Diancam Ambil Alih, Pengembang Siap Rampungkan Pasar Turi
A
A
A
SURABAYA - Direktur Operasional PT Gala Bumi Perkasa Santoso Tedjo mengaku siap memenuhi permintaan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk menyelesaikan proyek Pasar Turis hingga 14 Oktober mendatang.
Pernyataan ini disampaikan menyikapi ancaman Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang akan mengambil alih proyek Pasar Turi jika pengembang tak selesai hingga pertengahan Oktober.
Ancaman Risma, panggilan akrab Tri Rismaharini, disampaikan di hadapan ratusan pedagang Pasar Turi yang melakukan unjuk rasa di Balai Kota Pemkot Surabaya, Rabu (24/9/2014).
"Pernyataan saya tetap seperti sebelumnya. Seperti yang ditulis di media massa, jika pada 14 Oktober Pasar Turi tidak selesai, maka akan saya ambil alih. Itu berdasarkan kajian dari BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan)," kata Risma kepada ratusan pedagang.
Meski Risma mengancam akan mengambil alih proyek Pasar Turi, namun Santoso meragukan pernyataan tersebut. Sebab, hingga kini belum ada surat pemberitahuan atas rencana pengambilalihan itu.
Seharusnya, jika akan mengambil tindakan pengambilalihan didahului surat pemberitahuan ataupun surat peringatan. “Sehingga, investor tidak dibuat bingung dengan keluarnya ancaman pengambilalihan pembangunan Pasar Turi ini,” katanya, Rabu (24/9/2014)
Jumlah total stan di Pasar Turi sebanyak 6.500 unit dengan sembilan lantai. Dari jumlah itu, stan untuk pedagang lama sebanyak 3.800 unit. Sisanya untuk pedagang baru. Sesuai perjanjian, batas waktu penyelesaian pengerjaan diartikan investor hanya untuk pedagang lama.
Diluar itu, tidak masuk dalam perjanjian. Disamping itu, dari 3.650 stan untuk pedagang lama, ada sekitar 20-an stan yang masih belum selesai dikerjakan.
Tapi investor menolak jika belum selesainya pengerjaan stan itu dianggap investor gagal menyelesaikan proyek.
“Jika dilihat dari luar, progres pembangunan memang terlihat acak-acakan. Akan tetapi kondisi tersebut berbanding terbalik dengan kondisi didalam bangunan. Lantai granit hampir selesai terpasang, berbagai fasilitas juga dalam proses pengerjaan akhir. Mulai fasilitas kamar toilet, lift, eskalator, dan sebagainya,” pungkas Santoso.
Pernyataan ini disampaikan menyikapi ancaman Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang akan mengambil alih proyek Pasar Turi jika pengembang tak selesai hingga pertengahan Oktober.
Ancaman Risma, panggilan akrab Tri Rismaharini, disampaikan di hadapan ratusan pedagang Pasar Turi yang melakukan unjuk rasa di Balai Kota Pemkot Surabaya, Rabu (24/9/2014).
"Pernyataan saya tetap seperti sebelumnya. Seperti yang ditulis di media massa, jika pada 14 Oktober Pasar Turi tidak selesai, maka akan saya ambil alih. Itu berdasarkan kajian dari BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan)," kata Risma kepada ratusan pedagang.
Meski Risma mengancam akan mengambil alih proyek Pasar Turi, namun Santoso meragukan pernyataan tersebut. Sebab, hingga kini belum ada surat pemberitahuan atas rencana pengambilalihan itu.
Seharusnya, jika akan mengambil tindakan pengambilalihan didahului surat pemberitahuan ataupun surat peringatan. “Sehingga, investor tidak dibuat bingung dengan keluarnya ancaman pengambilalihan pembangunan Pasar Turi ini,” katanya, Rabu (24/9/2014)
Jumlah total stan di Pasar Turi sebanyak 6.500 unit dengan sembilan lantai. Dari jumlah itu, stan untuk pedagang lama sebanyak 3.800 unit. Sisanya untuk pedagang baru. Sesuai perjanjian, batas waktu penyelesaian pengerjaan diartikan investor hanya untuk pedagang lama.
Diluar itu, tidak masuk dalam perjanjian. Disamping itu, dari 3.650 stan untuk pedagang lama, ada sekitar 20-an stan yang masih belum selesai dikerjakan.
Tapi investor menolak jika belum selesainya pengerjaan stan itu dianggap investor gagal menyelesaikan proyek.
“Jika dilihat dari luar, progres pembangunan memang terlihat acak-acakan. Akan tetapi kondisi tersebut berbanding terbalik dengan kondisi didalam bangunan. Lantai granit hampir selesai terpasang, berbagai fasilitas juga dalam proses pengerjaan akhir. Mulai fasilitas kamar toilet, lift, eskalator, dan sebagainya,” pungkas Santoso.
(lis)