Sekda Minta MAPEKI Kontribusi

Rabu, 12 November 2014 - 12:39 WIB
Sekda Minta MAPEKI Kontribusi
Sekda Minta MAPEKI Kontribusi
A A A
MEDAN - Sekda Kota Medan Syaiful Bahri Lubis mengapresiasi seminar nasional Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia (MAPEKI) XVII dan The 6 TH International Symposium of Indonesia Wood Research Sosiety (IWoRS) di Medan, kemarin.

Seminar ini diharapkan dapat memberi manfaat seluas-luasnya bagi industri perkayuan Indonesia, khususnya menghadapi diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015. Sekda menilai seminar ini sejalan dengan upaya Pemko Medan dalam meningkatkan dan mengembangkan kuantitas maupun kualitas ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Medan.

Sebab vegetasi pepohonan diketahui menjadi salah satu unsur pokok yang menjadi kunci keberhasilannya. Seperti diketahui, kondisi cuaca saat ini dapat berubahubah secara fluktuatif dan cenderung ekstrem. Kondisi anomali ini tentu tidak terlepas dari dampak perubahan iklim yang terjadi. Sementara salah satu menjadi penyumbang perubahan iklim diyakini penebangan kayu kurang terencana serta memperhitungkan dengan saksama efeknya terhadap kelestarian lingkungan.

“Untuk itulah, Pemko Medan berharap banyak MAPEKI dapat memberi saran masukan bagi pemerintah dan stakeholder guna menjaga serta melestarikan vegetasi pepohonan, termasuk di Kota Medan,” katanya. “Selain itu, dapat mendukung pencapaian kualitas dan kuantitas RTH sebagaimana amanat UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang yang mewajibkan kawasan lindung 30 persen dari luas wilayah daerah,” kata Syaiful.

Selanjutnya, Syaiful dalam seminar yang dibuka Pembantu Rektor I Universitas Sumatera Utara (USU) Prof DR Zulkifli Nasution mengatakan, sebagai negara tropis, Indonesia memiliki potensi cukup besar memanfaatkan kayu bagi kesejahteraan masyarakat, namun kenyataannya saat ini luas hutan alam cenderung mengalami penurunan. Kondisi itu menyebabkan pasokan kayu secara nasional cenderung menurun tajam dan kualitas hasil kayu umumnya semakin rendah.

Meski demikian, menurut Syaiful, potensi perkayuan di Indonesia pada dasarnya cukup besar ditambah dengan potensi biomassa dari perkebunan kelapa sawit. “Jadi kita akan mendukung upaya-upaya penerapan teknologi tepat guna yang terintegrasi meningkatkan hasil perkayuan dengan tetap memberikan perlindungan terhadap lingkungan hidup secara optimal,” ungkapnya.

Dari seminar ini, seluruh potensi terkait perkayuan, terutama di daerah, dapat diketahui cara pemanfaatan secara optimal. Selain itu, bisa menerapkan prinsip-prinsip teknologi budi daya dan pengelolaan hutan sebagai penghasil kayu, sekaligus penyerap karbon maupun fungsi lainnya dalam menjaga kesinambungan lingkungan.

Degradasi Hutan

Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian USU Dharma Bakti memberikan apresiasi atas digelarnya seminar ini. Dia berharap seminar ini dapat menghasilkan solusi maupun rumusan dalam pemanfaatan kayu sekaligus upaya yang harus dilakukan guna melestarikan hutan.

Ketua MAPEKI Pusat Anita Firmanti mengungkapkan, saat ini anggota MAPEKI lebih dari 640 orang berasal dari seluruh Indonesia, baik dari instansi, universitas, maupun lembaga riset pemerintah dan swasta. Menurutnya, saat ini fakta menunjukkan hutan Indonesia mengalami penurunan sekitar 30 juta hektare. Karena itu, dia mengajak seluruh peserta yang hadir berpikir bagaimana berupaya mengatasi terjadinya degradasi hutan itu.

Sebelumnya, Rudi Hartono selaku Ketua Panitia Seminar Nasional MAPEKI XVII dalam laporannya mengatakan, seminar yang mengusung tema “Optimalisasi Pemanfaatan Biomassa dari Hutan dan perkebunan Sebagai Upaya Pelestarian Lingkungan” ini diikuti ratusan peserta dari Sabang sampai Marauke.

Seminar MAPEKI ini merupakan yang pertama kalinya dilaksanakan Fakultas Pertanian USU. Seminar ini dihadiri Dewan Kehutanan Nasional DR Edi Batara Lubis dan DR Erwinsyahdari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) sebagai keynote speaker.

Sejumlah pimpinan SKPD di antaranya, Kadis Pertanian dan Kelautan Kota Medan Ir Achyar, para praktisi industri kayu, dan anggota MAPEKI.

Lia anggia nasution
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6507 seconds (0.1#10.140)