Ibu Korban Kekerasan Siswa SD Trisula Perwari Sakit
A
A
A
BUKITTINGGI - Akibat melihat video kekerasan terhadap anaknya, Nurmeli mengalami depresi berat. Dia jatuh sakit sejak dua hari lalu.
Nurmeli, ibu korban DAN, sakit setelah mengetahui kejadian yang menimpa anaknya yang bersekolah di SD Trisula Perwari Bukittinggi. Warga Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh, Kota Bukittinggi ini mengalami depresi berat.
Wahyuni Amelia, kakak korban, menyebutkan ibunya sedang sakit mengalami depresi dan kelelahan sejak hari Rabu lalu.
Menurut Amelia, kondisi orangtuanya bertambah parah setelah melihat video kekerasan yang dialami DAN. Keluarga terpaksa memperlihatkan video Rabu lalu karena selama ini Nurmeli diberitahu pihak sekolah dan pemerintah bahwa di sekolah DAN hanya jadi objek ejekan dan bercandaan teman-teman di kelasnya.
Sejak saat itu, pedagang sandal di Pasar Atas Bukittinggi ini tidak mau membahas soal kekerasan yang dialami DA. Jika mendengar hal itu, dia langsung jatuh pingsan.
"Mamanya dedek sedang sakit, dia hipertensi, mungkin banyak pikiran, kelelahan sejak kemarin, parahnya kemarin," kata Amelia, Kamis (16/10/2014).
Sementara itu, Awaluddin, ayah korban, mengatakan aksi penganiayaan yang dialami anaknya tidak pernah diketahui keluarga. Sebab, anaknya tidak pernah menceritakan pada mereka. Korban hanya sering mengadu bahwa di sekolah ia kerap diperas teman sekelas.
"Sering bercerita bahwa uang jajannya kerap dimintai teman-teman, memaksa, dimintai seribu, dua ribu, itu hampir setiap hari," kata Awaluddin.
Keluarga korban hingga kini belum memutuskan kelanjutan nasib pendidikan DAN. Dia mungkin akan dipindahkan ke sekolah lain. Namun, DAN tidak mau pindah.
Pihak keluarga juga masih mempertimbangkan akan menyeret masalah ini ke ranah hukum atau tidak. Yang pasti, hingga saat ini keluarga tidak pernah menandatangani surat perdamaian dengan pihak manapun, baik dengan sekolah atau dengan pihak keluarga dan para pelaku.
Nurmeli, ibu korban DAN, sakit setelah mengetahui kejadian yang menimpa anaknya yang bersekolah di SD Trisula Perwari Bukittinggi. Warga Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh, Kota Bukittinggi ini mengalami depresi berat.
Wahyuni Amelia, kakak korban, menyebutkan ibunya sedang sakit mengalami depresi dan kelelahan sejak hari Rabu lalu.
Menurut Amelia, kondisi orangtuanya bertambah parah setelah melihat video kekerasan yang dialami DAN. Keluarga terpaksa memperlihatkan video Rabu lalu karena selama ini Nurmeli diberitahu pihak sekolah dan pemerintah bahwa di sekolah DAN hanya jadi objek ejekan dan bercandaan teman-teman di kelasnya.
Sejak saat itu, pedagang sandal di Pasar Atas Bukittinggi ini tidak mau membahas soal kekerasan yang dialami DA. Jika mendengar hal itu, dia langsung jatuh pingsan.
"Mamanya dedek sedang sakit, dia hipertensi, mungkin banyak pikiran, kelelahan sejak kemarin, parahnya kemarin," kata Amelia, Kamis (16/10/2014).
Sementara itu, Awaluddin, ayah korban, mengatakan aksi penganiayaan yang dialami anaknya tidak pernah diketahui keluarga. Sebab, anaknya tidak pernah menceritakan pada mereka. Korban hanya sering mengadu bahwa di sekolah ia kerap diperas teman sekelas.
"Sering bercerita bahwa uang jajannya kerap dimintai teman-teman, memaksa, dimintai seribu, dua ribu, itu hampir setiap hari," kata Awaluddin.
Keluarga korban hingga kini belum memutuskan kelanjutan nasib pendidikan DAN. Dia mungkin akan dipindahkan ke sekolah lain. Namun, DAN tidak mau pindah.
Pihak keluarga juga masih mempertimbangkan akan menyeret masalah ini ke ranah hukum atau tidak. Yang pasti, hingga saat ini keluarga tidak pernah menandatangani surat perdamaian dengan pihak manapun, baik dengan sekolah atau dengan pihak keluarga dan para pelaku.
(zik)