup lama, hingga membuat suasana cukup memanas.
Setelah api padam para mahasiswa kembali long march menyusuri Jalan Jenderal Sudirman dari ujung selatan hingga ujung utara. Long march itu akhirnya berakhir di depan Balai Kota Solo.
Di lokasi itu para mahasiswa kembali melakukan orasi yang sama. Mereka juga menuntut Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo turun ke jalan memimpin demo. Ternyata di saat bersamaan, Wali Kota Solo sedang tidak ada di tempat dan sedang ke luar kota.
Hal itu membuat ratusan masa tersebut marah dan menyegel gerbang Balai Kota Solo menggunakan spanduk dan juga atribut yang digunakan oleh para mahasiswa. Koordinator aksi Arif Budhi Harmawan menegaskan tuntutan mahasiswa hingga saat ini masih sama, yakni menolak kenaikan harga BBM bersubsidi, menghapus mafia migas, dan menasionalisasi aset yang berhubungan dengan migas.
Pihaknya akan kembali turun ke jalan jika tuntutan itu tidak segera direspons oleh pemerintah. Sementara itu, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo masih tetap pada pendiriannya yakni menolak kenaikan harga BBM.
Naiknya harga BBM itu sangat menyengsarakan rakyat, terutama untuk golongan menengah. Orang-orang yang berada di golongan menengah tidak bisa berkembang akibat kenaikan harga BBM itu. Sedangkan rakyat miskindan rentan miskin, menurutnya bisa dapat hidup dengan normal karena mendapatkan subsidi dari pemerintah.
Arief setiadi
(bbg)