Polisi Identifikasi Tengkorak Wanita di Gunung Ciremai
A
A
A
KUNINGAN - Polisi akan mengidentifikasi tengkorak wanita yang ditemukan di lereng Gunung Ciremai. Proses identifikasi akan melibatkan dokter forensik dari Polres Kuningan.
Menurut Kapolres Kuningan AKBP Joni Iskandar, pihaknya kesulitan mengidentifikasi
mengingat kondisi korban yang sudah tinggal tengkorak dan tak bisa lagi dikenali. Polisi hanya mendapatkan sedikit data sehingga pemeriksaan lebih lanjut akan dilakukan melalui autopsi dokter forensik di Cirebon.
"Yang pasti mayat tersebut berjenis kelamin perempuan tanpa identitas mengenakan baju daster warna biru corak bunga putih. Mengenai usia, ciri-ciri fisik dan penyebab kematiannya belum bisa kami simpulkan karena kondisi mayat yang sudah rusak dan butuh penanganan tim dokter forensik di Cirebon," ujar Kapolres Kuningan, di lokasi TKP, Sabtu 1 November 2014.
Melihat kondisi mayat yang sudah rusak dan hanya tinggal tulang belulang, Joni menduga, korban meninggal lebih dari dua minggu.
Namun dia memastikan, mayat wanita tersebut bukan merupakan warga dari Desa Setianegara karena tak ada satu pun yang merasa kehilangan salah satu anggota keluarganya.
"Kemungkinan korban dari luar Setianegara karena tak ada yang mengaku kehilangan anggota keluarga. Namun bagi masyarakat luas yang merasa kehilangan anggota keluarga berjenis kelamin wanita dengan ciri-ciri mengenakan baju daster berwarna biru bisa menghubungi kami untuk memastikan langsung," ungkap Joni.
Sebelumnya warga Desa Setianegara, Kecamatan Cilimus, dihebohkan dengan temuan mayat seorang wanita dengan kondisi sudah tinggal tulang belulang di tengah hutan lereng Gunung Ciremai, Sabtu 1 November 2014.
Berdasarkan informasi dihimpun di lokasi kejadian, tengkorak wanita tersebut ditemukan pertama kali oleh Edi Junaedi, warga setempat yang tengah mencari rumput di kawasan TNGC Blok Kiara, Desa Setianegara, pada hari Jumat pagi 31 Oktober.
Namun karena takut dan lokasinya yang cukup jauh dari pemukiman warga, informasi tersebut baru dilaporkan ke pihak Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) yang langsung diteruskan ke Mapolres Kuningan pada Jumat malam sekitar pukul 19.30 WIB.
Oleh karena itu, proses identifikasi dan evakuasi pun baru dilakukan pada hari Sabtu pagi dipimpin langsung oleh Kapolres Kuningan AKBP Joni Iskandar.
Mayat wanita tersebut ditemukan dalam kondisi telentang dengan kondisi tubuh sudah membusuk dan hitam bahkan pada bagian kepala hanya tinggal tengkorak saja.
Sedangkan tubuhnya masih terbalut daster berwarna biru corak bunga yang sudah menempel dengan tulang.
Lokasi penemuan mayat yang cukup jauh dan terjal di tengah hutan yang berjarak sekitar 5 km dari pemukiman warga, membuat proses evakuasi cukup sulit.
Untuk mencapai TKP, tim identifikasi harus melalui jalan setapak yang licin dan berbatu dengan petunjuk sejumlah warga setempat.
Setelah dilakukan olah TKP hampir 1 jam, mayat wanita tanpa identitas tersebut kemudian dibawa untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Menurut Kapolres Kuningan AKBP Joni Iskandar, pihaknya kesulitan mengidentifikasi
mengingat kondisi korban yang sudah tinggal tengkorak dan tak bisa lagi dikenali. Polisi hanya mendapatkan sedikit data sehingga pemeriksaan lebih lanjut akan dilakukan melalui autopsi dokter forensik di Cirebon.
"Yang pasti mayat tersebut berjenis kelamin perempuan tanpa identitas mengenakan baju daster warna biru corak bunga putih. Mengenai usia, ciri-ciri fisik dan penyebab kematiannya belum bisa kami simpulkan karena kondisi mayat yang sudah rusak dan butuh penanganan tim dokter forensik di Cirebon," ujar Kapolres Kuningan, di lokasi TKP, Sabtu 1 November 2014.
Melihat kondisi mayat yang sudah rusak dan hanya tinggal tulang belulang, Joni menduga, korban meninggal lebih dari dua minggu.
Namun dia memastikan, mayat wanita tersebut bukan merupakan warga dari Desa Setianegara karena tak ada satu pun yang merasa kehilangan salah satu anggota keluarganya.
"Kemungkinan korban dari luar Setianegara karena tak ada yang mengaku kehilangan anggota keluarga. Namun bagi masyarakat luas yang merasa kehilangan anggota keluarga berjenis kelamin wanita dengan ciri-ciri mengenakan baju daster berwarna biru bisa menghubungi kami untuk memastikan langsung," ungkap Joni.
Sebelumnya warga Desa Setianegara, Kecamatan Cilimus, dihebohkan dengan temuan mayat seorang wanita dengan kondisi sudah tinggal tulang belulang di tengah hutan lereng Gunung Ciremai, Sabtu 1 November 2014.
Berdasarkan informasi dihimpun di lokasi kejadian, tengkorak wanita tersebut ditemukan pertama kali oleh Edi Junaedi, warga setempat yang tengah mencari rumput di kawasan TNGC Blok Kiara, Desa Setianegara, pada hari Jumat pagi 31 Oktober.
Namun karena takut dan lokasinya yang cukup jauh dari pemukiman warga, informasi tersebut baru dilaporkan ke pihak Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) yang langsung diteruskan ke Mapolres Kuningan pada Jumat malam sekitar pukul 19.30 WIB.
Oleh karena itu, proses identifikasi dan evakuasi pun baru dilakukan pada hari Sabtu pagi dipimpin langsung oleh Kapolres Kuningan AKBP Joni Iskandar.
Mayat wanita tersebut ditemukan dalam kondisi telentang dengan kondisi tubuh sudah membusuk dan hitam bahkan pada bagian kepala hanya tinggal tengkorak saja.
Sedangkan tubuhnya masih terbalut daster berwarna biru corak bunga yang sudah menempel dengan tulang.
Lokasi penemuan mayat yang cukup jauh dan terjal di tengah hutan yang berjarak sekitar 5 km dari pemukiman warga, membuat proses evakuasi cukup sulit.
Untuk mencapai TKP, tim identifikasi harus melalui jalan setapak yang licin dan berbatu dengan petunjuk sejumlah warga setempat.
Setelah dilakukan olah TKP hampir 1 jam, mayat wanita tanpa identitas tersebut kemudian dibawa untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
(sms)