Kelas Kurang, Siswa SMPN 1 Cijambe Belajar di Ruang Komputer
A
A
A
SUBANG - Puluhan siswa SMPN 1 Cijambe di Desa Gunungtua, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, terpaksa harus belajar berdesak-desakkan dengan belasan unit komputer, Kamis (23/10/2014).
Ini terjadi akibat sekolah kekurangan ruang kelas. Bahkan, beberapa ruang kelas yang adapun kondisinya kurang layak, karena mengalami rusak di beberapa bagian, seperti atap jebol, kaca jendela pecah, dan lantai terkelupas.
"Dari jumlah siswa sebanyak 790 orang, ketersediaan ruangan hanya sebanyak 24 unit. Itupun sekitar enam unitnya digunakan untuk ruang perpustakaan, komputer, laboratorium fisika, kimia, dan lainnya. Sehingga jumlah ruangan belajar menjadi berkurang," papar Ketua Komite SMPN 1 Cijambe, Ade Rahmat.
Akibat kondisi tersebut, pihaknya terpaksa menggunakan ruang laboratorium komputer untuk tempat kegiatan belajar mengajar (KBM) sebagian siswanya. "Mereka kepaksa harus belajar berdesak-desakkan dengan belasan komputer,"katanya.
Selain minim ruang belajar, sekolah tersebut juga belum memiliki sarana sanitasi khusus, berupa toilet guru dan siswa. Ade menyebutkan, idealnya sekolah memiliki 30-an ruang kelas, sesuai jumlah siswa.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Subang, Engkus Kusdinar, mengatakan, untuk mengatasi kekurangan ruang kelas tersebut, tahun ini, pemerintah pusat mengucurkan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan sebesar Rp47 miliar.
Dana tersebut bakal disalurkan kepada ratusan sekolah penerima bantuan untuk membiayai berbagai kegiatan sesuai yang diusulkan. Sekolah penerima DAK tahun ini meliputi sekolah dasar (SD) sebanyak 95 sekolah, dan sisanya SMP serta SMA.
"Total DAK-nya sekitar Rp47 miliar, dan setiap sekolah menerima dana bantuan dengan nilai beragam," kata Kusdinar.
Ini terjadi akibat sekolah kekurangan ruang kelas. Bahkan, beberapa ruang kelas yang adapun kondisinya kurang layak, karena mengalami rusak di beberapa bagian, seperti atap jebol, kaca jendela pecah, dan lantai terkelupas.
"Dari jumlah siswa sebanyak 790 orang, ketersediaan ruangan hanya sebanyak 24 unit. Itupun sekitar enam unitnya digunakan untuk ruang perpustakaan, komputer, laboratorium fisika, kimia, dan lainnya. Sehingga jumlah ruangan belajar menjadi berkurang," papar Ketua Komite SMPN 1 Cijambe, Ade Rahmat.
Akibat kondisi tersebut, pihaknya terpaksa menggunakan ruang laboratorium komputer untuk tempat kegiatan belajar mengajar (KBM) sebagian siswanya. "Mereka kepaksa harus belajar berdesak-desakkan dengan belasan komputer,"katanya.
Selain minim ruang belajar, sekolah tersebut juga belum memiliki sarana sanitasi khusus, berupa toilet guru dan siswa. Ade menyebutkan, idealnya sekolah memiliki 30-an ruang kelas, sesuai jumlah siswa.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Subang, Engkus Kusdinar, mengatakan, untuk mengatasi kekurangan ruang kelas tersebut, tahun ini, pemerintah pusat mengucurkan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan sebesar Rp47 miliar.
Dana tersebut bakal disalurkan kepada ratusan sekolah penerima bantuan untuk membiayai berbagai kegiatan sesuai yang diusulkan. Sekolah penerima DAK tahun ini meliputi sekolah dasar (SD) sebanyak 95 sekolah, dan sisanya SMP serta SMA.
"Total DAK-nya sekitar Rp47 miliar, dan setiap sekolah menerima dana bantuan dengan nilai beragam," kata Kusdinar.
(lis)