Bulan September Hotspot di Sumsel Meningkat 4 Kali Lipat
A
A
A
PALEMBANG - Jumlah titik api (hotspot) di Sumsel pada September ini diperkirakan meningkat empat kali lipat dibanding bulan yang sama di tahun 2013.
UPTD Dinas Kehutanan Sumsel mencatat terjadi peningkatan hotspot yang cukup tajam karena berdasarkan hasil pengukuran terakhir di bulan September 2014 jumlah titik api di Sumsel sudah mencapai 1.957 titik.
Plh Kepala UPTD Kebakaran Hutan Dinas Kehutanan Sumsel, Hasanuddin mengatakan, jumlah hotspot yang terjadi di bulan September tahun ini memang meningkat lebih empat kali lipat lebih dibandingkan tahun sebelumnya.
"Pada bulan September 2014, jumlah titik api mencapai 1.957 titik. Sedangkan, tahun lalu pada bulan yang sama hanya 448 titik api," ungkapnya, Rabu (1/10/2014).
Dia mengatakan, perbandingan titik api pada bulan September memang bisa dijadikan tolak ukur. Mengingat setiap tahun, bulan September merupakan puncak musim kemarau yang akan menghasilkan hotspot lebih banyak.
Ia juga membenarkan jika keberadaan hotspot terbanyak, masih berada pada kabupaten-kabupaten yang sama dibandingkan tahun lalu. Beberapa kabupaten penghasil titik api diantaranya, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin dan Musi Rawas.
"Jika kabupatennya sama, masih di kabupaten-kabupaten yang memang rawan titik api," timpalnya.
Akan tetapi, Hasanuddin memprediksikan lokasi keberadaan titik api setiap tahunnya masih fluktuatif dan berpindah.
Misalnya, di lokasi tertentu terdapat titik api maka kemungkinan pada wilayah itu, masih berpotensi timbul titik api pada tahun berikutnya. "Bisa juga berpindah, tidak pada titik yang sama," kata dia.
Namun, dia memastikan, jika jumlah hotspot di tahun 2014 tidak begitu tinggi, jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya.
Di Sumsel, pada tahun 2012, jumlah hotspot mencapai 3.843 titik dan pada tahun 2011, mencapai 4.079 titik api. "Tapi tahun ini masih rendah dibandingkan 2011 dan 2012," tukas dia.
UPTD Dinas Kehutanan Sumsel mencatat terjadi peningkatan hotspot yang cukup tajam karena berdasarkan hasil pengukuran terakhir di bulan September 2014 jumlah titik api di Sumsel sudah mencapai 1.957 titik.
Plh Kepala UPTD Kebakaran Hutan Dinas Kehutanan Sumsel, Hasanuddin mengatakan, jumlah hotspot yang terjadi di bulan September tahun ini memang meningkat lebih empat kali lipat lebih dibandingkan tahun sebelumnya.
"Pada bulan September 2014, jumlah titik api mencapai 1.957 titik. Sedangkan, tahun lalu pada bulan yang sama hanya 448 titik api," ungkapnya, Rabu (1/10/2014).
Dia mengatakan, perbandingan titik api pada bulan September memang bisa dijadikan tolak ukur. Mengingat setiap tahun, bulan September merupakan puncak musim kemarau yang akan menghasilkan hotspot lebih banyak.
Ia juga membenarkan jika keberadaan hotspot terbanyak, masih berada pada kabupaten-kabupaten yang sama dibandingkan tahun lalu. Beberapa kabupaten penghasil titik api diantaranya, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin dan Musi Rawas.
"Jika kabupatennya sama, masih di kabupaten-kabupaten yang memang rawan titik api," timpalnya.
Akan tetapi, Hasanuddin memprediksikan lokasi keberadaan titik api setiap tahunnya masih fluktuatif dan berpindah.
Misalnya, di lokasi tertentu terdapat titik api maka kemungkinan pada wilayah itu, masih berpotensi timbul titik api pada tahun berikutnya. "Bisa juga berpindah, tidak pada titik yang sama," kata dia.
Namun, dia memastikan, jika jumlah hotspot di tahun 2014 tidak begitu tinggi, jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya.
Di Sumsel, pada tahun 2012, jumlah hotspot mencapai 3.843 titik dan pada tahun 2011, mencapai 4.079 titik api. "Tapi tahun ini masih rendah dibandingkan 2011 dan 2012," tukas dia.
(sms)