Penyerang Brimob di Poso Diduga Kelompok Santoso
A
A
A
POSO - Penembakan terhadap Brimob terjadi di wilayah Desa Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (7/10/2014) pagi. Pihak kepolisian menduga kuat penembakan serta pelemparan bom terkait dengan kelompok Santoso atau Daeng Koro.
Hingga kini, personel Brimob melakukan pengejaran terhadap sekelompok orang bersenjata yang pada Selasa pagi melakukan penghadangan sekaligus penembakan dan pelemparan bom terhadap satu regu Brimob. Lokasi penghadangan itu berada sekitar jalanan sepi di perbukitan sekitar 3 kilometer dari permukiman penduduk Desa Tangkura.
Bantuan personel Brimob dikerahkan dari Poso Kota (Ibu Kota Kabupaten Poso). Mereka langsung bergerak masuk ke dalam hutan dari sejumlah titik untuk melakukan pengejaran sekaligus menutup kemungkinan arah pelarian dari kelompok yang diperkirakan berjumlah setidaknya 10 orang tersebut.
Kapolres Poso AKBP Susnadi saat dikonfirmasi di lokasi kejadian menduga kelompok penyerang itu terkait dengan kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso dan Daeng Koro.
Aksi penghadangan terhadap satu regu Brimob diduga sebagai balas dendam setelah Densus 88 menangkap tiga orang di Poso atas dugaan keterkaitan dengan kelompok teroris. Ketiga orang yang ditangkap itu masing masing S, G, dan A.
Akibat aksi penembakan tersebut, kepolisian di Poso memperketat pengamanan di markas kepolisian sektor khususnya untuk Polsek Poso Pesisir Selatan, Poso Pesisir, dan Polsek Poso Pesisir Utara. Selain pengetatan pengamanan polsek, razia juga dilakukan secara serentak oleh setiap polsek untuk mencari orang-orang mencurigakan maupun bahan peledak.
Seperti diketahui, personel Brimob di Poso pada Selasa pagi tadi terlibat kontak tembak dengan sekelompok orang bersenjata di wilayah Poso Pesisir Selatan. Kontak tembak terjadi setelah sebuah kendaraan taktis Brimob disergap dengan rentetan tembakan api serta pelemparan
bom. Kendaraan taktis Brimob tersebut rusak dan tidak dapat dikendarai setelah radiator rusak akibat terkena lemparan bom.
Anggota Brimob yang ditembaki bertahan mengandalkan perlindungan pada badan mobil yang menahan peluru, hingga menunggu waktu yang tepat untuk keluar dan berlindung di sisi kiri jalan serta membalas tembakan yang datang dari lokasi yang lebih tinggi.
Hingga kini, personel Brimob melakukan pengejaran terhadap sekelompok orang bersenjata yang pada Selasa pagi melakukan penghadangan sekaligus penembakan dan pelemparan bom terhadap satu regu Brimob. Lokasi penghadangan itu berada sekitar jalanan sepi di perbukitan sekitar 3 kilometer dari permukiman penduduk Desa Tangkura.
Bantuan personel Brimob dikerahkan dari Poso Kota (Ibu Kota Kabupaten Poso). Mereka langsung bergerak masuk ke dalam hutan dari sejumlah titik untuk melakukan pengejaran sekaligus menutup kemungkinan arah pelarian dari kelompok yang diperkirakan berjumlah setidaknya 10 orang tersebut.
Kapolres Poso AKBP Susnadi saat dikonfirmasi di lokasi kejadian menduga kelompok penyerang itu terkait dengan kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso dan Daeng Koro.
Aksi penghadangan terhadap satu regu Brimob diduga sebagai balas dendam setelah Densus 88 menangkap tiga orang di Poso atas dugaan keterkaitan dengan kelompok teroris. Ketiga orang yang ditangkap itu masing masing S, G, dan A.
Akibat aksi penembakan tersebut, kepolisian di Poso memperketat pengamanan di markas kepolisian sektor khususnya untuk Polsek Poso Pesisir Selatan, Poso Pesisir, dan Polsek Poso Pesisir Utara. Selain pengetatan pengamanan polsek, razia juga dilakukan secara serentak oleh setiap polsek untuk mencari orang-orang mencurigakan maupun bahan peledak.
Seperti diketahui, personel Brimob di Poso pada Selasa pagi tadi terlibat kontak tembak dengan sekelompok orang bersenjata di wilayah Poso Pesisir Selatan. Kontak tembak terjadi setelah sebuah kendaraan taktis Brimob disergap dengan rentetan tembakan api serta pelemparan
bom. Kendaraan taktis Brimob tersebut rusak dan tidak dapat dikendarai setelah radiator rusak akibat terkena lemparan bom.
Anggota Brimob yang ditembaki bertahan mengandalkan perlindungan pada badan mobil yang menahan peluru, hingga menunggu waktu yang tepat untuk keluar dan berlindung di sisi kiri jalan serta membalas tembakan yang datang dari lokasi yang lebih tinggi.
(zik)