Nenek Miskin Ini Tak Lagi Menerima Bantuan Raskin
A
A
A
SENGKANG - Seorang nenek di Desa Liu Tarumpakkae, Kecamatan Majauleng, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, hidup dalam kondisi sangat memprihatinkan. Tenri (68), nama nenek tersebut, kini tak lagi menerima bantuan raskin (beras untuk rakyat miskin).
Nenek Tenri tinggal seorang diri di sebuah rumah panggung di tengah kebun pisang. Atap rumahnya sudah bocor. Tidak ada penerangan listrik. Jika malam tiba, dia mengandalkan pelita.
Untuk hidup sehari-hari, Tenri mendapat bantuan dari tetangganya. Kemarin siang, dia kedatangan sejumlah tetangganya yang memberikan sejumlah uang dan beberapa bungkus mi instan. Wanita tua tersebut tiba-tiba menangis. Dia menangis karena terharu. Di kala persediaan makanan di rumahnya habis, tiba-tiba datang tetangganya memberi bantuan.
Jelang petang, Tenri yang dalam kondisi demam, menuju pembaringan. Sebelumnya, dia menyalakan pelita dan meletakkannya di atas lantas. Dia pun beristirahat.
Seorang tetangga, Rahma, mengatakan prihatin dengan apa yang dialami Tenri. Apalagi, Tenri tinggal seorang diri.
Akbar, tetangga lainnya, menyatakan hal senada. "Raskin kadang ada, kadang tidak," katanya.
Tahir, warga di sekitar rumah Tenri, mengamini. "Bantuan raskin terputus," ujarnya.
Para tetangga Tenri pun berharap, nenek miskin tersebut mendapat perhatian dari pemerintah dan para dermawan.
Nenek Tenri tinggal seorang diri di sebuah rumah panggung di tengah kebun pisang. Atap rumahnya sudah bocor. Tidak ada penerangan listrik. Jika malam tiba, dia mengandalkan pelita.
Untuk hidup sehari-hari, Tenri mendapat bantuan dari tetangganya. Kemarin siang, dia kedatangan sejumlah tetangganya yang memberikan sejumlah uang dan beberapa bungkus mi instan. Wanita tua tersebut tiba-tiba menangis. Dia menangis karena terharu. Di kala persediaan makanan di rumahnya habis, tiba-tiba datang tetangganya memberi bantuan.
Jelang petang, Tenri yang dalam kondisi demam, menuju pembaringan. Sebelumnya, dia menyalakan pelita dan meletakkannya di atas lantas. Dia pun beristirahat.
Seorang tetangga, Rahma, mengatakan prihatin dengan apa yang dialami Tenri. Apalagi, Tenri tinggal seorang diri.
Akbar, tetangga lainnya, menyatakan hal senada. "Raskin kadang ada, kadang tidak," katanya.
Tahir, warga di sekitar rumah Tenri, mengamini. "Bantuan raskin terputus," ujarnya.
Para tetangga Tenri pun berharap, nenek miskin tersebut mendapat perhatian dari pemerintah dan para dermawan.
(zik)