Tolak BBM Naik, Mahasiswa Sweeping Gedung DPRD Majalengka
A
A
A
MAJALENGKA - Unjuk rasa menolak rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dilakukan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Majalengka di Gedung DPRD Majalengka, ricuh.
Kericuhan dipicu ketika mahasiswa meminta para anggota Dewan untuk menemui para demonstran, Kamis (6/11/2014). Namun, tidak ada satu pun anggota Dewan yang hadir karena sedang ada acara di luar kota. Karena merasa kecewa, mereka pun merangsek masuk ke Gedung DPRD Majalengka. Namun, polisi mengadang.
Aksi saling dorong tak bisa dihindarkan. Seorang mahasiswa berhasil lolos masuk ke gedung Dewan. Petugas mengejar, mahasiswa terjatuh dan terjadi adu jotos. Peristiwa itu menyulut kericuhan di antara mahasiswa dan aparat kepolisian. Beruntung aksi itu dapat dilerai.
Mahasiswa tetap meminta masuk karena tidak percaya wakil rakyat tidak berada di kantor. Mereka akan melakukan sweeping.
"Demi Allah, saya orang Islam, tidak berbohong. Tidak ada satu pun anggota Dewan saat ini. Mereka saat ini telah melaksanakan agenda kerja ke luar kota. Ada yang di Demak, Jakarta, Magelang, dan lain sebagainya," ujar Kabag Legislasi DPRD Majalengka Nasir Salmuni didampingi Kabag Umum DPRD Iman Firmansyah saat menemui para demonstan.
"Kami tidak percaya, Pak. Masak tidak ada satu pun para wakil rakyat yang hadir menemui kami untuk menyampaikan aspirasi. Kami tetap akan masuk, karena tidak ada bukti ada agenda ke luar kota," teriak salah seorang demonstran wanita.
Menanggapi hal itu, Kabag Umum Iman Firmansyah mempersilakan mahasiswa untuk menggeledah ruang anggota Dewan dengan syarat tidak membuat kerusakan.
"Silakan cari sendiri, tapi alat-alat aksi ditertibkan dan kami meminta agar tidak melakukan kerusakan fasilitas yang ada di dalam ruangan," tuturnya.
Kedua belah pihak pun menyepakati dan akhirnya para mahasiswa melakukan sweeping, memeriksa setiap ruangan fraksi di DPRD. Tapi, tak ada satu pun anggota Dewan dalam ruangan masing-masing.
Hal ini membuat mahasiswa semakin menghujat wakil rakyat yang duduk di DPRD Majalengka karena dinilai tidak peduli dengan nasib rakyat. Mahasiswa akhirnya hanya bisa menumpahkan kekesalan dengan mengecam sembari berteriak-teriak.
Ketua Umum GMNI Cabang Majalengka Andhika mengatakan pihaknya mengaku kecewa melihat tak ada seorang pun anggota Dewan yang bisa menemui para demonstran. Padahal, menurut dia, para anggota Dewan dipilih oleh rakyat dan harus bekerja memperjuangkan aspirasinya.
"Kami mendesak agar pemerintah membatalkan kenaikan BBM bersubsidi karena akan menyengsarakan rakyat dan dampaknya akan dirasakan seluruh lapisan masyarakat terutama warga miskin," ujar Andhika, seusai melakukan sweeping di Gedung DPRD Majalengka.
Seusai menggeledah Gedung DPRD Majalengka, para mahasiswa membubarkan diri dan mengancam kembali menggelar aksi unjuk rasa dengan massa yang lebih banyak lagi.
Kericuhan dipicu ketika mahasiswa meminta para anggota Dewan untuk menemui para demonstran, Kamis (6/11/2014). Namun, tidak ada satu pun anggota Dewan yang hadir karena sedang ada acara di luar kota. Karena merasa kecewa, mereka pun merangsek masuk ke Gedung DPRD Majalengka. Namun, polisi mengadang.
Aksi saling dorong tak bisa dihindarkan. Seorang mahasiswa berhasil lolos masuk ke gedung Dewan. Petugas mengejar, mahasiswa terjatuh dan terjadi adu jotos. Peristiwa itu menyulut kericuhan di antara mahasiswa dan aparat kepolisian. Beruntung aksi itu dapat dilerai.
Mahasiswa tetap meminta masuk karena tidak percaya wakil rakyat tidak berada di kantor. Mereka akan melakukan sweeping.
"Demi Allah, saya orang Islam, tidak berbohong. Tidak ada satu pun anggota Dewan saat ini. Mereka saat ini telah melaksanakan agenda kerja ke luar kota. Ada yang di Demak, Jakarta, Magelang, dan lain sebagainya," ujar Kabag Legislasi DPRD Majalengka Nasir Salmuni didampingi Kabag Umum DPRD Iman Firmansyah saat menemui para demonstan.
"Kami tidak percaya, Pak. Masak tidak ada satu pun para wakil rakyat yang hadir menemui kami untuk menyampaikan aspirasi. Kami tetap akan masuk, karena tidak ada bukti ada agenda ke luar kota," teriak salah seorang demonstran wanita.
Menanggapi hal itu, Kabag Umum Iman Firmansyah mempersilakan mahasiswa untuk menggeledah ruang anggota Dewan dengan syarat tidak membuat kerusakan.
"Silakan cari sendiri, tapi alat-alat aksi ditertibkan dan kami meminta agar tidak melakukan kerusakan fasilitas yang ada di dalam ruangan," tuturnya.
Kedua belah pihak pun menyepakati dan akhirnya para mahasiswa melakukan sweeping, memeriksa setiap ruangan fraksi di DPRD. Tapi, tak ada satu pun anggota Dewan dalam ruangan masing-masing.
Hal ini membuat mahasiswa semakin menghujat wakil rakyat yang duduk di DPRD Majalengka karena dinilai tidak peduli dengan nasib rakyat. Mahasiswa akhirnya hanya bisa menumpahkan kekesalan dengan mengecam sembari berteriak-teriak.
Ketua Umum GMNI Cabang Majalengka Andhika mengatakan pihaknya mengaku kecewa melihat tak ada seorang pun anggota Dewan yang bisa menemui para demonstran. Padahal, menurut dia, para anggota Dewan dipilih oleh rakyat dan harus bekerja memperjuangkan aspirasinya.
"Kami mendesak agar pemerintah membatalkan kenaikan BBM bersubsidi karena akan menyengsarakan rakyat dan dampaknya akan dirasakan seluruh lapisan masyarakat terutama warga miskin," ujar Andhika, seusai melakukan sweeping di Gedung DPRD Majalengka.
Seusai menggeledah Gedung DPRD Majalengka, para mahasiswa membubarkan diri dan mengancam kembali menggelar aksi unjuk rasa dengan massa yang lebih banyak lagi.
(zik)