Kemarau Panjang, Pemkab Morowali Salat Minta Hujan
A
A
A
MOROWALI - Pemerintah Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar salat minta hujan, menyusul musim kemarau berkepanjangan dalam lima bulan terakhir yang berdampak pada kekeringan areal persawahan warga di lima kecamatan.
Kegiatan salat minta hujan itu, di antaranya dihadiri Bupati Morowali Anwar Hafid, Pimpinan SKPD, Pegawai Negeri Sipil (PNS), serta tokoh agama dan masyarakat sekitar.
"Setidaknya ada 80 persen areal persawahan yang tersebar di Kecamatan Bahodopi, Bungku Timur, Bungku Tengah, Bungku Barat, dan Kecamatan Witaponda yang telah kekeringan dan terancam gagal panen," katanya, Rabu (29/10/2014).
Ditambahkan dia, sisa daerah lainnya masih bisa tertolong dengan menggunakan saluran irigasi teknis yang persediaannya airnya pun semakin menipis.
"Nyaris tidak ada solusi untuk menolong areal pertanian yang kekeringan, bahkan dengan upaya pompanisasi yang dilakukan petani tidak berarti banyak, karena sumber air yang memang sudah kering," jelasnya.
Dia memastikan, dampak dari kekeringan yang sudah berlangsung lima bulan terakhir itu, menyebabkan 80 persen areal persawahan di Morowali gagal panen, termasuk kegagalan tanaman padi yang baru tumbuh.
Kegiatan salat minta hujan itu, di antaranya dihadiri Bupati Morowali Anwar Hafid, Pimpinan SKPD, Pegawai Negeri Sipil (PNS), serta tokoh agama dan masyarakat sekitar.
"Setidaknya ada 80 persen areal persawahan yang tersebar di Kecamatan Bahodopi, Bungku Timur, Bungku Tengah, Bungku Barat, dan Kecamatan Witaponda yang telah kekeringan dan terancam gagal panen," katanya, Rabu (29/10/2014).
Ditambahkan dia, sisa daerah lainnya masih bisa tertolong dengan menggunakan saluran irigasi teknis yang persediaannya airnya pun semakin menipis.
"Nyaris tidak ada solusi untuk menolong areal pertanian yang kekeringan, bahkan dengan upaya pompanisasi yang dilakukan petani tidak berarti banyak, karena sumber air yang memang sudah kering," jelasnya.
Dia memastikan, dampak dari kekeringan yang sudah berlangsung lima bulan terakhir itu, menyebabkan 80 persen areal persawahan di Morowali gagal panen, termasuk kegagalan tanaman padi yang baru tumbuh.
(san)