Save Sumba, Aksi Spontan Bantu Korban Rawan Pangan
A
A
A
WAINGAPU - Ancaman kelaparan atau rawan pangan di sejumlah wilayah di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, mengetuk hati sekelompok pemuda di Kota Waingapu. Mereka spontan membentuk posko untuk menjadi tempat pengumpulan bantuan bagi warga yang dilanda bencana kekeringan dan terancam kelaparan (rawan pangan).
Save Sumba atau Selamatkan Sumba, begitulah spirit yang digaungkan sekelompok pemuda yang membentuk posko di Jalan Adam Malik, Kelurahan Kambadjawa, Kecamatan Kota Waingapu. Dengan keterbatasan sumber dayanya, mereka tetap semangat dan spontan menyuarakan rasa simpati dan seruan tuk berbagai lewat SMS, Facebook, dan media lainnya untuk mengetuk hati donatur yang berkenan menyumbang.
"Sumbangan yang diberikan tidaklah besar dan tidak harus menyumbang dari kelebihan yang dimiliki. Namun cukup berbagi sekalipun dalam keterbtasan. Paling minim satu kilogram beras bisa disumbangkan di posko ini, kami akan menyalurkan ke beberapa tempat yang paling rawan kelaparan atau rawan pangan," jelas Umbu Nababan, koordinator dan salah satu penggagas aksi itu yang ditemui di Posko Save Sumba, Selasa (21/10/2014) siang.
Lebih jauh Umbu menjelaskan, bantuan yang diperoleh mencapai lebih dari satu ton beras, mie instan, dan aneka bibit unggul sayuran. Bantuan-bantuan itu dikumpulkan dari para donatur hanya beberapa hari.
"Ini dibentuk karena respons spontan ketika membaca berita-berita yang dipublikasikan media massa online. Puncaknya adalah ketika berita-berita kekeringan dan ancaman rawan pangan terekpose di televisi," imbuh Umbu.
Diberitakan sebelumnya oleh sejumlah media massa cetak dan elektronik, lebih dari 100 desa pada 18 kecamatan di Kabupaten Sumba Timur, terancam rawan pangan, sebagai dampak kekeringan dan kemarau panjang.
Hari ini pemerintah setempat rencananya melakukan intervensi berupa pengiriman beras cadangan pemerintah (BCP) ke beberapa wilayah yang masuk kategori merah sesuai pendataan dan pemetaan Badan Bimas dan Ketahanan Pangan setempat.
Save Sumba atau Selamatkan Sumba, begitulah spirit yang digaungkan sekelompok pemuda yang membentuk posko di Jalan Adam Malik, Kelurahan Kambadjawa, Kecamatan Kota Waingapu. Dengan keterbatasan sumber dayanya, mereka tetap semangat dan spontan menyuarakan rasa simpati dan seruan tuk berbagai lewat SMS, Facebook, dan media lainnya untuk mengetuk hati donatur yang berkenan menyumbang.
"Sumbangan yang diberikan tidaklah besar dan tidak harus menyumbang dari kelebihan yang dimiliki. Namun cukup berbagi sekalipun dalam keterbtasan. Paling minim satu kilogram beras bisa disumbangkan di posko ini, kami akan menyalurkan ke beberapa tempat yang paling rawan kelaparan atau rawan pangan," jelas Umbu Nababan, koordinator dan salah satu penggagas aksi itu yang ditemui di Posko Save Sumba, Selasa (21/10/2014) siang.
Lebih jauh Umbu menjelaskan, bantuan yang diperoleh mencapai lebih dari satu ton beras, mie instan, dan aneka bibit unggul sayuran. Bantuan-bantuan itu dikumpulkan dari para donatur hanya beberapa hari.
"Ini dibentuk karena respons spontan ketika membaca berita-berita yang dipublikasikan media massa online. Puncaknya adalah ketika berita-berita kekeringan dan ancaman rawan pangan terekpose di televisi," imbuh Umbu.
Diberitakan sebelumnya oleh sejumlah media massa cetak dan elektronik, lebih dari 100 desa pada 18 kecamatan di Kabupaten Sumba Timur, terancam rawan pangan, sebagai dampak kekeringan dan kemarau panjang.
Hari ini pemerintah setempat rencananya melakukan intervensi berupa pengiriman beras cadangan pemerintah (BCP) ke beberapa wilayah yang masuk kategori merah sesuai pendataan dan pemetaan Badan Bimas dan Ketahanan Pangan setempat.
(zik)