20 Pelajar Meninggal Dunia Terkait Kekerasan di Sekolah

Selasa, 14 Oktober 2014 - 12:13 WIB
20 Pelajar Meninggal...
20 Pelajar Meninggal Dunia Terkait Kekerasan di Sekolah
A A A
JAKARTA - Video aksi kekerasan yang dilakukan oleh sejumlah murid SD Perawari Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, menambah panjang daftar kasus kekerasan di lingkungan sekolah. Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatat setiap tahunnya kasus kekerasan antar pelajar terus meningkat.

Sekjen Komnas PA, Samsul Ridwan mencatat tahun 2012 terjadi 147 kasus kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah. Sementara pada tahun 2013 angkanya meningkat yakni sebanyak 255 kasus.

"Untuk kasus kekerasan antar pelajar tingkat SMP/SMA, 20 anak meninggal dunia, selebihnya luka berat/ringan. Kasus di SD Bukittinggi menambah deretan kasus anak berhadapan dengan hukum di lingkungan sekolah yang jumlahnya mencapai tujuh persen," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Sindonews, Selasa (14/10/2014).

Sejatinya, kata Samsul, anak pelaku kekerasan juga merupakan korban, yakni korban dari lingkungan yang tidak ramah. Karena anak adalah produk budaya lingkungannya.

"Kasus ini juga makin menunjukkan negara ini telah gagal melindungi anak, lembaga pendidikan gagal mewujudkan mandat konstitusi dan undang-undang. Tentu harus ada yang bertanggungjawab atas peristiwa ini, baik dari tingkat sekolah, Dinas Pendidikan Daerah, Kementerian Pendidikan dan Kepala Pemerintah, agar tidak terulang lagi," jelasnya.

Menurut Samsul, tahun 2014 merupakan tahun rawan dan darurat bagi anak. Oleh sebab itu, Komnas PA mendesak agar pemerintah baik tingkat pusat dan daerah, segera memastikan bahwa perlindungan anak adalah masalah yang wajib.

"Karena ini jelas bentuk pengabaian. Kami mendesak agar kasus ini diselesaikan dengan tuntas, tanpa mengorbankan anak. Perlindungan anak adalah masalah wajib dengan memberi porsi yang lebih jelas dan mandiri pada struktur kerja pemerintah, alokasi anggaran yang memadai, personil yang kompeten dan komitmen serta dukungan perluasan partisipasi masyarakat," ujarnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1449 seconds (0.1#10.140)