Eks Makelar PSK Dolly Ditemukan Tewas Membusuk
A
A
A
SURABAYA - Edy Gepeng, warga Wonorejo Gang IV, Surabaya, ditemukan tewas membusuk. Jasad eks makelar PSK Dolly itu pun dipenuhi belatung.
Jasad Edy Gepeng ditemukan di rumah yang pernah menjadi wisma saat lokalisasi Dolly di Kelurahan Putat Jaya, Sawahan, masih beroperasi.
Slamet, ketua RT setempat mengatakan, seminggu sebelum penemuan mayat Edy Gepeng, warga sekitar mencium bau busuk yang menyengat. Warga mengira bau busuk tersebut adalah bangkai tikus.
"Sejak seminggu yang lalu ada bau busuk. Warga mengira itu adalah bangkai tikus. Dan, warga tidak tahu jika bau busuk itu berasal dari rumah yang dikontrak Mami Ida itu," kata Slamet, Rabu (1/10/2014).
Akhirnya, sang pemilik rumah, Mami Ida, mendapati jenazah pria bernama asli Angsieng Djoan itu di kamarnya sekitar pukul 14.00 WIB. Kata Slamet, Edy memang ikut tinggal di rumah tersebut. Saat lokalisasi Dolly masih beroperasi, rumah ini dijadikan wisma para PSK untuk menggaet para lelaki hidung belang. Dan, Edy merupakan makelar bagi para PSK tersebut.
Sejak lokalisasi Dolly dan Jarak ditutup, Edy Gepeng memilih bekerja serabutan. Kadang dia disuruh orang membetulkan listrik atau mengerjakan hal lain. "Istilahnya pekerjaannya ya serabutan sekarang. Dia ikut tinggal di sini sudah lama, kira-kira sudah lima tahunan," sahut Mami Ida yang berada di lokasi.
Sementara itu, setelah mendapat laporan dari warga, Tim Identifikasi Polrestabes Surabaya turun ke lokasi. Kapolsek Sawahan AKP Gathut Bowo S mengatakan, saat ini jenazah langsung dievakuasi ke Kamar Mayat RSU Dokter Soetomo.
Kapolsek menjelaskan, saat dilakukan olah TKP, petugas belum menemukan tanda-tanda bekas kekerasan. Jenazah Edy Gepeng ditemukan dalam keadaan terlentang, sudah menghitam dan membusuk. "Kondisinya juga sudah dipenuhi belatung," jelasnya.
Polisi masih menunggu hasil autopsi dari pihak rumah sakit. Namun, dari keterangan sementara sejumah saksi, diketahui bahwa korban sudah lama menderita sakit.
"Dia (Edy, red) pernah menjadi makelar PSK. Namun sejak Gang Dolly tutup dia memilih tinggal di rumah bekas wisma itu."
Jasad Edy Gepeng ditemukan di rumah yang pernah menjadi wisma saat lokalisasi Dolly di Kelurahan Putat Jaya, Sawahan, masih beroperasi.
Slamet, ketua RT setempat mengatakan, seminggu sebelum penemuan mayat Edy Gepeng, warga sekitar mencium bau busuk yang menyengat. Warga mengira bau busuk tersebut adalah bangkai tikus.
"Sejak seminggu yang lalu ada bau busuk. Warga mengira itu adalah bangkai tikus. Dan, warga tidak tahu jika bau busuk itu berasal dari rumah yang dikontrak Mami Ida itu," kata Slamet, Rabu (1/10/2014).
Akhirnya, sang pemilik rumah, Mami Ida, mendapati jenazah pria bernama asli Angsieng Djoan itu di kamarnya sekitar pukul 14.00 WIB. Kata Slamet, Edy memang ikut tinggal di rumah tersebut. Saat lokalisasi Dolly masih beroperasi, rumah ini dijadikan wisma para PSK untuk menggaet para lelaki hidung belang. Dan, Edy merupakan makelar bagi para PSK tersebut.
Sejak lokalisasi Dolly dan Jarak ditutup, Edy Gepeng memilih bekerja serabutan. Kadang dia disuruh orang membetulkan listrik atau mengerjakan hal lain. "Istilahnya pekerjaannya ya serabutan sekarang. Dia ikut tinggal di sini sudah lama, kira-kira sudah lima tahunan," sahut Mami Ida yang berada di lokasi.
Sementara itu, setelah mendapat laporan dari warga, Tim Identifikasi Polrestabes Surabaya turun ke lokasi. Kapolsek Sawahan AKP Gathut Bowo S mengatakan, saat ini jenazah langsung dievakuasi ke Kamar Mayat RSU Dokter Soetomo.
Kapolsek menjelaskan, saat dilakukan olah TKP, petugas belum menemukan tanda-tanda bekas kekerasan. Jenazah Edy Gepeng ditemukan dalam keadaan terlentang, sudah menghitam dan membusuk. "Kondisinya juga sudah dipenuhi belatung," jelasnya.
Polisi masih menunggu hasil autopsi dari pihak rumah sakit. Namun, dari keterangan sementara sejumah saksi, diketahui bahwa korban sudah lama menderita sakit.
"Dia (Edy, red) pernah menjadi makelar PSK. Namun sejak Gang Dolly tutup dia memilih tinggal di rumah bekas wisma itu."
(zik)