Ibu Hamil Diminta Jangan Melahirkan di Klinik

Senin, 29 September 2014 - 12:54 WIB
Ibu Hamil Diminta Jangan...
Ibu Hamil Diminta Jangan Melahirkan di Klinik
A A A
YOGYAKARTA - Wakil Menteri Kesehatan Ali Gufron Mukti menyampaikan, jumlah kematian ibu dan anak, saat melahirkan masih cukup tinggi di Indonesia. Terlebih, kematian pada ibu melahirkan itu terjadi pada perempuan usia di bawah 19 tahun.

"Ada tiga hal kenapa jumlah kematian ibu melahirkan cukup tinggi," kata Ali Gufron Mukti, pada wartawan dalam 'Symposium Nasional World Sexual Health Day, Kesejahteraan Seksual bagi Rakyat Indonesia, spesifik isu tentang PP No61/2014 di Balai Kunthi Mandala Bakti Wanitatama Yogyakarta, Senin (29/9/2014).

Acara yang digelar oleh LSM Jaringan Perempuan Yogyakarta (JPY), itu dihadiri sejumlah kalangan, baik dari akademisi, perwakilan pemerintah daerah, maupun para aktivis perempuan, di Yogyakarta.

Pertama, kata dia, faktor pembuat keputusan bagi ibu yang ingin bersalin saat melahirkan. Kedua, keterlambatan di dalam transportasi, dan ketiga keterlambatan di dalam RS itu sendiri dalam penangananya, termasuk kesediaan darah, dan lain sebagainya.

"Kalau di Singapura, pemerintah sana sudah melarang bagi ibu melahirkan di klinik, sementara kita belum," katanya.

Ali berharap, supaya ibu bersalin atau yang ingin melahirkan di rumah sakit, bukan di tempat klinik. Sebab, baik penanganan dan peralatan medis jauh lebih baik di rumah sakit.

"Kalau melahirkan jangan di rumah, atau tempat dukun atau klinik-klinik, lebih baik di rumah sakit, karena rumah sakit merupakan tempatnya (bersalin)," jelasnya.

Ali menyebut, tidak ada data pasti jumlah kematian ibu bersalin karena data-data itu diperoleh dari berbagai sumber yang berbeda. Terlebih, terdapat jumlah berbedaan yang cukup signifikan jika data-data itu disandingkan.

"Sumber data kami ada 359/100.000 angka kematian, di Indonesia pertahun, jumlah yang cukup tinggi. Memang sumber data kadang berlainan, tapi intinya jumlah kematian ibu melahirkan cukup tinggi," tukasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0024 seconds (0.1#10.140)