Penderita Tumor Usus dan Gizi Buruk di Padang Butuh Bantuan
A
A
A
PADANG - Vevi Eriana, bocah miskin berusia 11 tahun, di Padang, Sumatera Barat, menderita tumor usus, dan gizi buruk. Kini, bocah itu masih menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) M Jamil Padang.
Selama dua bulan dirawat di RS M Jamil Padang, bocah ini hidup dengan biaya sumbangan dari pasien rumah sakit lainnya. Hingga kini, bocah tersebut masih terbaring lemas dengan berat badan 13 kilogram.
Bocah yang terlahir dari keluarga miskin, di Lubuk Bento, Muko-muko, Provinsi Bengkulu, itu kini terbaring di ruang perawatan gizi, bangsal anak, RS M Jamil, Kota Padang.
Orangtua Vevi yang bekerja sebagai buruh tani kelapa sawit, tak bisa mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Selama ini, untuk makan sehari-hari, mereka sangat sulit.
Lusi, ibunda Vevi, hanya bisa meneteskan air mata dan menangis melihat kondisi anaknya yang semakin memprihatinkan.
"Ya, beginilah nasib salah satu anak bangsa yang tinggal di daerah pinggiran yang selama ini tak tersentuh oleh program-program pemerintah, yang selama ini digadang-gadang peduli akan rakyat kecil," ujar Lusi, ibunda Vevi, Selasa (4/11/2014).
Pihak dokter mendiagnosa Vevi mengidap gizi buruk, dan tumor usus, karena kurangnya asupan gizi sejak balita. Akibat penyakit yang dideritanya, Vevi tidak bisa berdiri dan berjalan.
Vevi diharuskan menjalani perawatan khusus untuk meningkatkan gizinya dan operasi pengangkatan tumor pada ususnya. Namun semua itu terkendala dengan biaya. Hanya tangan Tuhan sajalah yang bisa meringankan beban bocah ini.
Sementara Jamkesda yang di milikinya untuk berobat, tak cukup untuk menjamin pengobatannya hingga pulih. Jangankan untuk berobat, untuk makan sehari-hari saja keluarga petani ini harus mati-matian bekerja di ladang orang.
Selama dua bulan dirawat di RS M Jamil Padang, bocah ini hidup dengan biaya sumbangan dari pasien rumah sakit lainnya. Hingga kini, bocah tersebut masih terbaring lemas dengan berat badan 13 kilogram.
Bocah yang terlahir dari keluarga miskin, di Lubuk Bento, Muko-muko, Provinsi Bengkulu, itu kini terbaring di ruang perawatan gizi, bangsal anak, RS M Jamil, Kota Padang.
Orangtua Vevi yang bekerja sebagai buruh tani kelapa sawit, tak bisa mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Selama ini, untuk makan sehari-hari, mereka sangat sulit.
Lusi, ibunda Vevi, hanya bisa meneteskan air mata dan menangis melihat kondisi anaknya yang semakin memprihatinkan.
"Ya, beginilah nasib salah satu anak bangsa yang tinggal di daerah pinggiran yang selama ini tak tersentuh oleh program-program pemerintah, yang selama ini digadang-gadang peduli akan rakyat kecil," ujar Lusi, ibunda Vevi, Selasa (4/11/2014).
Pihak dokter mendiagnosa Vevi mengidap gizi buruk, dan tumor usus, karena kurangnya asupan gizi sejak balita. Akibat penyakit yang dideritanya, Vevi tidak bisa berdiri dan berjalan.
Vevi diharuskan menjalani perawatan khusus untuk meningkatkan gizinya dan operasi pengangkatan tumor pada ususnya. Namun semua itu terkendala dengan biaya. Hanya tangan Tuhan sajalah yang bisa meringankan beban bocah ini.
Sementara Jamkesda yang di milikinya untuk berobat, tak cukup untuk menjamin pengobatannya hingga pulih. Jangankan untuk berobat, untuk makan sehari-hari saja keluarga petani ini harus mati-matian bekerja di ladang orang.
(san)