Angkot Rp3.500 Transmusi Rp6.000

Kamis, 20 November 2014 - 13:48 WIB
Angkot Rp3.500 Transmusi Rp6.000
Angkot Rp3.500 Transmusi Rp6.000
A A A
PALEMBANG - Tarif atau ongkos angkutan umum dalam Kota Palembang ditetapkan naik 20 – 25%. Tarif baru angkutan kota (angkot) naik menjadi Rp3.500 dan Transmusi Rp6.000 per sekali jalan.

Tarif baru tersebut diputuskan oleh Dinas Perhubungan (Dis - hub) Kota Palembang bersama pihak terkait seperti Organda dan perwakilan sopir dan pemilik ang kutan umum, di Kantor Dishub Palembang, kemarin. Perubahan tarif tersebut segera diterapkan setelah keluar peraturan wali kota (perwali).

Namun penerapannya akan menda patkan kontra dari sejumlah pihak yang merasa keberatan. Terutama dari para sopir dan sejumlah pemilik angkutan umum yang dengan tegas menyatakan menolak dan akan menggelar aksi mogok massal hari ini. Ketua Perhimpunan Sopir angkot Kertapati Abdul Rozak me ngatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi se besar Rp2.000 per liter telah mengakibatkan pendapatan mereka menurun. “Kami inginnya Rp4.000, dari tarif sebelumnya Rp2.800,” ujarnya kemarin.

Menurut Rozak, dengan har ga BBM masih di angka Rp6.500, tarif dasar angkutan umum Rp2.800, para sopir masih bisa mendapat kan penghasilan sebesar Rp90.000- 100.000 per hari. Dengan tarif yang baru diputuskan, maka peng hasilan mereka akan turun menjadi se kitar Rp60.000. Kondisi ini diperparah dengan setoran ke pemilik angkutan yang dipastikan naik sekitar Rp20.000 per hari. Untuk itu, seluruh angkot dan bus se Kota Palembang akan menggelar aksi mogok, untuk memperjuangkan hak supir angkutan umum.

“Selain melaku kan aksi mogok, kami juga berencana akan membawa masalah ini ke pihak pemerintah provinsi bahkan ke pemerintah pusat,” tegasnya. Sementara Kepala Dishub Kota Palembang, Masripin Toyib mengatakan, apa yang menjadi ke putusanpada rapatsudahfinaldandi - sesuaikan dengan persentase kenaikan bahan bakar mi nyak bersub sidi. Selain itu, ke naikan tersebut berdasarkan usulan dari masing-masingpihak dan dishub mencari jalan tengah atau solusi yang me nguntungkan semua pihak.

“Untuk angkot/bus kota naik menjadi Rp3.500 sedangkan maha siswa/ pelajarRp3.000. Sedangkan untuk Trans musi naik Rp1.000,” ujarnya Masripin kemarin. Dijelaskannya, secara persentase kenaikan tarif angkot sebesar 25% sedangkan trans musi naik 20%. Menurut nya, hasil rapat gabungan segera di laporkan ke Wali Kota Palem bang untuk disahkan dengan mengeluarkan Peraturan Wali Kota (Perwali) Palembang tentang tarif penyesuaian.

Kepala Bidang (Kabid) Transportasi dan Rel Dishub Kota Palembang, Agus Supriyanto me - nam bahkan pihaknya berharap se mua pihak bisa membantu melakukan sosialisasi bersama- sama. Para sopir dan pemilik ang kot/bus kota dapat memberikan pengertian kepada penumpang nya. Membuat imbauan untuk me nyiapkan uang pas sebesar kenaikan tersebut. Dishub juga akan menyebarkan stiker pemberi tahuan perubahan tarif tersebut. “Kita minta kenaikan ini ti dak meresahkan penumpang,” tambahnya.

Tarif AKAP- AKDP Ditentukan Hari Ini

Sementara itu, rapat pembahasan dan penentuan besaran kenaikan tarif angkutan umum antar kota dalam provinsi (AKDP) dan antar provinsi (AKAP) yang digelar Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dis hub kominfo) Prov Sumsel belum menghasilkan keputusan, karena unsur pimpinan DPD Organda Sumsel masih mengikuti Muskernas di Semarang. Rapat kembali dijadwalkan hari ini (Kamis 20/11).

“Besaran tarif baru belum ditentukan. Secara dadakan kami kumpulkan semua yang terkait. Namun belum bisa diputuskan, ka rena memang Ketua Organda Sumsel belum hadir,” ujarKepala Dishubkominfo Sumsel Musni Wijaya di kantornya kemarin. Pihaknya masih menunggu usulan dari Organda Sumsel terkait dengan tarif baru. “Kami berharap ada usulan Organda,” katanya lagi.

Dijelakannya, sebelum menetapkan kenaikan tersebut, pengusaha angkutan dan Organda tetap menghitung sejumlah komponen. Mulai dari biaya operasional, suku cadang, biaya penyusutan, bunga bank, awak bus, biaya pemeliharaan, biaya keur bus, biaya asuransi, biaya pegawai kantor dan pengelolaan.

“Kami tidak ingin ini berlarut-larut dan membebankan masyarakat. Karenanya, besok pasti akan ada keputusannya dan semua pengusaha harus mengikutinya,” jelas dia. Sementara itu, Sekretaris Eksekutif Organda DPD Sumsel Ismail Hamid mengatakan, pihaknya mengharapkan kenaikan tarif imbas dari kenaikan BBM bersubsidi mencapai 30%. “Jika kurang dari itu, maka kemungkinan tidak bisa kami terima. Karena dari komponen yang ada sudah dihitung maka tidak memungkinkan,” tegasnya.

Terpisah, sejumlah operator AKAP mendesak pemerintah segera menetapkan kenaikan tarif agar tidak terjadi kesimpangsiuran di kalangan mereka. Kepala Cabang PO Lorena Palembang, Junaidi kepada KORAN SINDO PALEMBANG, kemarin mengatakan penyesuaian tarif tentu akan berdampak pada penurunan ting kat keterisian, namun pihaknya tidak khawatir. Di menyebutkan operator transportasi AKAP te lah bersiap-siap menaikkan ta - rif sekitar 30%.

“Rata-rata penyesuaian 8-10% atau maksimal naik Rp20.000. Saya yakin, penumpang sudah paham kondisi kenaikan BBM. Bisa saja mereka akan menunda keberangkatan, tapi transportasi ini tetap akan jadi kebutuhan,” ucapnya. Manager Handoyo Joni mengatakan, hingga kemarin pihaknya masih menerapkan harga lama. Pihaknya akan berencana menerapkan kenaikan tarif pada hari ini tidak lebih dari 30%. Dengan begitu, tarif untuk tujuan Palembang - Pekanbaru naik Rp370.000 dari Rp320.000. Sementara untuk jurusan lainnya seperti Palembang - Bogor, Palembang-Cirebon, Surabaya dan Banyuwangi belum ditentukan secara rill.

“Pastinya naik dan tidak di atas 30%. Kemungkinan hanya Rp50.000,” cetus dia. Sementara itu mengenai rencana mogok massal yang akan dilakukan Organda, Ketua DPD Organda Sumsel, Zulfikri Aminud - din mengaku pihaknya masih me nunggu pe tunjuk mengenai mogok nasio nal tersebut.

Mogok yang dilaku kan sebagai protes atas kenaikan harga bahan bakar, memang akan digelar secara nasional, namun lebih kepada organda-organda yang mem pengaruhi urat nadi perekonomian nasional, misal nya di Jakarta, Medan, Surabaya, dan Semarang.

“Di Sumsel kemungkinan tidak aksi, karena kita masih fokus pada pembahasan kesesuaian tarif. Posisi Sumsel yang merupakan perlintasan, membutuhkan penyesuain tarif yang cepat. Apalagi, tingkat mobilitasnya tinggi,” tandasnya.

Sierra syailendra/ Yulia s/andhiko
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7235 seconds (0.1#10.140)