Makan Dulu Buahnya, Lalu Tanam Bijinya

Minggu, 26 Oktober 2014 - 17:34 WIB
Makan Dulu Buahnya,...
Makan Dulu Buahnya, Lalu Tanam Bijinya
A A A
SEMARANG - Jarum jam sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB. Ratusan siswa-siswi SMA Negeri 14 Semarang mengenakan seragam olahraga tampak duduk selonjor, beberapa menyilangkan kaki di halaman tengah sekolah pada Jumat (24/10). Mereka dikelompokkan dalam kelas masing-masing, mulai dari siswa kelas IPA dan IPS yang berjumlah 928 orang.

Di setiap kelas juga turut dibawa tanaman buah lokal dalam pot. Ada mangga, jeruk lokal, sawo, manggis, mentimun, melon, matoa, dan lainnya. Setelah mengikuti abaaba “mulai”, ratusan siswa itu secara serentak menyantap bermacam-macam buah yang sudah dibawa, di antaranya pisang, semangka, dan kedondong. Kegiatan tersebut cukup seru dan para siswa sangat antusias mengikuti rangkaian acara hingga selesai. Tidak hanya dari kalangan siswa, guru dan karyawan yang berjumlah 78 orang di sekolah tersebut juga turut mengonsumsi buah. Usai memakan buah, biji dari buah tersebut langsung disemaikan di halaman sekolah. Mereka juga menanam tanaman buah dalam pot untuk di pindahkan ke halaman.

Setelah itu, para siswa menandatangani spanduk pernyataan mendukung kampanye konsumsi buah lokal. Usai ditandatangani, spanduk tersebut kemudian diterbangkan dengan balon. Kegiatan itu digagas sebagai upaya menyelamatkan buah lokal dari banyaknya gempuran buah impor. “Kami ingin mengangkat buah lokal dari Indonesia.

Sebagai warga Indonesia, kecintaan terhadap buah lokal harus terus ditumbuhkan dan diharapkan bisa mendunia,” kata Kepala SMA Negeri 14 Wiji Eny Ngudi Rahayu di sela-sela acara kepada KORAN SINDO .

Gerakan mengonsumsi buah lokal merupakan tema yang diambil menuju sekolah Adi Wiyata, yakni tempat belajar-mengajar yang baik dan ideal sehingga dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan norma etika yang menjadi dasar manusia.

Wiji menjelaskan, setelah gerakan mengonsumsi buah, setiap kelas nanti akan diberi nama-nama buah lokal. Misal X MIA (IPA) sawo dan X IIS (IPS) belimbing agar siswa selalu ingat terhadap buah di sekitarnya.

Pengawas SMA Negeri 14 Sentot Widodo menambahkan, di Kota Semarang, SMA Negeri 11 menjadi predikat 1 nasional untuk kategori sekolah Adi Wiyata. Ini pula yang ingin ditiru SMA yang berada di Jalan Kokrosono Tanah Mas Semarang itu. “Kalau tadi saya lihat, siswanya sangat semangat, dan itu sangat membantu menjadi Adi Wiyata. Sebenarnya banyak sekolah yang sudah merintis Adi Wiyata, tapi rata-rata kurang mendapat dukungan dari para siswa,” ungkapnya.

Dengan menjadi sekolah Adi Wiyata, siswa akan terbentuk perilaku, budaya, dan kebiasaan-kebiasaan yang peduli lingkungan dan bisa menjaga kebersihan di sekitarnya. Contoh mudah membuang sampah di tempatnya. “Sekolah juga harus banyak membuat lubang biopori untuk resapan air dan pengelolaan sampah atau composting ,” ujar Sentot.

ARIFF PURNIAWAN
Kota Semarang
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7804 seconds (0.1#10.140)