Jokowi: Relokasi Harus Dimulai

Kamis, 30 Oktober 2014 - 14:30 WIB
Jokowi: Relokasi Harus Dimulai
Jokowi: Relokasi Harus Dimulai
A A A
KABANJAHE - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan relokasi untuk pengungsi erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, harus dilaksanakan. Pekerjaan relokasi harus dimulai dalam tiga hari ini.

“Memang selama ini masih ada masalah perizinan dari menteri kehutanan. Tapi, saya sudah telepon langsung menterinya tadi (kemarin). Jadi, soal izin sudah rampung,” katanya saat meninjau pengungsi di Posko Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Pendopo Kantor Bupati Karo, Jalan Veteran, Kabanjahe, Kabupaten Karo, kemarin.

Menurut Jokowi, izin dari Kementerian Kehutanan yang menjadi kendala selama ini akan rampung dalam dua hari ke depan sehingga pembangunan sudah harus dilaksanakan. Begitu izin diterimanya, maka dia memerintahkan Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) I Bukit Barisan (BB) langsung mengerjakan jalan sepanjang 6,5 kilometer menuju permukiman warga yang baru.

Pemerintah sudah menghitung biaya yang diperlukan pembangunan ini. Untuk akses jalan ke lokasi relokasi dibutuhkan sekitar Rp11,5 miliar. Sementara untuk pembangunan rumah akan digelontorkan dana Rp80 miliar sehingga total membutuhkan dana Rp91,5 miliar untuk pembangunan jalan dan rumah itu.

“Sekarang dana untuk pembangunan jalan Rp11,5 miliar sudah kita berikan ke Pangdam (I/BB Mayjen TNI Winston P Simanjuntak.) Untuk pembangunan rumah itu, nanti akan dikirim lagi,” katanya.

Selain relokasi, Presiden RI ketujuh ini juga memberikan bantuan langsung kepada pengungsi sebesar Rp500.000 per kepala keluarga (KK). Mereka juga diberikan Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Indonesia Pintar.

“Akan tetapi, kebutuhan yang mendesak itu sekarang relokasi dan sudah diputuskan. Relokasi ini juga Pak Bupati sudah OK, Pak Gubernur OK, menteri OK, (pembangunan) jalan sudah OK. Jadi untuk pembangunan jalan, tiga hari ini sudah dimulai,” kata Jokowi.

Soal status bencana Gunung Sinabung, pemerintah juga sedang mengkaji apakah layak dinaikkan menjadi status bencana nasional. Karena bencana tersebut sudah terjadi selama setahun lebih. Namun menurut presiden, sekarang ini yang penting bukan masalah status, tapi bagaimana pemerintah bisa bekerja cepat dan memberi solusi kepada masyarakat.

Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho mengatakan, bencana Gunung Sinabung ini statusnya masih daerah. Karena Pemkab Karo sebagai penanggulangan utamanya dan Pemprov Sumut akan terus membantu. “Karena surat izin menteri kehutanan sudah rampung dan anggaran sudah disiapkan, maka kita berharap pembangunannya akan lebih cepat,” katanya.

Pantauan KORAN SINDO MEDAN, Presiden Jokowi disambut antusias ribuan masyarakat Kabupaten Karo. Warga berteriak memanggil nama Jokowi begitu sampai di Kabanjahe. Histeria ribuan warga yang sudahmenunggu sejakpagi didepanposkopengungsianitupecah ketika Jokowi tiba sekitar pukul 12.30 WIB. Jadwal Jokowi tiba di lokasi pengungsian memang telat. Dari jadwal yang ditentukan, seharusnya mantan Wali Kota Solo itu tiba pada pukul 10.55 WIB. “Pak Jokowi, berhentilah dulu,” teriak ribuan warga yang memadati jalan di depan posko pengungsian tersebut.

Jokowi pun melambaikan tangan kepada ribuan warga yang menunggunya dan langsung masuk ke posko pengungsian yang juga merupakan Rumah Dinas Bupati Karo.

Tiba di depan pendopo, Jokowi langsung disambut Pelaksana tugas (Plt) Bupati Karo Terkelin Brahmana. Bupati pengganti Kena Ukur Surbakti ini pun langsung memakaikan Jokowi bekabuluk (pakaian adat khas Karo).

Seusai menggelar rapat tertutup sekitar 20 menit dengan para pejabat di Sumut, Jokowi dan rombongan langsung meninjau lokasi pengungsian di Gedung KNPI di Jalan Pahlawan, Kabanjahe. Di lokasi ini, Jokowi langsung menemui pengungsi dan berdialog.

Tak sedikit pengungsi yang langsung menangis mengadukan nasib mereka kepada mantan Wali Kota Solo itu. “Tolonglah kami, Pak Jokowi. Kami sudah tidak punya apa-apa dan tidak bisa berbuat apa-apa. Kami sudah berbulan-bulan di pengungsian ini,” kata Try Sutria Tarigan, pengungsi asal Desa Sigarang- garang.

Jokowi pun berjanji akan memenuhi permintaan para pengungsi tersebut. Di pengungsian ini, Jokowi memberikan bantuan Rp119 juta untuk dibagikan kepada pengungsi semua. “Bantuan ini akan dibagikan sebanyak Rp500 ribu per KK. Nanti ketua posko yang membagi ya,” katanya.

Sekitar 30 menit di pengungsian ini, Jokowi kembali melanjutkan ke lokasi pengungsian Universitas Karo (UKA). Di sini, Jokowi juga tanya jawab dengan pengungsi dan memberikan bantuan yang sama. Ribuan pengungsi di lokasi ini berebut bersalaman dengan Jokowi.

Setelah memantau lokasi pengungsian di UKA, Jokowi dan rombongan kembali ke Rumah Dinas Bupati untuk makan siang. Setelah itu, dilanjutkan ke lokasi pengungsian di Kota Cane, Kabanjahe. Setelah berbincang dengan pengungsi, Jokowi memberikan bantuan.

Jokowi kemudian memantau aktivitas Gunung Sinabung dari Desa Guru Kinayan, Kabanjahe. Di desa ini, Jokowi sempat bercengkerama dengan warga. Setelah itu, sekitar pukul 18.00 WIB, Jokowi dan rombongan pun bertolak ke Medan kembali ke Jakarta.

Menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi, Kepala BNPB Syamsul Maarif langsung memimpin rapat koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait, Pemkab Karo, Pemprov Sumut, dan TNI.

Hasilnya, BNPB menyiapkan anggaran pembangunan 370 rumah. Gubernur Sumut dan Bupati Karo ditunjuk sebagai penanggung jawab pelaksanaan pembangunan rumah dan relokasi. TNI segera membangun jalan sepanjang 3,8 kilometer dan lebar 12 meter dengan menggunakan dana on call BNPB sebesar Rp10 miliar lewat program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD). Kementerian/ lembaga akan membantu pembangunan sarana prasarana di lahan relokasi sesuai tugas pokok dan fungsinya.

BNPB berharap agar Pemkab Karo dan Pemprov Sumut tidak mengandalkan seluruh bantuan dari pusat, tetapi mengalokasikan anggaran untuk menangani korban erupsi Gunung Sinabung.

Ditempat terpisah, Ketua Komisi A DPRD Sumut Toni Togatorop berharap kedatangan Presiden Jokowi dapat mempercepat relokasi lahan dan permukiman korban erupsi Gunung Sinabung dan menjadikan sebagai bencana nasional. “Memang benar kunjungan resmi perdana presiden yang memilih ke Sinabung telah membawa kebahagiaan dan harapan baru bagi korban pengungsi yang merasa mendapat keistimewaan. Tapi, mereka akan tetap menangis menahan kepedihan jika tidak ada solusi,” ujarnya kepada wartawan di Gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, kemarin.

Menteri di Kabinet Kerja Jokowi-JK bersama gubernur dan Pemkab Karo harus jemput bola demi percepatan relokasi lahan dan korban. Karena badan penanggulangan bencana, baik pusat maupun daerah, belum maksimal mengakomodasi hasrat masyarakat agar bisa ditanggulangi. “Kita menyayangkan pemerintah masih lambat dalam melakukan tindakan. Sudah setahun berlalu namun tetap tidak ada kepastian relokasi,” ujarnya.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumut Budiman Nadapdap menambahkan, momen kehadiran Presiden Jokowi dimanfaatkan warga Karo melalui stakeholder yang ada sehingga masyarakat, khususnya pengungsi, terlepas dari beban yang selama ini buntu. “Selama pengungsian, ada beban Pemkab Karo berupa dana bantuan perbaikan untuk kehidupan sehari- hari,” ungkapnya.

Sekadar diketahui, Gunung Sinabung merupakan gunung berapi di Kabupaten Karo dengan ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut (mdpl). Gunung Sinabung tidak pernah meletus ratusan tahun sejak 1600, kemudian meletus kembali pada 29 Agustus 2010. Setelah itu, Gunung Sinabung meletus pada September 2010. Selanjutnya, sejak September 2013, Sinabung berulang-ulang meletus hingga saat ini. Selain erupsi, guguran awan panas juga berulang kali terjadi.

Sejak September 2013 itu, ribuan orang mengungsi. Sebagian diantaranya kini sudah pulang ke rumahnya masing-masing. Data yang dilansir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pengungsi akibat dampak erupsi Gunung Sinabung berjumlah 1.018 KK terdiri atas 3.284 jiwa. Mereka kini ditempatkan di 12 titik pengungsian dari sebelumnya 16 titik.

Mereka merupakan warga Desa Sukameriah, Berastepu, Gamber, Bekerah, dan Simacem, yang berada di radius 5 kilometer dari kawah Gunung Sinabung. BNPB sudah merekomendasikan agar warga dari kelima desa ini segera direlokasi. Letusan Sinabung juga sempat mengambil korban jiwa. Pada Sabtu 1 Februari 2014 sekitar pukul 10.30 WIB, awan panas menyapu Desa Sukameriah, Kecamatan Payung, yang menewaskan 17 orang.

Panggabean Hasibuan/ M Rinaldi Khair/ Kadri Boy Tarigan
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6737 seconds (0.1#10.140)