Tagih Janji DPRD Tana Toraja, Pengunjuk Rasa Bawa Keranda
A
A
A
MAKALE - Puluhan mahasiswa dan pemuda yang mengatasnamakan Front Pemuda dan Mahasiswa Toraja Barat untuk Perjuangan berunjuk rasa di Gedung DPRD Kabupaten Tana Toraja.
Dalam aksi Kamis (2/10/2014) itu, pengunjuk rasa membawa keranda mayat yang ditempeli tulisan "Toraja Barat Berduka".
Pemuda dan mahasiswa berunjuk rasa di Gedung DPRD Tana Toraja untuk menagih janji pemerintah dan anggota Dewan segera menuntaskan proyek jalan poros Palesan-Buakayu yang menghubungkan Kecamatan Rembon dengan Kecamatan Bonggokaradeng. Kedua kecamatan tersebut berada di wilayah bagian barat Kabupaten Tana Toraja.
Selain membawa keranda mayat, pengunjuk rasa juga membakar ban bekas sambil membentangkan spanduk di jalan raya depan Gedung DPRD Tana Toraja. Aparat kepolisian membiarkan aksi bakar ban di depan gedung wakil rakyat yang sempat memacetkan arus lalu lintas.
"Unjuk rasa ini adalah aksi lanjutan untuk menagih janji pemerintah dan anggota Dewan segera menuntaskan pekerjaan poros Palesan-Buakayu," ujar Koordinator aksi, Jens Batara Marewa.
Jens menyatakan, pada aksi pertama sejumlah pimpinan dan anggota Dewan periode 2009-2014 bersama Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) yang saat itu dijabat John Tolla berjanji proyek jalan Palesan-Buakayu mulai dikerjakan pada bulan September 2014. Namun, hingga bulan Oktober 2014, pekerjaan belum juga dilaksanakan. Padahal proyek poros Palesan-Buakayu sudah dianggarkan pada tahun anggaran 2013.
Kepala Unit Pengadaan Layanan (UPL) Dinas PU Kabupaten Tana Toraja, Johan bersama ketua dan sejumlah anggota Dewan yang menemui para pengunjuk rasa menyatakan proses tender proyek jalan Palesan-Buakayu berupa pengaspalan sudah selesai dan segera dikerjakan oleh pemenang tender. Dirinya berjanji, proyek dengan anggaran sekitar Rp1,6 miliar itu segera dikerjakan mulai Oktober 2014.
"Bulan ini juga proyek jalan Palesan-Buakayu segera dikerjakan. Proses tendernya pun sudah selesai," jelasnya.
Ketua Sementara DPRD Tana Toraja Welem Sambolangi yang juga mantan Ketua DPRD Tana Toraja periode 2009-2014 mengakui mantan pimpinan dan anggota DPRD periode 2009-2014 belum mampu memenuhi semua harapan dan kebutuhan masyarakat yang ada di wilayah bagian barat Kabupaten Tana Toraja.
Seusai mendapat penjelasan dari pihak Dinas PU dan Pimpinan Sementara DPRD Tana Toraja, pengunjuk rasa berjanji melakukan aksi yang lebih besar lagi apabila proyek jalan Palesan-Buakayu tidak juga dikerjakan pada Oktober 2014 ini.
Dalam aksi Kamis (2/10/2014) itu, pengunjuk rasa membawa keranda mayat yang ditempeli tulisan "Toraja Barat Berduka".
Pemuda dan mahasiswa berunjuk rasa di Gedung DPRD Tana Toraja untuk menagih janji pemerintah dan anggota Dewan segera menuntaskan proyek jalan poros Palesan-Buakayu yang menghubungkan Kecamatan Rembon dengan Kecamatan Bonggokaradeng. Kedua kecamatan tersebut berada di wilayah bagian barat Kabupaten Tana Toraja.
Selain membawa keranda mayat, pengunjuk rasa juga membakar ban bekas sambil membentangkan spanduk di jalan raya depan Gedung DPRD Tana Toraja. Aparat kepolisian membiarkan aksi bakar ban di depan gedung wakil rakyat yang sempat memacetkan arus lalu lintas.
"Unjuk rasa ini adalah aksi lanjutan untuk menagih janji pemerintah dan anggota Dewan segera menuntaskan pekerjaan poros Palesan-Buakayu," ujar Koordinator aksi, Jens Batara Marewa.
Jens menyatakan, pada aksi pertama sejumlah pimpinan dan anggota Dewan periode 2009-2014 bersama Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) yang saat itu dijabat John Tolla berjanji proyek jalan Palesan-Buakayu mulai dikerjakan pada bulan September 2014. Namun, hingga bulan Oktober 2014, pekerjaan belum juga dilaksanakan. Padahal proyek poros Palesan-Buakayu sudah dianggarkan pada tahun anggaran 2013.
Kepala Unit Pengadaan Layanan (UPL) Dinas PU Kabupaten Tana Toraja, Johan bersama ketua dan sejumlah anggota Dewan yang menemui para pengunjuk rasa menyatakan proses tender proyek jalan Palesan-Buakayu berupa pengaspalan sudah selesai dan segera dikerjakan oleh pemenang tender. Dirinya berjanji, proyek dengan anggaran sekitar Rp1,6 miliar itu segera dikerjakan mulai Oktober 2014.
"Bulan ini juga proyek jalan Palesan-Buakayu segera dikerjakan. Proses tendernya pun sudah selesai," jelasnya.
Ketua Sementara DPRD Tana Toraja Welem Sambolangi yang juga mantan Ketua DPRD Tana Toraja periode 2009-2014 mengakui mantan pimpinan dan anggota DPRD periode 2009-2014 belum mampu memenuhi semua harapan dan kebutuhan masyarakat yang ada di wilayah bagian barat Kabupaten Tana Toraja.
Seusai mendapat penjelasan dari pihak Dinas PU dan Pimpinan Sementara DPRD Tana Toraja, pengunjuk rasa berjanji melakukan aksi yang lebih besar lagi apabila proyek jalan Palesan-Buakayu tidak juga dikerjakan pada Oktober 2014 ini.
(zik)