Kronologi Tiga Kuli Proyek Hotel Tewas Tertimbun Tanah
A
A
A
YOGYAKARTA - Proyek pembangunan hotel berlantai delapan yang berlokasi di Jalan Urip Sumoharjo, Demangan, Gondokusuman, Yogyakarta, memakan korban. Tiga kulinya tewas. Bagaimana kronologinya?
Informasi yang dihimpun menyebutkan, peristiwa nahas tersebut terjadi Senin (3/11/2014) sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu seluruh pekerja proyek akan membangun fondasi basement hotel. Sebagian pekerja menyiapkan besi untuk rangka tiang cakar ayam, sedangkan ketiga korban berada di dalam lubang galian calon lokasi fondasi cakar ayam sedalam kurang lebih empat meter.
Tanpa diduga, tanah di sekitar lubang galian fondasi itu ambles dan longsor. Ketiga korban tidak sempat menyelamatkan diri, langsung tertimbun tanah.
Proses evakuasi cukup memakan waktu karena keterbatasan alat evakuasi. Sekitar 30 menit, ketiga korban berhasil ditemukan dan diangkat dari lokasi reruntuhan. Mereka adalah Kharis (40), warga Demak, Jawa Tengah; Muhamad Kodri (40), warga Jombor, Salatiga, Jawa Tengah; dan Sholeh (41), waga Brankas, Demak, Jawa Tengah. Jenazah ketiga korban dibawa ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta untuk kepentingan autopsi.
Salah satu saksi mata yang juga pekerja dalam proyek tersebut, Wardi (47) menyebutkan, rekan kerjanya itu sebelum kejadian tengah menggali tanah untuk bangunan basement.
"Tiba-tiba tanah ambles dan langsung menimbun mereka," kata pekerja asal Blora itu yang saat kejadian tengah mengangkut besi untuk calon rangka tiang cakar ayam.
Diungkapkannya, kejadian tersebut berlangsung sangat cepat. Ketiga korban tewas yang baru bekerja sekitar sepekan di proyek pembangunan hotel tersebut tidak bisa menyelamatkan diri dan langsung tertimbun longsoran tanah setinggi hampir satu meter. "Pekerja lain langsung mencoba menyelamatkan korban," imbuhnya.
Seorang pekerja lainnya, Muladi (32), juga tidak menyangka proyek pembangunan hotel yang telah berjalan sejak tiga bulan yang lalu itu akan berujung duka. "Kami tak tahu penyebab tanah ambles apa."
Pascakejadian, aparat kepolisian yang tiba di lokasi langsung menutup areal proyek memakai police line. Pantauan di lokasi kejadian, tidak terlihat satu pun papan nama perusahaan atau kontraktor mana yang mengerjakan proyek tersebut.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, peristiwa nahas tersebut terjadi Senin (3/11/2014) sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu seluruh pekerja proyek akan membangun fondasi basement hotel. Sebagian pekerja menyiapkan besi untuk rangka tiang cakar ayam, sedangkan ketiga korban berada di dalam lubang galian calon lokasi fondasi cakar ayam sedalam kurang lebih empat meter.
Tanpa diduga, tanah di sekitar lubang galian fondasi itu ambles dan longsor. Ketiga korban tidak sempat menyelamatkan diri, langsung tertimbun tanah.
Proses evakuasi cukup memakan waktu karena keterbatasan alat evakuasi. Sekitar 30 menit, ketiga korban berhasil ditemukan dan diangkat dari lokasi reruntuhan. Mereka adalah Kharis (40), warga Demak, Jawa Tengah; Muhamad Kodri (40), warga Jombor, Salatiga, Jawa Tengah; dan Sholeh (41), waga Brankas, Demak, Jawa Tengah. Jenazah ketiga korban dibawa ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta untuk kepentingan autopsi.
Salah satu saksi mata yang juga pekerja dalam proyek tersebut, Wardi (47) menyebutkan, rekan kerjanya itu sebelum kejadian tengah menggali tanah untuk bangunan basement.
"Tiba-tiba tanah ambles dan langsung menimbun mereka," kata pekerja asal Blora itu yang saat kejadian tengah mengangkut besi untuk calon rangka tiang cakar ayam.
Diungkapkannya, kejadian tersebut berlangsung sangat cepat. Ketiga korban tewas yang baru bekerja sekitar sepekan di proyek pembangunan hotel tersebut tidak bisa menyelamatkan diri dan langsung tertimbun longsoran tanah setinggi hampir satu meter. "Pekerja lain langsung mencoba menyelamatkan korban," imbuhnya.
Seorang pekerja lainnya, Muladi (32), juga tidak menyangka proyek pembangunan hotel yang telah berjalan sejak tiga bulan yang lalu itu akan berujung duka. "Kami tak tahu penyebab tanah ambles apa."
Pascakejadian, aparat kepolisian yang tiba di lokasi langsung menutup areal proyek memakai police line. Pantauan di lokasi kejadian, tidak terlihat satu pun papan nama perusahaan atau kontraktor mana yang mengerjakan proyek tersebut.
(zik)