Kisah Empat Wartawan Terjebak di Mako Brimob Kepri (Bagian-1)

Jum'at, 21 November 2014 - 05:26 WIB
Kisah Empat Wartawan...
Kisah Empat Wartawan Terjebak di Mako Brimob Kepri (Bagian-1)
A A A
BATAM - Empat wartawan terjebak di Mako Brimob Polda Kepulauan Riau (Kepri) saat terjadi penyerangan terhadap Mako Brimob Polda Kepri, Rabu (19/11/2014). Berikut kisahnya.

Empat wartawan masing-masing Muhammad Bunga Ashab (KORAN SINDO BATAM), Gabriel P Sara (Batamtoday.com), Dedi Manurung (Haluan Kepri), dan Zabur Anjasfianto (Tribun Batam), terjebak di Mako Brimob Polda Kepri, Rabu sore hingga malam hari.

Awalnya, empat wartawan ini meliput konferensi pers (konpers) yang diadakan Danrem 033/WP Brigjen TNI Eko Margiyono dan Kasat Brimob Polda Kepri Kombes Pol Tory Kristianto sekitar pukul 13.30 di Gedung Kompi A Pelopor, sebelah kiri dari gerbang Mako Brimob Polda Kepri.

Selesai konpers, awak media banyak yang memilih tinggal dalam pekarangan Mako Brimob Polda Kepri untuk mengetik berita. Saat itu, masih ada wartawan Batam Pos bernama Yofi Yuhendri dan fotografer Tribun Batam Argi.

Kesibukan awak media juga terlihat di musala Mako Brimob Polda Kepri. Ada juga yang duduk-duduk di dalam gedung Kompi A Pelopor.

Pukul 16.30 WIB, lima wartawan dan satu fotografer masih bersama enam orang staf humas Pemprov Kepri. Di kiri teras Kompi A Pelopor, wartawan sibuk dengan ketikan berita masing-masing. Sementara, di depan kediaman Kasat Brimob Polda Kepri sudah disediakan dua barracuda bertuliskan Gegana. Istri Kasat Brimob Polda Kepri Kombes Pol Tory Kristianto serta anak-anaknya dijaga ketat anggota Brimob bersenjata lengkap.

Para wartawan ini berjalan menuju depan rumah Kasat Brimob. Sementara, staf humas Pemprov Kepri menuju mobilnya untuk pergi ke Gedung Mako Satu Brimob Polda Kepri karena Wagub Kepri Soerya Respationo sudah duluan naik ke atas dengan mobil warna hitam.

Di depan rumah Kasat Brimob Polda Kepri, Yofi dan Argi pergi duluan ke atas untuk mengambil gambar, sementara empat wartawan masih duduk-duduk di kursi teras rumah Kasat Brimob. Saat itu juga, istri Kasat Brimob dan anak-anaknya masih sibuk bermain di samping barracuda itu.

Kira-kira pukul 17.15 WIB, suara tembakan terdengar beberapa kali di depan Brimob Polda Kepri sehingga membuat empat wartawan kalang kabut mencari tempat sembunyi. Istri Kasat Brimob serta anak-anaknya langsung dievakuasi ke Gedung Mako Satu.

Empat wartawan ini langsung bersembunyi di belakang rumah Kasat Brimob Polda Kepri, tepat di pintu belakang dapur rumah itu. Di sini, ketegangan mulai dirasakan oleh empat wartawan. Keempat wartawan itu sempat berdebat, apakah tembakan itu langsung mengarah ke Brimob atau untuk menghalangi kelompok yang ingin memasuki Mako Brimob.

"Itu tembakan untuk menghalau musuh," ucap Zabur yang melihat beberapa orang berpakaian preman berlari di depan Mako Brimob.

Sementara itu, Gabriel P. Sara yang disapa Tizar sudah merasa ketakutan dengan tembakan itu. Dia pun mendesak supaya segera keluar dari Mako Brimob ini. Namun, Zabur saat itu mencoba untuk menenangkan Tizar dan dua wartawan lainnya. Dedi juga tidak bisa menahan ketakutannya saat berada di belakang rumah itu.

Suara tembakan kembali terdengar dari atas bukit Kompi A Pelopor. Ketakutan empat wartawan ini pun makin menjadi. Saat itu, sudah belasan kali terdengar suara tembakan. Namun, empat wartawan itu hanya bisa terduduk di dekat enam galon air dan susunan sepatu, di bawah jemuran baju-baju keluarga Kasat Brimob.

Hari mulai gelap, tembakan terus berlanjut sampai magrib. Keempat wartawan ini masih membicarakan bagaimana cara untuk bisa keluar dari Mako Brimob ini. Apalagi, Tizar semakin takut mendengar suara tembakan itu. "Oh Tuhan, bagaimana lagi ini. Ayo, Bang, kita keluar dari sini, matilah kita ini," ujar Tizar, gugup.

Saat itu, Zabur kembali menenangkan. "Tenang, jangan panik. Saya juga pernah lebih parah menghadapi seperti ini," katanya.

Sementara, telepon genggam keempat wartawan ini terus berdering. Dedi mencoba untuk menanyakan kepada anggota Brimob yang sedang siaga di depan rumah Kasat Brimob. Namun, anggota tersebut menyarankan untuk tetap bersembunyi.

"Keselamatan kita tidak bisa dijaminnya jika keluar sekarang," kata Dedi kepada tiga wartawan lainnya. (Bersambung)
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1865 seconds (0.1#10.140)