Ibu dan Adik Dibunuh, Anak Pertama Kades Shock
A
A
A
SUKOHARJO - Anak pertama Kades Puhgogor Sapta Dandaka (49), Danie Sulistyaningrum nampak shock atas peristiwa yang menimpa keluarganya.
Gadis manis tersebut terlihat terus menangis di sebuah kamar di rumah kakek neneknya.
Rumah tersebut hanya berjarak 10 meter dari rumah korban. Sejumlah teman dan tetangga Danie terlihat berusaha menenangkannya.
Begitu juga dengan Sukarmi, ibu kandung korban Titik Suryani yang terlihat histeris ketika ketiga korban dievakuasi petugas. Bahkan, sejumlah petugas dan warga harus membopongnya karena Sukarmi tidak masih histeris.
Sementara, tetangga kanan kiri rumah korban masih belum bisa menyembunyikan rasa kekagetannya.
Seperti yang diungkapkan Wakimin (65) yang tinggal di sebelah kanan rumah korban. Dia mengatakan, warga sekitar masih dilanda kekagetan atas kejadian yang menimpa sang Kades.
Pasalnya, selama ini tetangga tidak pernah melihat Kades dan istrinya cekcok atau bertengkar.
"Saya masih bingung dan kaget. Kok bisa-bisanya ada kejadian ini," ujarnya.
Kekagetan juga masih dirasakan oleh Citro Wiyono (70) yang tinggal di sebelah kiri rumah korban.
Dia mengaku, selama ini sang Kades dikenal sebagai orang yang baik dan suka menolang warga.
Bahkan, pada Senin 20 Oktober sore sekitar pukul 15.00 WIB, dirinya masih melihat Kades Sapta tengah menyirami tanaman serta menyiram jalan kampung di depan rumah. Dia tidak menduga malam harinya ada kejadian tragis seperti itu.
Kesan yang sama juga diungkapkan Kaur Umum Desa Puhgogor Sartono yang mengaku dibuat kaget dengan peristiwa tersebut.
Menurutnya, selama ini Sapda dikenal sebagai Kades yang baik. Bahkan, selama ini Kades tidak pernah bercerita jika ada masalah. Kesan baik itulah yang membuat Sapda terpilih sebagai Kades Puhgogor untuk periode kedua.
"Sudah jadi kades sejak tahun 2006. Jadi, saat ini merupakan jabatan Kades periode kedua yang akan berakhir tahun 2018 mendatang," paparnya.
Hanya saja, ujar Sartono, sehari sebelum kejadian itu, Kades Sapta pernah berpesan pada Kaur Pembangunan Sriyanto agar tidak menganggu Kades terlebih dahulu.
Pasalnya, luka di kaki Kades tengah kambuh. Diketahui, beberapa waktu lalu korban pernah kecelakaan hingga patah kaki kanan di empat bagian.
Akibat kejadian itu, kaki kanan Kades harus dioperasi dan saat ini masih menggunakan kruk ketika harus berjalan. "Yang jelas, peristiwa ini sangat mengagetkan pemerintah desa dan juga warga," tandasnya.
Gadis manis tersebut terlihat terus menangis di sebuah kamar di rumah kakek neneknya.
Rumah tersebut hanya berjarak 10 meter dari rumah korban. Sejumlah teman dan tetangga Danie terlihat berusaha menenangkannya.
Begitu juga dengan Sukarmi, ibu kandung korban Titik Suryani yang terlihat histeris ketika ketiga korban dievakuasi petugas. Bahkan, sejumlah petugas dan warga harus membopongnya karena Sukarmi tidak masih histeris.
Sementara, tetangga kanan kiri rumah korban masih belum bisa menyembunyikan rasa kekagetannya.
Seperti yang diungkapkan Wakimin (65) yang tinggal di sebelah kanan rumah korban. Dia mengatakan, warga sekitar masih dilanda kekagetan atas kejadian yang menimpa sang Kades.
Pasalnya, selama ini tetangga tidak pernah melihat Kades dan istrinya cekcok atau bertengkar.
"Saya masih bingung dan kaget. Kok bisa-bisanya ada kejadian ini," ujarnya.
Kekagetan juga masih dirasakan oleh Citro Wiyono (70) yang tinggal di sebelah kiri rumah korban.
Dia mengaku, selama ini sang Kades dikenal sebagai orang yang baik dan suka menolang warga.
Bahkan, pada Senin 20 Oktober sore sekitar pukul 15.00 WIB, dirinya masih melihat Kades Sapta tengah menyirami tanaman serta menyiram jalan kampung di depan rumah. Dia tidak menduga malam harinya ada kejadian tragis seperti itu.
Kesan yang sama juga diungkapkan Kaur Umum Desa Puhgogor Sartono yang mengaku dibuat kaget dengan peristiwa tersebut.
Menurutnya, selama ini Sapda dikenal sebagai Kades yang baik. Bahkan, selama ini Kades tidak pernah bercerita jika ada masalah. Kesan baik itulah yang membuat Sapda terpilih sebagai Kades Puhgogor untuk periode kedua.
"Sudah jadi kades sejak tahun 2006. Jadi, saat ini merupakan jabatan Kades periode kedua yang akan berakhir tahun 2018 mendatang," paparnya.
Hanya saja, ujar Sartono, sehari sebelum kejadian itu, Kades Sapta pernah berpesan pada Kaur Pembangunan Sriyanto agar tidak menganggu Kades terlebih dahulu.
Pasalnya, luka di kaki Kades tengah kambuh. Diketahui, beberapa waktu lalu korban pernah kecelakaan hingga patah kaki kanan di empat bagian.
Akibat kejadian itu, kaki kanan Kades harus dioperasi dan saat ini masih menggunakan kruk ketika harus berjalan. "Yang jelas, peristiwa ini sangat mengagetkan pemerintah desa dan juga warga," tandasnya.
(sms)