Pamit Berangkat Kerja, Rahma 5 Hari Tak Kunjung Pulang
A
A
A
Tak pernah terbayang sedikit pun dalam benak Turipah, 40, dan Tabiin, 50, warga RT.11/4, Desa Samborejo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, akan kehilangan Rahma Risqia Amalia, anaknya.
Mulai Sabtu (1/11), jantungnya berdebar-debar menunggu kabar anak gadisnya yang baru berusia 14 tahun yang sudah lima hari tak pulang ke rumahnya. “Sejak Sabtu (1/11) malam tidak pulang. Siang itu pamitnya berangkat kerja. Dia kerja melipat daster di Dukuh Cokrah, dekat sini sekitar 2 km dari rumah,” kata Turipah, 40, saat ditemui KORAN SINDO di rumahnya. Saat pergi, anak keempat dari tujuh bersaudara itu mengenakan jumper ungu dan rok berwarna cokelat pramuka.
Anaknya ini baru bekerja sekitar tiga bulan terakhir. “Biasanya berangkat jam 08.00 WIB dan pulang 16.00 WIB. Lha hari itu berangkat jam 13.00 WIB. Karena curiga tidak kunjung pulang, malamnya saya cek ke tempat kerjanya. Tapi malah katanya tidak berangkat sejak pagi,” ungkapnya. Paman korban, Sakdun, 35, menambahkan, korban awalnya dikira lembur oleh pihak keluarga. Namun karena tak kunjung pulang, dia bersama ibu korban mengecek ke tempat kerja korban.
“Kami tunggu sampai jam sembilan kok tidak pulang. Kami kira ada lemburan. Akhirnya sekitar pukul 22.00 WIB kami susul ke tempat kerja, ternyata malah tidak masuk sejak pagi,” ujarnya. Bibi korban, Pujilah, 32, mengungkapkan, korban dikenal pendiam. Selain itu, korban juga jarang keluar rumah.
“Anaknya pendiam. Memang tidak tamat SD. Selama nganggur, paling cuma di rumah saja. Sepengetahuan pihak keluarga, Rahma juga tidak punya pacar. Dia (korban) juga tidak pernah cerita ke keluarga kalau punya pacar. Tapi Sabtu itu ada tetangga yang melihat dia (korban) dibonceng lelaki, tapi tidak ada yang kenal lelaki itu,” ungkapnya.
Pihak keluarga akhirnya melaporkan kasus itu ke Polsek Tirto kemarin sore. Kapolsek Tirto AKP Trismiyanto membenarkan pihaknya telah menerima laporan kehilangan tersebut pada Selasa (4/11) pukul 15.00. WIB “Ibu dan paman korban sudah melapor ke kami,” ujarnya Pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab menghilangnya gadis tersebut dari rumah. Trismiyanto akan mendalami kasus itu untuk mengetahui keberadaan gadis itu
“Informasi dari keluarganya, katanya ada tetangga yang melihat gadis ini (Rahma) pada hari Sabtu dibonceng seorang pria tak dikenal. Tapi informasi itu masih akan kami dalami,” ucapnya. Pihak Kapolsek Tirto juga akan menyebarkan foto-foto korban di sejumlah titik keramaian dan ke jajaran kepolisian lainnya. “Foto beserta ciri-ciri anak hilang ini akan kita sebar luaskan. Semoga bisa segera diketahui keberadaannya. Apabila ada masyarakat yang mengetahui keberadaan anak ini, kami harap segera menginformasikan ke kami,” katanya.
Ciri-ciri yang melekat di tubuh korban, yakni memiliki kulit sawo matang, tinggi badan sekitar 120 sentimeter, dan berambut lurus panjang sepinggang. Hingga saat ini polisi masih melakukan pendalaman kasus itu.
Prahayuda Febrianto
Kajen
Mulai Sabtu (1/11), jantungnya berdebar-debar menunggu kabar anak gadisnya yang baru berusia 14 tahun yang sudah lima hari tak pulang ke rumahnya. “Sejak Sabtu (1/11) malam tidak pulang. Siang itu pamitnya berangkat kerja. Dia kerja melipat daster di Dukuh Cokrah, dekat sini sekitar 2 km dari rumah,” kata Turipah, 40, saat ditemui KORAN SINDO di rumahnya. Saat pergi, anak keempat dari tujuh bersaudara itu mengenakan jumper ungu dan rok berwarna cokelat pramuka.
Anaknya ini baru bekerja sekitar tiga bulan terakhir. “Biasanya berangkat jam 08.00 WIB dan pulang 16.00 WIB. Lha hari itu berangkat jam 13.00 WIB. Karena curiga tidak kunjung pulang, malamnya saya cek ke tempat kerjanya. Tapi malah katanya tidak berangkat sejak pagi,” ungkapnya. Paman korban, Sakdun, 35, menambahkan, korban awalnya dikira lembur oleh pihak keluarga. Namun karena tak kunjung pulang, dia bersama ibu korban mengecek ke tempat kerja korban.
“Kami tunggu sampai jam sembilan kok tidak pulang. Kami kira ada lemburan. Akhirnya sekitar pukul 22.00 WIB kami susul ke tempat kerja, ternyata malah tidak masuk sejak pagi,” ujarnya. Bibi korban, Pujilah, 32, mengungkapkan, korban dikenal pendiam. Selain itu, korban juga jarang keluar rumah.
“Anaknya pendiam. Memang tidak tamat SD. Selama nganggur, paling cuma di rumah saja. Sepengetahuan pihak keluarga, Rahma juga tidak punya pacar. Dia (korban) juga tidak pernah cerita ke keluarga kalau punya pacar. Tapi Sabtu itu ada tetangga yang melihat dia (korban) dibonceng lelaki, tapi tidak ada yang kenal lelaki itu,” ungkapnya.
Pihak keluarga akhirnya melaporkan kasus itu ke Polsek Tirto kemarin sore. Kapolsek Tirto AKP Trismiyanto membenarkan pihaknya telah menerima laporan kehilangan tersebut pada Selasa (4/11) pukul 15.00. WIB “Ibu dan paman korban sudah melapor ke kami,” ujarnya Pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab menghilangnya gadis tersebut dari rumah. Trismiyanto akan mendalami kasus itu untuk mengetahui keberadaan gadis itu
“Informasi dari keluarganya, katanya ada tetangga yang melihat gadis ini (Rahma) pada hari Sabtu dibonceng seorang pria tak dikenal. Tapi informasi itu masih akan kami dalami,” ucapnya. Pihak Kapolsek Tirto juga akan menyebarkan foto-foto korban di sejumlah titik keramaian dan ke jajaran kepolisian lainnya. “Foto beserta ciri-ciri anak hilang ini akan kita sebar luaskan. Semoga bisa segera diketahui keberadaannya. Apabila ada masyarakat yang mengetahui keberadaan anak ini, kami harap segera menginformasikan ke kami,” katanya.
Ciri-ciri yang melekat di tubuh korban, yakni memiliki kulit sawo matang, tinggi badan sekitar 120 sentimeter, dan berambut lurus panjang sepinggang. Hingga saat ini polisi masih melakukan pendalaman kasus itu.
Prahayuda Febrianto
Kajen
(ars)