PSIS dan PSS Dicoret dari Divisi Utama

Rabu, 29 Oktober 2014 - 14:58 WIB
PSIS dan PSS Dicoret dari Divisi Utama
PSIS dan PSS Dicoret dari Divisi Utama
A A A
JAKARTA - Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan vonis kepada PSS Sleman dan PSIS Semarang tadi malam. Kedua tim tersebut didiskualifikasi dari Divisi Utama Liga Indonesia dan tak bisa melakukan banding.

“Karena ini mencederai sepak bola, maka tidak ada alasan tidak mengambil putusan. Untuk menegakkan sepak bola Indonesia, Maka Komdis memutuskan mendiskualifikasi keduanya,” ujar Ketua Komdis PSSI Hinca Panjaitan di Jakarta tadi malam.

Dengan begitu, langkah kedua tim tersebut berhenti. “Dikeluarkan dari kompetisi. Mereka tidak bisa bermain di semifinal atau final dan naik ke ISL (Indonesia Super League),” imbuh Hinca.

Seperti diberitakan, laga PSS kontra PSIS di Stadion Akademi Angkatan Udara, Berbah, Sleman, Minggu (26/10), berujung kemenangan bagi tuan rumah 3-2.

Anehnya, semua gol yang tercipta merupakan hasil bunuh diri. Tiga gol PSS sumbangan Komaedi (membuat dua gol bunuh diri) dan Fadli Manan. Sementara itu, gol PSIS dilesakkan pemain PSS Hermawan Putra Jati dan Agus Setiawan.

PSIS maupun PSS sepantasnya meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia lantaran mempertontonkan sepak bola gajah. Hinca menegaskan baik PSIS maupun PSS melanggar statuta FIFA dan PSSI. “Dalam kode etik, ini merupakan persekongkolan,” tegas Hinca.

Bahkan, seluruh yang terkait dalam aksi melakukan ini bakal mendapatkan sanksi berat. Para pelaku gol bunuh diri, yakni Komaedi, Fadli Manan, Hermawan Putra Jati, dan Agus Setiawan, terancam dihukum larangan bermain seumur hidup di kancah sepak bola Indonesia.

Hinca menambahkan, Komdis PSSI masih akan melakukan investigasi kasus tersebut. Keterangan yang dihimpun dari pemain, ofisial, pengurus, pelaksanaan pertandingan (panpel), juga wasit pertandingan dianggap belum cukup. Sebab, masih ada hal-hal lain yang perlu diperdalam untuk mengungkap bagaimana sepak bola gajah ini bisa terjadi.

Namun dia tidak menampik kasus ini terindikasi pengaturan skor atau match fixing. Akan tetapi dia tidak ingin menyimpulkan karena penyelidikan belum tuntas sehingga Komdis hanya bisa menyatakan pertandingan ini telah mencederai sepak bola Indonesia.

“Tapi, jika nanti didapati pada laga tersebut ada uangnya, berarti hal itu (match fixing). Sampai saat ini, kita hanya bisa menyimpulkan ini persekongkolan. Jadi, kami hanya butuh waktu untuk investigasi. Setidaknya dua minggu dari sekarang akan kami putuskan,” ucap Hinca.

PSIS dan PSS yang sama-sama mengantongi poin 11 itu disinyalir berupaya menghindari kemenangan agar tidak bertemu Pusamania Borneo FC yang disebut- sebut sebagai tim “kuat”. Tim berjuluk Pesut Etam itu di klasemen akhir babak delapan besar bercokol di peringkat 2 Grup P dan akan bertemu dengan peringkat 1 Grup N.

Laga Persis Lawan Bontang FC Diulang

Hasil sidang Komdis PSSI juga memutuskan wasit pemimpin pertandingan PSS kontra PSIS dibebastugaskan hingga waktu yang belum ditentukan. Poin lainnya, memberhentikan sementara kompetisi divisi utama paling lama dua minggu. Lalu, menunda laga Borneo FC versus Persis Solo. Nantinya laga ini akan dilangsungkan di tempat netral. Persis Solo tak bertanding karena merasa terancam selama di Samarinda. Hal itu dikatakan Hinca sesuai dengan keterangan dari tim Mahesa Jenar–julukan PSIS Semarang– dari para pemain, pelatih, dan ofisial.

“Dengan begitu, Komdis menunda pertandingan laga final untuk melakukan investigasi supaya clear dari masalah ini. Kita ingin melakukannya secara tuntas karena ini menyangkut promosi ke ISL,” kata Hinca.

Poin sidang Komdis lainnya adalah pertandingan PSGC melawan Persiwa Wamena juga akan dilaksanakan sembari melakukan investigasi kasus walk out.

Kalangan suporter PSIS Panser Biru dan Snex kecewa dengan keputusan Komdis PSSI yang mendiskualifikasi tim kebanggan mereka. Ketua Panser Biru Mario Baskoro menyatakan, suporter tidak menyangka sanksi komdis akan seberat itu."Kecewa mas. Serasa dada sesak. Saya belum bisa komentar banyak dulu," kata Mario semalam.

“Tetep semangat kawan Pegang erat sesama suporter psis semarang Buktikan kepada rival Kita kuat Kita mampu mendukung tim tercinta dalam kondisi apapun.. Slamat kita akan bertemu beberapa RIVAL .. Gud bay ISL... (Iluh q ra kuat tenan)” tulis unityrezpek cweet panser girl dalam statusnya yang diunggah di facebook.

”Saat ini Pengen banget rasanya kumpul bareng dg smua suporter di jatidiri. Bersama smua pemain n tim official psis... Berdoa sejenak lalu bernyanyi bersama” dg sekeras”nya, Usaha kalian,dan euforia kami terhenti oleh sebuah kekonyolan.perjuangan kalian ttp perjuangan berarti di mata kami. KEBANGGAAN tetaplah kebanggaan Tidak bisa dibeli dg apapun... Pray for #DU,” tulis suporter Panser Biru yang diunggah lewat media sosial.

Beberkan Bukti

Persis Solo membeberkan sejumlah bukti penyerangan ketika akan melakoni uji lapangan di Stadion Segiri, Samarinda, Sabtu (25/10). Bukti-bukti tersebut disampaikan perwakilan tim berjuluk Laskar Sambernyawa saat menjalani sidang Komisi Disiplin (Komdis) di Sekretariat PSSI, tadi malam.

Dalam sidang yang dipimpin Ketua Komdis PSSI Hinca Pandjaitan, Persis membawa serta laporan kronologis penyerangan, foto-foto, dan saksi-saksi. “Jadi kami menceritakan lebih detail bagaimana penyerangan suporter terjadi, termasuk kesaksian Mas Pipit (asisten pelatih Persis Pipit F Yulianto) yang terkena serpihan kaca,” ungkap Sekretaris Manajer Persis Sapto Joko Purwadi, kemarin.

Tak hanya mereka, ikut juga dalam sidang Komdis adalah kapten Nnana Onana, Direktur Teknik Hong Widodo, dan Manajer Persis Totok Supriyanto, sebagai saksi. Dalam proses sidang kemarin, kelimanya membuat surat pernyataan dengan menjelaskan alasan enggan bertanding dalam laga pamungkas delapan besar Grup P Divisi Utama itu.

Surat pernyataan juga diberikan oleh seluruh pemain dan pelatih yang diboyong ke Samarinda. Surat bertanda tangan serta bermaterai itu dikirimkan ke Komdis melalui surat elektronik, kemarin malam. “Karena keselamatan seluruh ofisial dan pemain benar-benar terancam sehingga menjadi dasar kami enggan bertanding melawan Borneo FC. Kami memang berharap ada laga ulangan,” kata Sapto.

Sementara sebelumnya, manajemen dan panitia pelaksana (panpel) Kota Solo menggelar pertemuan tertutup dengan security officer atau bidang keamanan PSSI Nugroho Setiawan di Hotel Agas, Senin (27/10) malam. Pertemuan itu berkaitan kerusuhan saat Persis menjamu Martapura FC di Stadion Manahan, Rabu (22/10).

Pihak PSSI mengadakan investigasi dengan mempelajari bukti kerusuhan berupa foto maupun data serta ditemukannya telepon seluler milik wasit cadangan, Budi Hatyono, yang diberikan panpel tuan rumah.

Raikhul Amar/ Ahmad Antoni/ Andik Sismanto
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6828 seconds (0.1#10.140)