Enam Siswa Jadi Korban Kekerasan Guru saat Camping
A
A
A
SUKABUMI - Enam orang siswa SMP Muhammadiyah III di Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, diduga menjadi korban tindak kekerasan yang dilakukan oleh seorang guru pada saat digelarnya kegiatan camping yang berlangsung pada akhir pekan silam.
Sejumlah siswa mengaku ditendang dan dipukul pada bagian wajahnya, bahkan sebagian siswa lainnya mengalami luka lebam pada bagian punggung akibat dipukul menggunakan kayu.
Akibat kejadian tersebut siswa mengalami trauma sehingga terpaksa harus didampingi orang tuanya saat hendak masuk sekolah, Senin pagi (27/10/2014).
Kondisi itu memicu para orang tua untuk melaporkan tindak kekerasan yang telah dilakukan oleh guru berinisial DN ke polsek setempat.
Sejauh ini kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan berupa pengumpulan data dan keterangan dari siswa maupun pihak sekolah.
Desi Amelia (30) salah satu orang tua siswa mengaku sempat terkejut ketika anaknya menolak untuk masuk sekolah karena merasa takut akibat telah diperlakukan kasar oleh gurunya.
“Acara camping berlangsung selama tiga malam. Anehnya untuk kegiatan itu saya sebagai orang tua siswa tidak mendapatkan pemberitahuan. Tiba-tiba saja sepulang dari kegiatan tersebut, anak saya takut untuk masuk sekolah karena sudah diperlakukan kasar oleh gurunya,” beber Desi Amelia kepada wartawan.
Farel (14) salah seorang siswa kelas 2, menuturkan sebelum melakukan aksi kekerasan, guru berinisial DN terlebih dahulu memanggil para siswa laki-laki yang mengikuti kegiatan camping berjumlah 47 orang untuk berkumpul dan membentuk formasi lingkaran.
Saat itulah satu persatu siswa ditendang dan dipukul.
“Semua siswa laki-laki dikumpulkan karena adanya laporan kehilangan handphone milik penjaga villa. Sambil dipukul dan ditendang pada bagian kaki, kami disuruh mengaku siapa yang telah mengambil hanphone itu,” ujar Farel.
Berbeda dengan Ragil. Siswa kelas 3 ini mengaku telah dipukul oleh DN dengan menggunakan sebatang kayu pada bagian punggungnya.
Akibat perlakuan itu, Ragil dan beberapa temannya masih merasakan kesakitan di bagian belakang tubuhnya.
Guru Bimbingan Konseling (BK) SMP Muhammadiyah III, Eli Nuraeni mengatakan akan segera melakukan mediasi antara orang tua siswa dengan guru berinisial DN.
Diuraikannya, pada saat kegiatan camping berlangsung terdapat sejumlah siswa laki-laki datang mengujungi villa yang terletak tidak jauh dari lokasi acara camping. Saat itulah, penjaga villa mengaku kehilangan handphone.
“Setelah ditelusuri oleh guru pembina, ternyata handphone itu ditemukan di dekat tumpukan tas siswa, tersimpan di bawah baju. Terlepas dari itu semua kami akan memediasi permasalahan kekerasan ini. Untuk sementara guru yang bersangkutan sudah menemui beberapa orang tua siswa,” bebernya.
Sementara itu Kapolsek Kadidampit Ipda Maulana Arief menegaskan proses penyelidikan tengah dilakukan.
Hasilnya sudah terdapat tiga orang penanggungjawab kegiatan camping untuk dimintai keterangannya, termasuk para siswa yang sudah menjadi korban kekerasan.
“Kalau unsurnya sudah terbukti, maka kasus ini akan kami limpahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sukabumi Kota," jelasnya.
Sejumlah siswa mengaku ditendang dan dipukul pada bagian wajahnya, bahkan sebagian siswa lainnya mengalami luka lebam pada bagian punggung akibat dipukul menggunakan kayu.
Akibat kejadian tersebut siswa mengalami trauma sehingga terpaksa harus didampingi orang tuanya saat hendak masuk sekolah, Senin pagi (27/10/2014).
Kondisi itu memicu para orang tua untuk melaporkan tindak kekerasan yang telah dilakukan oleh guru berinisial DN ke polsek setempat.
Sejauh ini kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan berupa pengumpulan data dan keterangan dari siswa maupun pihak sekolah.
Desi Amelia (30) salah satu orang tua siswa mengaku sempat terkejut ketika anaknya menolak untuk masuk sekolah karena merasa takut akibat telah diperlakukan kasar oleh gurunya.
“Acara camping berlangsung selama tiga malam. Anehnya untuk kegiatan itu saya sebagai orang tua siswa tidak mendapatkan pemberitahuan. Tiba-tiba saja sepulang dari kegiatan tersebut, anak saya takut untuk masuk sekolah karena sudah diperlakukan kasar oleh gurunya,” beber Desi Amelia kepada wartawan.
Farel (14) salah seorang siswa kelas 2, menuturkan sebelum melakukan aksi kekerasan, guru berinisial DN terlebih dahulu memanggil para siswa laki-laki yang mengikuti kegiatan camping berjumlah 47 orang untuk berkumpul dan membentuk formasi lingkaran.
Saat itulah satu persatu siswa ditendang dan dipukul.
“Semua siswa laki-laki dikumpulkan karena adanya laporan kehilangan handphone milik penjaga villa. Sambil dipukul dan ditendang pada bagian kaki, kami disuruh mengaku siapa yang telah mengambil hanphone itu,” ujar Farel.
Berbeda dengan Ragil. Siswa kelas 3 ini mengaku telah dipukul oleh DN dengan menggunakan sebatang kayu pada bagian punggungnya.
Akibat perlakuan itu, Ragil dan beberapa temannya masih merasakan kesakitan di bagian belakang tubuhnya.
Guru Bimbingan Konseling (BK) SMP Muhammadiyah III, Eli Nuraeni mengatakan akan segera melakukan mediasi antara orang tua siswa dengan guru berinisial DN.
Diuraikannya, pada saat kegiatan camping berlangsung terdapat sejumlah siswa laki-laki datang mengujungi villa yang terletak tidak jauh dari lokasi acara camping. Saat itulah, penjaga villa mengaku kehilangan handphone.
“Setelah ditelusuri oleh guru pembina, ternyata handphone itu ditemukan di dekat tumpukan tas siswa, tersimpan di bawah baju. Terlepas dari itu semua kami akan memediasi permasalahan kekerasan ini. Untuk sementara guru yang bersangkutan sudah menemui beberapa orang tua siswa,” bebernya.
Sementara itu Kapolsek Kadidampit Ipda Maulana Arief menegaskan proses penyelidikan tengah dilakukan.
Hasilnya sudah terdapat tiga orang penanggungjawab kegiatan camping untuk dimintai keterangannya, termasuk para siswa yang sudah menjadi korban kekerasan.
“Kalau unsurnya sudah terbukti, maka kasus ini akan kami limpahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sukabumi Kota," jelasnya.
(sms)