10 Unit Bus Beroperasi di Koridor III

Sabtu, 01 November 2014 - 14:24 WIB
10 Unit Bus Beroperasi...
10 Unit Bus Beroperasi di Koridor III
A A A
SEMARANG - Pelan tapi pasti Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terus menambah koridor bus rapid transit (BRT) Trans Semarang.

Hari ini pemkot akan mengoperasikan 10 unit bus yang melayani koridor III dengan rute memutar dari Pelabuhan Tanjung Emas-Jalan Sultan Agung. Koridor III melengkapi jalur trayek bus Trans Semarang yang sudah ada, yakni Koridor I (Mangkang-Penggaron), koridor II (Terboyo-Sisemut, Ungaran), dan koridor IV (Cangkiran- Bandara Ahmad Yani-Stasiun Tawang).

Meski beroperasi hari ini, peresmian koridor III Trans Semarang baru akan dilakukan oleh Wali Kota Hendrar Prihadi pada Rabu (5/11) mendatang. Kepala Badan Layanan Umum (BLU) BRT Trans Semarang Bambang Kuntarso mengungkapkan, jumlah bus yang disiapkan untuk koridor III ada 12 unit. Dari jumlah itu, 10 siap operasi dan 2 sisanya siap guna operasi atau cadangan.

“Soft opening koridor III besok (hari ini), 10 bus seluruhnya akan langsung beroperasi di rute yang telah ditentukan. Selama dua hari tarif penumpang gratis, sebagai ajang pengenalan atau promosi,” ucapnya kemarin. Seluruh bus yang beroperasi di koridor III disediakan oleh pemenang lelang dengan nilai total investasi sekitar Rp2 miliar. Rute koridor III sepanjang 56 kilometer dengan 53 shelter. Terdiri atas 23 shelterpermanen bantuan dari Pemprov Jateng dan 20 shelter dibangun sendiri oleh pemkot.

“Pemkot membangun shelter yang dalam jenis portable. Sebenarnya koridor III butuh 56 shelter karena kita membangunnya di setiap jarak (interval) 1 kilometer. Tapi yang 3 shelter permanen lagi akan dibangun menyusul,” ujar Bambang. Idealnya shelter dibangun di setiap interval 600–800 meter. Namun karena kesulitan menentukan lokasi, yang ditetapkan hanya 56 shelter. Jumlah itu dinilai sudah mencukupi untuk jarak tempuh BRT sepanjang 56 kilometer.

“Kita kesulitan mencari titik lokasi karena biasanya pemilik bangunan atau lahan di belakang sheltermerasa keberatan meskipun sebenarnya shelter dibangun masih di lahan milik pemerintah,” ungkapnya. Bus yang akan beroperasi di koridor III sama dengan koridor II dan IV, yakni berukuran sedang dan berwarna merah. Bus ini berkapasitas 20 penumpang duduk dan 22 penumpang berdiri. Tarif layanan bus juga sama, Rp1.000 untuk pelajar dan Rp3.500 untuk umum. Saat pengoperasian awal okupansi penumpang ditargetkan bisa mencapai 12% dari total kapasitas.

“Selain itu, untuk pengoperasian koridor III juga sudah kita siapkan 80 tenaga untuk petugas driver, kru bus, penjaga shelter, dan petugas keamanan,” katanya. Untuk tiket elektronik (eticket), belum bisa diberlakukan di koridor III karena masih tahap persiapan. Belajar dari kendala pengoperasian di koridor lainnya, e-ticketdi koridor III ini akan dibuat portable dengan tanggung jawab petugas e-ticket di dalam BRT. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Semarang Agus Harmunanto menambahkan, 2015 lalu pihaknya berencana meluncurkan dua koridor lagi.

Total nantinya di Kota Semarang akan ada sebanyak 8 koridor. Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Wiwin Subiyono berharap pemkot tidak hanya meluncurkan BRT koridor III, tapi juga kekurangan dari delapan koridor yang mesti dibangun. Penambahan koridor BRT bertujuan menekan pertumbuhan kendaraan pribadi yang sangat pesat. Legislator Fraksi Demokrat ini juga meminta pemkot menyelesaikan pembangunan shelteryang masih kurang.

Kelayakan shelter juga harus diperhatikan agar nyaman digunakan masyarakat. “Program e-ticketjuga harus dikelola lebih, karena sejak diluncurkan sepertinya belum sepenuhnya berjalan lancar,” katanya.

M abduh
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1140 seconds (0.1#10.140)