Angkutan Umum di Semarang Tetap Beroperasi
A
A
A
SEMARANG - Wacana mogok nasional angkutan umum sesuai perintah Organisasi Angkutan Darat (Organda) tidak berlaku di Kota Semarang. Ribuan angkutan umum, antarkota maupun antarprovinsi, masih beroperasi seperti biasanya.
Pantauan KORAN SINDO di beberapa terminal di Kota Semarang, aksi mogok massal tidak terlihat. Di Terminal Sendowo Johar, Semarang misalnya, ribuan angkutan kota berwarna oranye tetap mangkal dan para penumpang diangkut seperti biasanya.
"Tidak ada mogok massal, karena tidak ada manfaatnya karena kenaikan harga BBM sudah ditetapkan pemerintah. Apakah kalau mogok harga bisa turun," kata Widodo (43), salah satu sopir, Rabu (19/11/2014).
Widodo lebih memilih beroperasi seperti biasanya. Namun, dirinya mengaku tarif angkutannya dinaikkan Rp500-Rp1.000. "Penumpang pun sudah paham dengan kenaikan tarif ini. Tidak ada masalah," jelasnya.
Kondisi serupa juga dijumpai di Terminal Terboyo Kota Semarang. Ratusan bus antarkota dan antarprovinsi juga beroperasi seperti biasa.
"Tidak ada mogok massal, kami tetap beroperasi seperti biasanya," kata Warsono (35), sopir bus jurusan Semarang-Solo.
Meski begitu, Warsono mengaku telah menaikkan tarif busnya sebesar Rp5.000, dari Rp25.000 menjadi Rp30.000. "Ini terpaksa kami lakukan karena ongkos bahan bakar jadi naik," imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Terminal Terboyo Djoko Purwadiono saat dikonfirmasi membenarkan tidak ada aksi mogok massal di terminalnya.
"Meski begitu, dari informasi yang berhasil kami himpun ada bus arah Magelang yang dicegat oleh beberapa orang dan tidak boleh melintas. Ini kami sedang berkoordinasi dengan pihak Dishubkominfo Magelang," kata dia.
Pantauan KORAN SINDO di beberapa terminal di Kota Semarang, aksi mogok massal tidak terlihat. Di Terminal Sendowo Johar, Semarang misalnya, ribuan angkutan kota berwarna oranye tetap mangkal dan para penumpang diangkut seperti biasanya.
"Tidak ada mogok massal, karena tidak ada manfaatnya karena kenaikan harga BBM sudah ditetapkan pemerintah. Apakah kalau mogok harga bisa turun," kata Widodo (43), salah satu sopir, Rabu (19/11/2014).
Widodo lebih memilih beroperasi seperti biasanya. Namun, dirinya mengaku tarif angkutannya dinaikkan Rp500-Rp1.000. "Penumpang pun sudah paham dengan kenaikan tarif ini. Tidak ada masalah," jelasnya.
Kondisi serupa juga dijumpai di Terminal Terboyo Kota Semarang. Ratusan bus antarkota dan antarprovinsi juga beroperasi seperti biasa.
"Tidak ada mogok massal, kami tetap beroperasi seperti biasanya," kata Warsono (35), sopir bus jurusan Semarang-Solo.
Meski begitu, Warsono mengaku telah menaikkan tarif busnya sebesar Rp5.000, dari Rp25.000 menjadi Rp30.000. "Ini terpaksa kami lakukan karena ongkos bahan bakar jadi naik," imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Terminal Terboyo Djoko Purwadiono saat dikonfirmasi membenarkan tidak ada aksi mogok massal di terminalnya.
"Meski begitu, dari informasi yang berhasil kami himpun ada bus arah Magelang yang dicegat oleh beberapa orang dan tidak boleh melintas. Ini kami sedang berkoordinasi dengan pihak Dishubkominfo Magelang," kata dia.
(zik)