Bahaya Bungkus Daging Pakai Kantong Kresek Hitam
A
A
A
BANDUNG - Karena sifatnya yang praktis, kantong kresek kerap dimanfaatkan untuk membungkus daging kurban di Hari Raya Idul Adha. Namun, di balik kepraktisannya itu, kantong kresek ternyata mengandung bahan kimia berbahaya.
"Kantong kresek yang berwarna itu mengandung karsinogen atau zat pewarna yang akan terakumulasi dengan daging. Sehingga, daging akan terkontaminasi, karena akan menempel," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahamam Pangan Kota Bandung Elly Wasliah, saat ditemui di kantornya, Jalan Arjuna, Kota Bandung, Kamis 2 Oktober 2014.
Menurut Elly, kantong kresek berwarna, terutama berwana hitam, merupakan produk daur ulang yang mengandung bahan kimia berbahaya. Terlebih lagi kata Elly, dampak jangka pajang dari penggunaan kresek berwarna pada kesehatan dapat memicu penyakit kanker.
Untuk itu, dia mengimbau kepada pengurus DKM di mesjid-mesjid Kota Bandung agar menggunakan kresek transparan untuk membungkus daging kurban.
"Jadi kami imbau kepada pengurus DKM untuk menggunakan kresek putih atau tranparan. Jangan lagi menggunakan kresek yang berwarna. Karena itu kan berarti bukan daur ulang," tandasnya.
"Kantong kresek yang berwarna itu mengandung karsinogen atau zat pewarna yang akan terakumulasi dengan daging. Sehingga, daging akan terkontaminasi, karena akan menempel," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahamam Pangan Kota Bandung Elly Wasliah, saat ditemui di kantornya, Jalan Arjuna, Kota Bandung, Kamis 2 Oktober 2014.
Menurut Elly, kantong kresek berwarna, terutama berwana hitam, merupakan produk daur ulang yang mengandung bahan kimia berbahaya. Terlebih lagi kata Elly, dampak jangka pajang dari penggunaan kresek berwarna pada kesehatan dapat memicu penyakit kanker.
Untuk itu, dia mengimbau kepada pengurus DKM di mesjid-mesjid Kota Bandung agar menggunakan kresek transparan untuk membungkus daging kurban.
"Jadi kami imbau kepada pengurus DKM untuk menggunakan kresek putih atau tranparan. Jangan lagi menggunakan kresek yang berwarna. Karena itu kan berarti bukan daur ulang," tandasnya.
(san)