Mahasiswa-Pelajar Karawang Banyak yang Menjadi PL Karaoke
A
A
A
KARAWANG - Menjamurnya tempat hiburan karaoke di Karawang mendorong banyaknya mahasiswa dan pelajar di kabupaten lumbung padi ini untuk terjun ke dunia malam, menjadi perempuan pemandu lagu (PL).
Berdasarkan penelusuran, PL-PL yang masih berstatus pelajar dan mahasiswi itu umumnya tidak bekerja secara terikat pada salah satu tempat karaoke.
Mereka lebih memilih menjadi pekerja lepas, menjual jasa layanan "berpesta" di room karaoke, dengan tarif bervariatif antara Rp150 ribu - Rp200 ribu perjam. Pemesanan ordernya, ada yang melalui mucikari guchi (perempuan tomboy), bencong (lelaki gemulai) dan mami.
Selain memberikan pelayanan di room karaoke, dari para perempuan belia pemandu lagu freelance ini pun tak sedikit yang juga bisa memberikan pelayanan ekstra "ngamar" di hotel.
"Sudah menjadi rahasia umum keberadaan PL freelance pelajar dan mahasiswi di Karawang. Biasanya untuk mendapatkan jasa layanan mereka, saya suka menghubungi seorang guchi. Setelah itu, saya tinggal nunggu di room karaoke, mereka datang," ujar seorang tamu sebuah tempat karaoke di Karawang, yang namanya enggan dipublikasikan.
Keberadaan PL freelance pelajar dan mahasiswi itu juga dibenarkan sejumlah pekerja dan pemilik tempat-tempat karaoke di Karawang.
Seorang pekerja salah satu tempat karaoke di Karawang yang namanya minta dirahasiakan mengatakan, untuk mendapatkan layanan mereka sangat mudah.
Dirinya tinggal menghubungi mucikarinya, kemudian mereka akan datang. Tak hanya melayani tamu di ruang karaoke, sebagian dari mereka juga ada yang bisa melayani tamu hingga ke kamar hotel.
"Hanya kalau untuk layanan ngamar di hotel itu tarifnya lain lagi, tergantung negonya," timpalnya.
Sementara itu, dari hasil penelusuran Sindonews berhasil menemui beberapa siswi sebuah SMK juga mahasiswi sebuah perguruan tinggi di Karawang, yang nyambi menjadi PL freelance.
Umumnya, mereka nekat nyemplung ke dunia malam lantaran desakan ekonomi dan kebutuhan. Selain itu, ada juga diantaranya yang hanya sekedar ingin bersenang-senang sembari dapat uang.
"Jika tidak nyambi seperti ini, mana mungkin saya bisa mencukupi kebutuhan saya dan membantu keluarga. Saya kan pengen hidup seperti orang lain, pakai ponsel bagus, pakaian bagus, dan bisa shooping," ujar perempuan berinisial D (17) seorang siswi sebuah SMK di Karawang yang nyambi jadi PL freelance.
Hal serupa juga diungkapkan perempuan berinisial Nk (19) mahasiswi sebuah perguruan tinggi di Karawang.
Kata dia, selain untuk membantu biaya kuliah dan kebutuhannya, profesi sampingannya itu dilakukan untuk memuaskan kebutuhan akan hiburan dirinya.
"Saya kan senang hiburan. Dari pada kita bayar, mending nyambi aja kayak gini. Kan juga bisa lebih untung, dapat uang," katanya.
Berdasarkan penelusuran, PL-PL yang masih berstatus pelajar dan mahasiswi itu umumnya tidak bekerja secara terikat pada salah satu tempat karaoke.
Mereka lebih memilih menjadi pekerja lepas, menjual jasa layanan "berpesta" di room karaoke, dengan tarif bervariatif antara Rp150 ribu - Rp200 ribu perjam. Pemesanan ordernya, ada yang melalui mucikari guchi (perempuan tomboy), bencong (lelaki gemulai) dan mami.
Selain memberikan pelayanan di room karaoke, dari para perempuan belia pemandu lagu freelance ini pun tak sedikit yang juga bisa memberikan pelayanan ekstra "ngamar" di hotel.
"Sudah menjadi rahasia umum keberadaan PL freelance pelajar dan mahasiswi di Karawang. Biasanya untuk mendapatkan jasa layanan mereka, saya suka menghubungi seorang guchi. Setelah itu, saya tinggal nunggu di room karaoke, mereka datang," ujar seorang tamu sebuah tempat karaoke di Karawang, yang namanya enggan dipublikasikan.
Keberadaan PL freelance pelajar dan mahasiswi itu juga dibenarkan sejumlah pekerja dan pemilik tempat-tempat karaoke di Karawang.
Seorang pekerja salah satu tempat karaoke di Karawang yang namanya minta dirahasiakan mengatakan, untuk mendapatkan layanan mereka sangat mudah.
Dirinya tinggal menghubungi mucikarinya, kemudian mereka akan datang. Tak hanya melayani tamu di ruang karaoke, sebagian dari mereka juga ada yang bisa melayani tamu hingga ke kamar hotel.
"Hanya kalau untuk layanan ngamar di hotel itu tarifnya lain lagi, tergantung negonya," timpalnya.
Sementara itu, dari hasil penelusuran Sindonews berhasil menemui beberapa siswi sebuah SMK juga mahasiswi sebuah perguruan tinggi di Karawang, yang nyambi menjadi PL freelance.
Umumnya, mereka nekat nyemplung ke dunia malam lantaran desakan ekonomi dan kebutuhan. Selain itu, ada juga diantaranya yang hanya sekedar ingin bersenang-senang sembari dapat uang.
"Jika tidak nyambi seperti ini, mana mungkin saya bisa mencukupi kebutuhan saya dan membantu keluarga. Saya kan pengen hidup seperti orang lain, pakai ponsel bagus, pakaian bagus, dan bisa shooping," ujar perempuan berinisial D (17) seorang siswi sebuah SMK di Karawang yang nyambi jadi PL freelance.
Hal serupa juga diungkapkan perempuan berinisial Nk (19) mahasiswi sebuah perguruan tinggi di Karawang.
Kata dia, selain untuk membantu biaya kuliah dan kebutuhannya, profesi sampingannya itu dilakukan untuk memuaskan kebutuhan akan hiburan dirinya.
"Saya kan senang hiburan. Dari pada kita bayar, mending nyambi aja kayak gini. Kan juga bisa lebih untung, dapat uang," katanya.
(sms)