Hujan Tidak Hilangkan Hotspot di OKI
A
A
A
KAYUAGUNG - Hujan yang turun selama dua hari di Ogan Komering Ilir (OKI) namun hal itu tidak menghilangkan jumlah titik api (hotspot) yang ada hingga Minggu (21/9/2014).
Penyebabnya hujan turun tidak merata di OKI, hanya di sebagian lokasi saja yang diguyur hujan, sehingga hotspot di lahan gambut tetap menyala.
Menurut Kepala Manggala Agni Daerah Operasi III Kabupaten OKI, Tri Prayogi, hujan turun di OKI, beberapa hari ini masih belum bisa menghilangkan hotspot yang berada di lahan gambut, seperti di daerah Pampangan, Pangkalan Lampam dan Tulung Selapan sehingga pihaknya tetap siaga.
"Personil kita tetap siaga karena hujan belum semuanya membasahi wilayah Kabupaten OKI, bahkan takutnya hotspot muncul di wilayah yang belum tersentuh hujan,” timpalnya.
Pada musim kemarau ini, ada dua wilayah yang kita gencar melakukan pemadaman, seperti wilayah Kecamatan Pampangan dan Pangkalan Lampam.
”Kebakaran lahan di OKI sangat meningkat drastis pada bulan September. Kami sampai kewalahan melakukan pemadaman hotspot, terutama di wilayah Pampangan dan Pangkalan Lampam," tukasnya.
Menurut Tri, berdasarkan data pada 20 September 2014 jumlah hotspot di OKI sebanyak 67 titik. Masing-masing di Kecamatan Air Sugihan 1 titik, Lempuing 3 titik, Tulung Selapan sebanyak 14 titik, Cengal 13 titik, Pampangan 5 titik, Pedamaran 7 titik, Pematang Panggang 18 titik dan Mesuji 6 titik.
Sedangkan sehari sebelumnya pada 19 September sebanyak 16 hotspot masing-masing di Kecamatan Tulung Selapan sebanyak 4 titik, Cengal 4 titik, Pampangan 2 titik, Pedamaran 1 titik, Pematang Panggang 4 titik dan Mesuji 1 titik.
"Padahal pada hari itu hujan turun, namun hujan tersebut turunnya tidak merata dan hanya sebagian di wilayah Kayuagung saja, sedangkan di wilayah lahan gambut belum tersentuh hujan," ujar Tri.
Berdasarkan pantauan di wilayah Sepucuk Pulau Geronggang, Kecamatan Pedamaran Timur, hotspot masih nampak.
Begitu juga dalam Kota Kayuagung asap terlihat jika di pagi dan sore hari yang bisa mempengaruhi jarak pandang, sehingga dampaknya bisa menimbulkan sesak nafas dan membuat mata pedih.
Penyebabnya hujan turun tidak merata di OKI, hanya di sebagian lokasi saja yang diguyur hujan, sehingga hotspot di lahan gambut tetap menyala.
Menurut Kepala Manggala Agni Daerah Operasi III Kabupaten OKI, Tri Prayogi, hujan turun di OKI, beberapa hari ini masih belum bisa menghilangkan hotspot yang berada di lahan gambut, seperti di daerah Pampangan, Pangkalan Lampam dan Tulung Selapan sehingga pihaknya tetap siaga.
"Personil kita tetap siaga karena hujan belum semuanya membasahi wilayah Kabupaten OKI, bahkan takutnya hotspot muncul di wilayah yang belum tersentuh hujan,” timpalnya.
Pada musim kemarau ini, ada dua wilayah yang kita gencar melakukan pemadaman, seperti wilayah Kecamatan Pampangan dan Pangkalan Lampam.
”Kebakaran lahan di OKI sangat meningkat drastis pada bulan September. Kami sampai kewalahan melakukan pemadaman hotspot, terutama di wilayah Pampangan dan Pangkalan Lampam," tukasnya.
Menurut Tri, berdasarkan data pada 20 September 2014 jumlah hotspot di OKI sebanyak 67 titik. Masing-masing di Kecamatan Air Sugihan 1 titik, Lempuing 3 titik, Tulung Selapan sebanyak 14 titik, Cengal 13 titik, Pampangan 5 titik, Pedamaran 7 titik, Pematang Panggang 18 titik dan Mesuji 6 titik.
Sedangkan sehari sebelumnya pada 19 September sebanyak 16 hotspot masing-masing di Kecamatan Tulung Selapan sebanyak 4 titik, Cengal 4 titik, Pampangan 2 titik, Pedamaran 1 titik, Pematang Panggang 4 titik dan Mesuji 1 titik.
"Padahal pada hari itu hujan turun, namun hujan tersebut turunnya tidak merata dan hanya sebagian di wilayah Kayuagung saja, sedangkan di wilayah lahan gambut belum tersentuh hujan," ujar Tri.
Berdasarkan pantauan di wilayah Sepucuk Pulau Geronggang, Kecamatan Pedamaran Timur, hotspot masih nampak.
Begitu juga dalam Kota Kayuagung asap terlihat jika di pagi dan sore hari yang bisa mempengaruhi jarak pandang, sehingga dampaknya bisa menimbulkan sesak nafas dan membuat mata pedih.
(sms)