104 Siswa SD Belajar di Kandang Kerbau

Sabtu, 01 November 2014 - 14:36 WIB
104 Siswa SD Belajar...
104 Siswa SD Belajar di Kandang Kerbau
A A A
SUKABUMI - Selama 20 tahun, 104 siswa sekolah dasar negeri (SDN) Cibeas, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, harus belajar di dalam bangunan sekolah yang lebih menyerupai sebuah kandang kerbau.

Para siswa harus belajar di ruangan yang dinding serta rang ka bangunannya terbuat dari material kayu dan bambu. Bangunan itu merupakan hasil dari gotong royong masyarakat setempat. Tidak hanya bahan ba ngunan saja, lahan yang digunakan untuk mendirikan sekolah berstatus negeri ini pun merupakan wakaf dari salah seorang tokoh Kampung Cibeas.

Keperihatinan bukan hanya terjadi dari segi material bangunan saja, tetapi juga ke tersediaan ruang kelas.

Karena keterbatasan bangunan, seluruh sisw ada risemuating katan kelas harus belajar didalam ruangan yang sama tanpa pembatasan ruangan. Akibatnya kegiatan belajar mengajar tidak berjalan secara optimal karena kerap diwarnai kegaduhan suara ratusan siswa.

Keterbatasan sarana belajar berupa kursi dan meja mengakibatkan siswa harus belajar berdesak desakan,yakni satu meja belajar dimanfaatkan oleh empat orang siswa. Tidakhanya itu,atap bangunan yang hanya ditutupi oleh lembaran seng yang kondisinya sudah usang pun menjadi gangguan lainnya saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Saat didera hujan deras, seluruh ruang kelas dihinggapi kebocoran hingga akhirnya menyebabkan banjir. Siswa terpaksa harus melepaskan sepatu saat belajar. Begitu juga sebaliknya pada saat musim kemarau, tidak jarang siswa harus terkena polusi debu yang berasal dari lingkungan sekitar.

Salah seorang pengajar SDN Ciebas Imas Masanah mengaku,upaya pengajuan permohonan bantuan dana pembangunan ruang kelas baru sudah berulang kali dilakukan sejak 2001 silam. Namun hingga kini hal tersebut tidak kunjung mendapatkan respons dari pihak pemerintah daerah.

“Meskipun kondisi bangunan sekolah sangat memprihatinkan,namun kami maupun warga setempat memanfaatkannya secara maksimal untuk kebutuhan pendidikan.Di pagi hari bangunan ini digunakan untuk sekolah dasar dan menjelang sore dimanfaatkan warga sebagai sekolah agama,”beber Imas.

Sementara itu, salah seorang siswa Yesica mengaku, tetap belajar secara maksimal meski kondisi sekolahnya tidak layak. Dia menyebutkan, belajar diruangan tersebut memiliki kendala utama yakni suara gaduh dari siswa kelas lain yang belajar dalam satu ruangan secara bersama-sama.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi Maman Abdurahman mengatakan, pemerintah daerah belum bisa memberikan bantuan untuk pembangunan ruang kelas baru.Keterbatasan anggaran menjadi penyebab utamanya. Namun,katadia, Pemkab Sukabumi merencanakan alokasi anggaran untuk pembangunan ruang kelas baru tahun depan. “

Dimungkin akan tahun depan pembangunan baru bisa dilaksanakan.Direncanakan akan dibangun tiga ruang kelas baru,”tuturnya.

Toni kamajaya
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5398 seconds (0.1#10.140)