Tahun Baru Jadi Momen Introspeksi
A
A
A
MEDAN - Belasan ribu umat Islam di Kota Medan menghadiri acara zikir, doa, dan mendengarkan tausiah agama di Lapangan Merdeka Medan, Sabtu (25/10), yang digelar untuk memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharam 1436 Hijriah.
Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Alquran yang dibawakan Jaffar Hasibuan, salah satu qori internasional dari Kota Medan. Selanjutnya, diteruskan dengan zikir dan doa oleh Ustaz Tuah Sirait.
Wali Kota Medan Dzulmi Eldin dalam sambutannya mengungkapkan, momentum Tahun Baru Hijriah ini diharapkan bisa mendorong umat Islam untuk terus mengintrospeksi diri. Selain itu, melakukan perubahanperubahan dan memberikan harapan yang baru untuk lebih baik lagi. “Mari kita isi tahun ini dengan kebaikan dan di tahun berikutnya guna menyongsong Medan yang lebih baik dan sejahtera. Karier yang baik dan terus meningkat. Dan terpenting, tetap dalam ridho Allah SWT sehingga Medan lebih baik, aman, nyaman, lebih cerah, dan kondusif,” katanya.
Pemko Medan terus berupaya menjadikan Kota Medan sebagai kota yang religius dengan meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana ibadah sebagai pilar-pilar keagamaan. Upaya ini perlu mendapatkan dukungan dari masyarakat Kota Medan. Dia juga mengingatkan, sebagai masyarakat mayoritas di Kota Medan, umat Islam diharapkan dapat mengayomi, menghormati, dan memberikan kemudahan bagi umat agama lain untuk mendirikan tempat beribadah dan melaksanakan ibadah, tanpa mencampuri dan tanpa mengkritisi.
“Dengan terus meningkatkan rasa saling percaya dan terus tumbuh berkembang melalui keagamaan maka pembangunan Kota Medan semakin cepat berlangsung,” tandas Dzulmi Eldin. Ustaz Wijayanto dari Jakarta dalam tausiahnya mengungkapkan, hal yang paling penting dalam Tahun Baru Hijriah ini adalah hijrah atau pindah atau juga berpaling. Inti dari hidup adalah gerak. Dia mencontohkan udara digerakkan agar manusia merasa nyaman. Air digerakkan agar berubah rasa. Bumi juga bergerak. Apabila tidak bergerak maka manusia berkelimpungan. “Intinya adalah semua gerak. Bergerak menuju yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Ke depannya, setiap waktu harus ada amal dan bermanfaat,” ujarnya.
Islam merupakan jalan untuk bergerak ke lebih baik lagi. Untuk itu, umat Islam harus bergerak lebih maju lagi dari saat ini sehingga di tahun berikutnya harus lebih baik lagi. “Tahun baru ini dihitung saat Rasulullah berhijrah dengan para sahabat, bukan dihitung saat dia lahir atau menerima wahyu pertama. Artinya, hijriah adalah berpindah. Berpindah, bukan hanya tempat, tapi juga kehidupan. Kehidupan menjadi lebih baik dan maju dari sebelumnya,” kata Wijayanto.
Bergerak ke arah yang lebih baik lagi dinilai sangat penting, terutama di saat masih hidup. Kehidupan sangat mahal harganya. Apabila sudah mati, manusia tidak ada harganya lagi. Untuk itu, semasa hidup manusia harus mengisinya dengan kehidupan yang bermanfaat. Apabila tidak, sama saja dengan orang mati. Dia mengajak umat Islam banyak berzikir dan istigfar karena hal ini bermanfaat untuk menenteramkan hati.
“Untuk itu, banyaklah meminta ampun dan berdoa kepada Allah SWT. Apabila salah, minta maaf, minta ampun, begitu seterusnya. Begitu juga di dalam keluarga. Karier sehebat apa pun, kalau keluarga berantakan, tidak akan ada manfaat sama sekali. Sebab, surga di dunia itu ada di rumah,” kata Wijayanto.
Reza shahab
Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Alquran yang dibawakan Jaffar Hasibuan, salah satu qori internasional dari Kota Medan. Selanjutnya, diteruskan dengan zikir dan doa oleh Ustaz Tuah Sirait.
Wali Kota Medan Dzulmi Eldin dalam sambutannya mengungkapkan, momentum Tahun Baru Hijriah ini diharapkan bisa mendorong umat Islam untuk terus mengintrospeksi diri. Selain itu, melakukan perubahanperubahan dan memberikan harapan yang baru untuk lebih baik lagi. “Mari kita isi tahun ini dengan kebaikan dan di tahun berikutnya guna menyongsong Medan yang lebih baik dan sejahtera. Karier yang baik dan terus meningkat. Dan terpenting, tetap dalam ridho Allah SWT sehingga Medan lebih baik, aman, nyaman, lebih cerah, dan kondusif,” katanya.
Pemko Medan terus berupaya menjadikan Kota Medan sebagai kota yang religius dengan meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana ibadah sebagai pilar-pilar keagamaan. Upaya ini perlu mendapatkan dukungan dari masyarakat Kota Medan. Dia juga mengingatkan, sebagai masyarakat mayoritas di Kota Medan, umat Islam diharapkan dapat mengayomi, menghormati, dan memberikan kemudahan bagi umat agama lain untuk mendirikan tempat beribadah dan melaksanakan ibadah, tanpa mencampuri dan tanpa mengkritisi.
“Dengan terus meningkatkan rasa saling percaya dan terus tumbuh berkembang melalui keagamaan maka pembangunan Kota Medan semakin cepat berlangsung,” tandas Dzulmi Eldin. Ustaz Wijayanto dari Jakarta dalam tausiahnya mengungkapkan, hal yang paling penting dalam Tahun Baru Hijriah ini adalah hijrah atau pindah atau juga berpaling. Inti dari hidup adalah gerak. Dia mencontohkan udara digerakkan agar manusia merasa nyaman. Air digerakkan agar berubah rasa. Bumi juga bergerak. Apabila tidak bergerak maka manusia berkelimpungan. “Intinya adalah semua gerak. Bergerak menuju yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Ke depannya, setiap waktu harus ada amal dan bermanfaat,” ujarnya.
Islam merupakan jalan untuk bergerak ke lebih baik lagi. Untuk itu, umat Islam harus bergerak lebih maju lagi dari saat ini sehingga di tahun berikutnya harus lebih baik lagi. “Tahun baru ini dihitung saat Rasulullah berhijrah dengan para sahabat, bukan dihitung saat dia lahir atau menerima wahyu pertama. Artinya, hijriah adalah berpindah. Berpindah, bukan hanya tempat, tapi juga kehidupan. Kehidupan menjadi lebih baik dan maju dari sebelumnya,” kata Wijayanto.
Bergerak ke arah yang lebih baik lagi dinilai sangat penting, terutama di saat masih hidup. Kehidupan sangat mahal harganya. Apabila sudah mati, manusia tidak ada harganya lagi. Untuk itu, semasa hidup manusia harus mengisinya dengan kehidupan yang bermanfaat. Apabila tidak, sama saja dengan orang mati. Dia mengajak umat Islam banyak berzikir dan istigfar karena hal ini bermanfaat untuk menenteramkan hati.
“Untuk itu, banyaklah meminta ampun dan berdoa kepada Allah SWT. Apabila salah, minta maaf, minta ampun, begitu seterusnya. Begitu juga di dalam keluarga. Karier sehebat apa pun, kalau keluarga berantakan, tidak akan ada manfaat sama sekali. Sebab, surga di dunia itu ada di rumah,” kata Wijayanto.
Reza shahab
(bbg)