Aksi Berbahaya Pelajar Naik Angkudes
A
A
A
PASURUAN - Setiap hari, para pelajar mempertaruhkan nyawanya dengan berdiri di atap mobil saat menumpang angkutan pedesaan (angkudes) saat pulang sekolah. Dengan berbagai gaya, mereka seolah tak lagi memperhatikan keselamatan yang mengancam jiwanya.
Para pelajar SMPN 2 Prigen, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (Jatim), agaknya sudah terbiasa menantang maut. Jalanan menurun dan berkelok di kawasan pegunungan seolah menjadi tantangan dengan bergelantungan bak "tarzan kota".
Ini dilakukan karena minimnya sarana transportasi yang melintas di sekolahnya. Mobil angkudes yang seharusnya hanya menampung 10 orang penumpang, dalam sekali jalan bisa terisi 30 orang penumpang.
Sebagian besar justru berada di sekeliling dan atap mobil angkudes. Tidak hanya duduk, sebagian malah berdiri tanpa berpegangan tangan. "Sudah biasa nggandol (bergelantungan) angkutan. Daripada jalan kaki dan biar cepat sampai rumah," ujar Adi, seorang pelajar asal Desa Dayurejo Kecamatan Prigen.
Menurutnya, menumpang mobil dengan bergelantungan ini memang sangat beresiko. Meski kendaraan berjalan lamban, tidak tertutup kemungkinan pegangan tangan terlepas, ketika melintas dijalan berlubang.
Karenanya, setiap berdiri di bagian belakang mobil angkutan, dia harus berpegangan erat pada benda apa saja. "Biasanya teman-teman juga mencari tumpangan pada kendaraan yang lewat. Tapi karena jumlahnya banyak, tidak semua bisa dapat tumpangan," katanya.
Pemandangan seperti ini juga biasa didapati di beberapa daerah yang sekolahnya berada di pinggiran kota, antara lain di Desa Sengon Kecamatan Purwosari, Pasrepan, dan Puspo.
Kasat Lantas Polres Pasuruan AKP Untung BR, mengaku sudah berulang kali menyosialisasikan tertib berlalu lintas ke sekolah-sekolah. Bahkan, secara berkala personil polisi memberi penyadaran pada siswa dan sekolah agar lebih berhati-hati saat di jalan raya.
"Upaya kita sudah optimal, tinggal bagaimana langkah pihak pemerintah daerah, terutama menyediakan angkutan umum atau angkutan sekolah," kata Kasat Lantas Untung BR.
Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mengaku sudah berupaya memberikan bantuan pengadaan mobil untuk angkutan sekolah. Namun bantuan kendaraan operasional ini belum bisa memenuhi kebutuhan angkutan para siswa.
"Di beberapa daerah, kami sudah memberikan bantuan kendaraan operasional untuk angkutan sekolah. Jumlahnya masih jauh dari cukup. Ini tentu akan menjadi perhatian kami untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat," kata Irsyad.
Para pelajar SMPN 2 Prigen, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (Jatim), agaknya sudah terbiasa menantang maut. Jalanan menurun dan berkelok di kawasan pegunungan seolah menjadi tantangan dengan bergelantungan bak "tarzan kota".
Ini dilakukan karena minimnya sarana transportasi yang melintas di sekolahnya. Mobil angkudes yang seharusnya hanya menampung 10 orang penumpang, dalam sekali jalan bisa terisi 30 orang penumpang.
Sebagian besar justru berada di sekeliling dan atap mobil angkudes. Tidak hanya duduk, sebagian malah berdiri tanpa berpegangan tangan. "Sudah biasa nggandol (bergelantungan) angkutan. Daripada jalan kaki dan biar cepat sampai rumah," ujar Adi, seorang pelajar asal Desa Dayurejo Kecamatan Prigen.
Menurutnya, menumpang mobil dengan bergelantungan ini memang sangat beresiko. Meski kendaraan berjalan lamban, tidak tertutup kemungkinan pegangan tangan terlepas, ketika melintas dijalan berlubang.
Karenanya, setiap berdiri di bagian belakang mobil angkutan, dia harus berpegangan erat pada benda apa saja. "Biasanya teman-teman juga mencari tumpangan pada kendaraan yang lewat. Tapi karena jumlahnya banyak, tidak semua bisa dapat tumpangan," katanya.
Pemandangan seperti ini juga biasa didapati di beberapa daerah yang sekolahnya berada di pinggiran kota, antara lain di Desa Sengon Kecamatan Purwosari, Pasrepan, dan Puspo.
Kasat Lantas Polres Pasuruan AKP Untung BR, mengaku sudah berulang kali menyosialisasikan tertib berlalu lintas ke sekolah-sekolah. Bahkan, secara berkala personil polisi memberi penyadaran pada siswa dan sekolah agar lebih berhati-hati saat di jalan raya.
"Upaya kita sudah optimal, tinggal bagaimana langkah pihak pemerintah daerah, terutama menyediakan angkutan umum atau angkutan sekolah," kata Kasat Lantas Untung BR.
Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mengaku sudah berupaya memberikan bantuan pengadaan mobil untuk angkutan sekolah. Namun bantuan kendaraan operasional ini belum bisa memenuhi kebutuhan angkutan para siswa.
"Di beberapa daerah, kami sudah memberikan bantuan kendaraan operasional untuk angkutan sekolah. Jumlahnya masih jauh dari cukup. Ini tentu akan menjadi perhatian kami untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat," kata Irsyad.
(lis)