Kanit Reskrim Berlagak Koboi
A
A
A
PANGKALAN BALAI - Tindak brutal ala ‘koboi’ yang dilakukan oknum polisi kembali terjadi. Aksi terakhir, diduga dilakukan Bripka Md, Kanit Reskrim Polsek Pangkalan Balai, di depan Terminal Betung pukul 11.00 WIB, kemarin.
Dengan bertelanjang dada, bintara itu menembaki Huzer, 45 war ga Perumnas Griya Mulya, Kecamatan Betung yang kebetulan melintas di tempat kejadian perkara (TKP). Akibatnya, korban menderita luka tembak di paha kiri dan harus dirawat di RS Myria Palembang setelah sebelumnya sempat dilarikan ke Puskesmas Betung dan RSUD Banyuasin.
Menurut keterangan saksi mata, Har, kejadian berawal keti ka ok - num polisi tersebut menge mudikan mobil Avanza hitam bernomor polisi BK 111 F dari arah Pangkalan Balai menuju Be tung dengan kecepatan tinggi. Saat tiba di depan Terminal Betung, mobil yang dikendarainya tiba-tiba memotong lajur berla wanan dan menabrak sepeda mo tor yang dikendarai Dewi Apriadi, 25, wargaDesaTaja Mulya, Keca matan Betung, hingga terpental.
Mobil Bripka Md juga masuk ke selokan. Sesaat setelah kejadian itu, melintaslah korban Huzer yang mengendarai motor temannya dan berencana ke bengkel dekat tem pat kejadian perkara untuk memeriksa motornya yang tengah diperbaiki. Tiba-tiba Bripka Md keluar dari mobilnya langsung menembak Huzer hingga korban terjatuh dari motornya.
Tidak cukup sampai di situ, Bripka Md kembali mendekati korban dan hendak melepaskan tembakan keduanya. Sontak korban yang ketakutan langsung meminta ampun dan menanya - kan kesalahannya.
“Setelah minta ampun, orang berpistol itu tidak jadi menembak untuk kedua kali. Tak lama ke - mudian, ada mobil yang datang menjemput orang berpistol itu dan langsung membawanya pergi ke arah Sekayu. Kami duga orang itu polisi karena saat keluar mobil, dia pakai pistol di pinggangnya, tapi kondisinya tidak pakai baju seperti orang habis mabuk gitu,” beber Har. Usai ditinggalkan oknum polisi itu, warga yang berada di lokasi kejadian langsung menolong Huzer dan membawanya ke Puskes mas Betung.
Tapi, lantaran proyektilnya masih nyangkut di daging paha, Huzer dirujuk ke RSUD Banyuasin dan kemudian dibawa ke RS Myria Palembang. Keluarga korban meminta oknum polisi tersebut untuk ditindak dan dihukum seberat mungkin karena melukai anggota keluarga mereka. “Kalau dia ini (Huzer) maling atau rampok, tembak mati saja kami ikhlas. Tapi, ini tidak ada salah apa-apa. Cuma le wat langsung ditembak. Bahkan, kalau dia tidak mengelak bisa mati kena tembak adik saya ini. Kami minta kasus ini diselidiki sam pai tuntas dan pelakunya di tindak tegas,” kata Samsudin, ka kak korban saat ditemui di RS Myria.
Selain Huzer, korban lainnya, Dewi Apriadi juga harus mendapat kan perawatan di Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas Betung, karena mengalami patah tulang iga dan luka lecet di kepala akibat ditabrak Bripka Md. Saat ditemui, Dewi menyatakan, saat peristiwa terjadi dia mengendarai Honda GL Pro BG 5654 JY, berencana hendak pulang setelah berkunjung ke salah satu kerabatnya. Sialnya, saat tiba di lokasi kejadian, tiba-tiba dari arah berlawanan muncul Avanza hitam Bripka Md.
“Saya terkejut karena mobil itu ngebutngambil jalur saya. Saya sempat menepi, tapi tetap saja ditabrak hingga saya terpental. Saya lihat mobil itu juga masuk ke selokan, tapi setelah itu saya tidak tahu apa-apa lagi dan saat sadar sudah ada di Puskesmas,” jelasnya. Kapolsek Betung AKP Sodri Jurai mi mengaku, telah menge - ta h ui adanya peristiwa penembakan tersebut. Dia menyatakan Brip ka Md, si pelaku penembakan sudah diamankan di Mapolres Banyuasin.
“Saya sekarang (kemarin) berada di Rumah Sakit Myria untuk melihat korban,” ujarnya singkat. Kapolres Banyuasin AKBP Julihan Muntaha berjanji akan bertindak profesional dan transparan dalam menyelidiki serta menyelesaikan kasus penembakan terhadap warga sipil yang melibatkan anggotanya. Dia juga mem benarkan, anggota yang melakukan penembakan, yakni Brip - ka Md. “Saya pastikan polisi akan transparan dan tidak ada yang ditutupi. Kalau anggota saya salah, tentu akan ditindak sesuai hukum yang berlaku,” tegas Julihan.
Kapolres juga berjanji akan menanggung sepenuhnya biaya pengobatan korban penembakan oknum polisi itu sampai sembuh. Dari informasi yang diperolehnya, anggotanya itu sempat me - ngalami kecelakaan lalu lintas karena menabrak salah satu pengendara motor.
Dia menduga, anak buahnya panik hingga melepaskan tembakan. “Untuk sementara, penembakan diduga dilatarbelakangi ke panikan, karena dia (pelaku) takut dihakimi warga setelah menabrak pengendara motor. Tapi yang jelas, setiap kesalahan anggota akan ditindak sesuai hukum yang berlaku, sedangkan untuk biaya korban akan ditanggung sepenuhnya Polres Banyuasin,” pungkasnya.
Koordinator Independent Police Watch (IPW) Sumsel Sofhuan Yusfiansyah mengutuk keras aksi koboi dari aparat kepolisian yang menembak warga tanpa alasan yang jelas. Menurut Sofhuan yang dihubungi KORAN SINDO PALEMBANG tadi malam, tindakan tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar kepoli sian. “Itu bertentangan dengan prinsip dasar kepolisian dan polisi harusnya sebagai pengayom dan pelindung masyarakat,” kata Sofhuan.
Dia meminta agar aparat yang melakukan tindakan tersebut ditindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku. Selain itu, ICW Sumsel meminta agar Kapolda Sumsel yang baru dapat melakukan penertiban terhadap para anggota kepolisian yang ti - dak cocok mendapat titipan senjata dari negara.
“Kapolda Sumsel yang baru hendaknya segera melakukan penertiban dan kon - solidasi internal untuk bisa membe rikan pencerahan dan penguat an kepada institusi kepoli - sian Sumsel ini, supaya tidak terjadi lagi hal-hal seperti aksi koboi tersebut,” kata dia.
Yopie cipta raharja/ Muhammad uzair
Dengan bertelanjang dada, bintara itu menembaki Huzer, 45 war ga Perumnas Griya Mulya, Kecamatan Betung yang kebetulan melintas di tempat kejadian perkara (TKP). Akibatnya, korban menderita luka tembak di paha kiri dan harus dirawat di RS Myria Palembang setelah sebelumnya sempat dilarikan ke Puskesmas Betung dan RSUD Banyuasin.
Menurut keterangan saksi mata, Har, kejadian berawal keti ka ok - num polisi tersebut menge mudikan mobil Avanza hitam bernomor polisi BK 111 F dari arah Pangkalan Balai menuju Be tung dengan kecepatan tinggi. Saat tiba di depan Terminal Betung, mobil yang dikendarainya tiba-tiba memotong lajur berla wanan dan menabrak sepeda mo tor yang dikendarai Dewi Apriadi, 25, wargaDesaTaja Mulya, Keca matan Betung, hingga terpental.
Mobil Bripka Md juga masuk ke selokan. Sesaat setelah kejadian itu, melintaslah korban Huzer yang mengendarai motor temannya dan berencana ke bengkel dekat tem pat kejadian perkara untuk memeriksa motornya yang tengah diperbaiki. Tiba-tiba Bripka Md keluar dari mobilnya langsung menembak Huzer hingga korban terjatuh dari motornya.
Tidak cukup sampai di situ, Bripka Md kembali mendekati korban dan hendak melepaskan tembakan keduanya. Sontak korban yang ketakutan langsung meminta ampun dan menanya - kan kesalahannya.
“Setelah minta ampun, orang berpistol itu tidak jadi menembak untuk kedua kali. Tak lama ke - mudian, ada mobil yang datang menjemput orang berpistol itu dan langsung membawanya pergi ke arah Sekayu. Kami duga orang itu polisi karena saat keluar mobil, dia pakai pistol di pinggangnya, tapi kondisinya tidak pakai baju seperti orang habis mabuk gitu,” beber Har. Usai ditinggalkan oknum polisi itu, warga yang berada di lokasi kejadian langsung menolong Huzer dan membawanya ke Puskes mas Betung.
Tapi, lantaran proyektilnya masih nyangkut di daging paha, Huzer dirujuk ke RSUD Banyuasin dan kemudian dibawa ke RS Myria Palembang. Keluarga korban meminta oknum polisi tersebut untuk ditindak dan dihukum seberat mungkin karena melukai anggota keluarga mereka. “Kalau dia ini (Huzer) maling atau rampok, tembak mati saja kami ikhlas. Tapi, ini tidak ada salah apa-apa. Cuma le wat langsung ditembak. Bahkan, kalau dia tidak mengelak bisa mati kena tembak adik saya ini. Kami minta kasus ini diselidiki sam pai tuntas dan pelakunya di tindak tegas,” kata Samsudin, ka kak korban saat ditemui di RS Myria.
Selain Huzer, korban lainnya, Dewi Apriadi juga harus mendapat kan perawatan di Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas Betung, karena mengalami patah tulang iga dan luka lecet di kepala akibat ditabrak Bripka Md. Saat ditemui, Dewi menyatakan, saat peristiwa terjadi dia mengendarai Honda GL Pro BG 5654 JY, berencana hendak pulang setelah berkunjung ke salah satu kerabatnya. Sialnya, saat tiba di lokasi kejadian, tiba-tiba dari arah berlawanan muncul Avanza hitam Bripka Md.
“Saya terkejut karena mobil itu ngebutngambil jalur saya. Saya sempat menepi, tapi tetap saja ditabrak hingga saya terpental. Saya lihat mobil itu juga masuk ke selokan, tapi setelah itu saya tidak tahu apa-apa lagi dan saat sadar sudah ada di Puskesmas,” jelasnya. Kapolsek Betung AKP Sodri Jurai mi mengaku, telah menge - ta h ui adanya peristiwa penembakan tersebut. Dia menyatakan Brip ka Md, si pelaku penembakan sudah diamankan di Mapolres Banyuasin.
“Saya sekarang (kemarin) berada di Rumah Sakit Myria untuk melihat korban,” ujarnya singkat. Kapolres Banyuasin AKBP Julihan Muntaha berjanji akan bertindak profesional dan transparan dalam menyelidiki serta menyelesaikan kasus penembakan terhadap warga sipil yang melibatkan anggotanya. Dia juga mem benarkan, anggota yang melakukan penembakan, yakni Brip - ka Md. “Saya pastikan polisi akan transparan dan tidak ada yang ditutupi. Kalau anggota saya salah, tentu akan ditindak sesuai hukum yang berlaku,” tegas Julihan.
Kapolres juga berjanji akan menanggung sepenuhnya biaya pengobatan korban penembakan oknum polisi itu sampai sembuh. Dari informasi yang diperolehnya, anggotanya itu sempat me - ngalami kecelakaan lalu lintas karena menabrak salah satu pengendara motor.
Dia menduga, anak buahnya panik hingga melepaskan tembakan. “Untuk sementara, penembakan diduga dilatarbelakangi ke panikan, karena dia (pelaku) takut dihakimi warga setelah menabrak pengendara motor. Tapi yang jelas, setiap kesalahan anggota akan ditindak sesuai hukum yang berlaku, sedangkan untuk biaya korban akan ditanggung sepenuhnya Polres Banyuasin,” pungkasnya.
Koordinator Independent Police Watch (IPW) Sumsel Sofhuan Yusfiansyah mengutuk keras aksi koboi dari aparat kepolisian yang menembak warga tanpa alasan yang jelas. Menurut Sofhuan yang dihubungi KORAN SINDO PALEMBANG tadi malam, tindakan tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar kepoli sian. “Itu bertentangan dengan prinsip dasar kepolisian dan polisi harusnya sebagai pengayom dan pelindung masyarakat,” kata Sofhuan.
Dia meminta agar aparat yang melakukan tindakan tersebut ditindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku. Selain itu, ICW Sumsel meminta agar Kapolda Sumsel yang baru dapat melakukan penertiban terhadap para anggota kepolisian yang ti - dak cocok mendapat titipan senjata dari negara.
“Kapolda Sumsel yang baru hendaknya segera melakukan penertiban dan kon - solidasi internal untuk bisa membe rikan pencerahan dan penguat an kepada institusi kepoli - sian Sumsel ini, supaya tidak terjadi lagi hal-hal seperti aksi koboi tersebut,” kata dia.
Yopie cipta raharja/ Muhammad uzair
(ars)