Elpiji 3 Kilogram Tembus Rp20.000

Rabu, 05 November 2014 - 17:06 WIB
Elpiji 3 Kilogram Tembus Rp20.000
Elpiji 3 Kilogram Tembus Rp20.000
A A A
BANTUL - Masyarakat Bantul kesulitan mendapatkan elpiji ukuran 3 kilogram (kg). Imbasnya harga elpiji 3 kg menembus Rp20.000. Harga tersebut jauh dari harga eceran tertinggi yang ditetapkan oleh pemerintah melalui PT Pertamina senilai Rp15.000.

Sriyono, 45, pedagang soto di depan Gedung Parasamya mengatakan, Selasa (4/11) kemarin dia kesulitan mendapatkan tabung elpiji ukuran 3 kg untuk keperluan warungnya.

Dia sudah mencari dari tempatnya tinggal di Pijenan, Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak sampai Kota Bantul belum juga mendapatkan. Terakhir dia mendapatkan elpiji 3 kg di belakang Pasar Bantul, namun harganya sudah menembus Rp20.000. “Saya itu sudah mencari di lebih dari 10 warung, semuanya tidak ada. Akhirnya saya sampai Pasar Bantul baru dapat dengan harga sangat mahal, Rp20.000,” papar Sriyono, kemarin.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Riza Marzuki, warga Wonokromo, Pleret. Dia mengaku kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg. Selama dua hari dari Minggu (2/11) sampai Senin (3/11) kemarin dia berusaha mencari dari Terminal Giwangan sampai ke Pasar Imogiri, ternyata tidak satu pun yang menjualnya. Riza menuturkan, baik pengecer ataupun pangkalan mengaku kehabisan stok elpiji 3 kg karena alasan ada pengurangan dari agen.

Akibat kesulitan mencari elpii 3 kg tersebut dia bersama istrinya terpaksa tidak memasak dan hanya jajan di warung untuk sekadar makan. Dia berharap pemerintah memikirkan kesulitan warga mendapatkan elpiji 3 kg tersebut. “Kalau seperti ini terus masyarakatlah yang dirugikan,” ujarnya.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Bantul Sulistyanto mengakui jika ternyata elpiji ukuran 3 kg di wilayahnya langka. Dia sempat melakukan investigasi sendiri di beberapa wilayah dan diketahui jika masyarakat kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg. Pihak pangkalan yang dia sambangi juga mengaku kehabisan stok sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sampai saat ini, Sulis mengaku masih mencari penyebab kelangkaan tersebut karena berdasarkan keterangan dari PT Pertamina yang ia dapat, ternyata sama sekali tidak ada pengurangan. Kabupaten Bantul masih tetap mendapatkan pasokan setiap harinya sebanyak 23.000 tabung sesuai dengan alokasi semula. “Pertamina itu mengaku tidak ada pengurangan pasokan. Semua sudah sesuai jatah,” ungkapnya.

Sulis mengatakan, akan melakukan penyelidikan lebih lanjut penyebab kenaikan permintaan elpiji 3 kg tersebut. Karena dari berbagai pangkalan yang ia datangi, ternyata setiap pengiriman yang diterima pangkalan dari agen epiji 3 kg hanya bertahan sekitar dua hari. Padahal seharusnya, jatah pengiriman tersebut diperuntukkan untuk kebutuhan selama seminggu.

Sulis tidak menampik jika kelangkaan tersebut kemungkinan dipicu oleh ulah nakal oknum sopir agen yang menyetorkan ke pangkalan. Namun sampai saat ini, ia masih kesulitan mengungkap praktik haram tersebut.

“Pokoknya, kami mengimbau kepada masyarakat jika ada yang mencurigakan, segera laporkan ke Disperindagkop. Kami jamin kerahasiaannya dan tetap akan kami tindak lanjuti,” katanya. Oknum sopir nakal yang di duga menyelewengkan pengiriman elpiji ke pangkalan yang mau membayar lebih tinggi sempat mewarnai kelangkaan elpiji ini.

Erfanto linangkung
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9213 seconds (0.1#10.140)