Razia Gang Buntu, Polisi Amankan PSK, dan Jelly Pelicin
A
A
A
SLEMAN - Sembilan orang wanita penjaja seks komersial diciduk polisi dari lokasi rumah mirip kos-kosan di Gang Buntu, Caturtunggal, Depok, Sleman. Dari penggerebekan itu, polisi juga menyita alat kontrasepsi kondom, maupun jelly pelicin.
Gang Buntu memang cukup terkenal di internet sebagai salah satu lokasi mencari wanita penghibur di Yogyakarta. Lokasi itu pun menjadi salah satu sasaran operasi kepolisian, Jumat 19 September 2014 malam.
Saat didatangi, Gang Buntu itu terlihat gelap, di sana juga hanya terlihat bangunan rumah biasa dan sepi. Ada dua bangunan rumah yang lokasinya berjajar di lokasi itu. Pada rumah pertama, begitu masuk di ruang tamu, terdapat kaca-kaca besar.
Sedangkan di dalamnya, terdapat kamar-kamar saling berhadapan mirip kos wanita. Begitu pintu diketuk, wanita-wanita itu pun langsung kaget, karena saat membukakan pintu, mereka melihat yang datang petugas.
Selain melakukan pengecekan barang-barang milik penghuni, satu persatu kamar pun diperiksa. Kemudian, pada rumah kedua, terdapat ruangan yang diterangi lampu berwarna biru. Pada bagian belakang dan samping, terdapat kamar-kamar berjajar.
Setelah dilakukan pengecekan menggunakan mobil polisi, mereka langsung digelandang ke Polsek Depok Barat.
Kapolsek Depok Barat AKP Luthfi mengatakan, saat diamankan mereka tidak melayani pelanggan. Dari hasil pengecekan, ditemukan sejumlah alat kontrasepsi kondom yang disimpan dalam kamar, maupun tas, dan dompet.
Mereka pun dibawa untuk didata, kemudian selanjutnya dibawa ke Polres. "Kita koordinasikan dengan Polres, dalam operasi ini sasaran kita penyakit masyarakat," katanya, kepada wartawan, Sabtu (20/9/2014).
Selain di Gang Buntu, sebelumnya polisi juga melakukan operasi dengan sasaran tempat hiburan malam, seperti kafe maupun tempat karaoke. Dari operasi itu, diamankan puluhan botol minuman keras. Kemudian di salon-salon perawatan, dan kos-kosan.
"Kebetulan kita juga dapatkan info dari masyarakat, ada kos-kosan yang dicurigai disalahgunakan karena kerap terlihat orang keluar masuk," ungkapnya.
Dari pengecekan yang dilakukan, ditemukan dua pasangan mesum. Atas temuan itu, pihaknya pun mengharapkan kepada masyarakat bilamana mencurigai lokasi-lokasi mesum terselubung, termasuk kos, segera memberikan informasi kepada petugas kepolisian.
"Pas kita temukan di kos itu, satu pasang ngaku mahasiswa dan tengah kerjakan tugas, satu pasang lagi ditemukan sama-sama diranjang," bebernya.
Sementara itu, Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin menerangkan, pelaksanaan pekat itu dilakukan menyeluruh oleh polres maupun jajaran. Dari pelaksanaan operasi yang digelar beberapa waktu terakhir, diakui banyak ditemukan alat kontrasepsi kondom, baik itu pada lokasi panti pijat maupun salon. Hal itu mengidentifikasikan adanya praktik prostitusi terselubung.
"Bagi yang kedapatan, kita data dan lakukan pembinaan, kemudian saya juga panggil ketua RT-nya maupun pemilik usahanya," terangnya.
Berdasarkan hasil operasi yang digelar, dia mengharapkan adanya peran dari lingkungan untuk melakukan pengawasan. Bilamana perizinannya menyalahi, pemerintah harus mengeluarkan perintah tegas, dan bila menemukan pelanggaran langsung mencabut izinnya.
Termasuk pula, pada lokasi tempat tinggal kos-kosan, karena bukan tidak mungkin banyaknya usaha kos disalahgunakan untuk melakukan tempat mesum. "Kepedulian masyarakat untuk ikut mengawasi ini sangat penting," tandasnya.
Gang Buntu memang cukup terkenal di internet sebagai salah satu lokasi mencari wanita penghibur di Yogyakarta. Lokasi itu pun menjadi salah satu sasaran operasi kepolisian, Jumat 19 September 2014 malam.
Saat didatangi, Gang Buntu itu terlihat gelap, di sana juga hanya terlihat bangunan rumah biasa dan sepi. Ada dua bangunan rumah yang lokasinya berjajar di lokasi itu. Pada rumah pertama, begitu masuk di ruang tamu, terdapat kaca-kaca besar.
Sedangkan di dalamnya, terdapat kamar-kamar saling berhadapan mirip kos wanita. Begitu pintu diketuk, wanita-wanita itu pun langsung kaget, karena saat membukakan pintu, mereka melihat yang datang petugas.
Selain melakukan pengecekan barang-barang milik penghuni, satu persatu kamar pun diperiksa. Kemudian, pada rumah kedua, terdapat ruangan yang diterangi lampu berwarna biru. Pada bagian belakang dan samping, terdapat kamar-kamar berjajar.
Setelah dilakukan pengecekan menggunakan mobil polisi, mereka langsung digelandang ke Polsek Depok Barat.
Kapolsek Depok Barat AKP Luthfi mengatakan, saat diamankan mereka tidak melayani pelanggan. Dari hasil pengecekan, ditemukan sejumlah alat kontrasepsi kondom yang disimpan dalam kamar, maupun tas, dan dompet.
Mereka pun dibawa untuk didata, kemudian selanjutnya dibawa ke Polres. "Kita koordinasikan dengan Polres, dalam operasi ini sasaran kita penyakit masyarakat," katanya, kepada wartawan, Sabtu (20/9/2014).
Selain di Gang Buntu, sebelumnya polisi juga melakukan operasi dengan sasaran tempat hiburan malam, seperti kafe maupun tempat karaoke. Dari operasi itu, diamankan puluhan botol minuman keras. Kemudian di salon-salon perawatan, dan kos-kosan.
"Kebetulan kita juga dapatkan info dari masyarakat, ada kos-kosan yang dicurigai disalahgunakan karena kerap terlihat orang keluar masuk," ungkapnya.
Dari pengecekan yang dilakukan, ditemukan dua pasangan mesum. Atas temuan itu, pihaknya pun mengharapkan kepada masyarakat bilamana mencurigai lokasi-lokasi mesum terselubung, termasuk kos, segera memberikan informasi kepada petugas kepolisian.
"Pas kita temukan di kos itu, satu pasang ngaku mahasiswa dan tengah kerjakan tugas, satu pasang lagi ditemukan sama-sama diranjang," bebernya.
Sementara itu, Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin menerangkan, pelaksanaan pekat itu dilakukan menyeluruh oleh polres maupun jajaran. Dari pelaksanaan operasi yang digelar beberapa waktu terakhir, diakui banyak ditemukan alat kontrasepsi kondom, baik itu pada lokasi panti pijat maupun salon. Hal itu mengidentifikasikan adanya praktik prostitusi terselubung.
"Bagi yang kedapatan, kita data dan lakukan pembinaan, kemudian saya juga panggil ketua RT-nya maupun pemilik usahanya," terangnya.
Berdasarkan hasil operasi yang digelar, dia mengharapkan adanya peran dari lingkungan untuk melakukan pengawasan. Bilamana perizinannya menyalahi, pemerintah harus mengeluarkan perintah tegas, dan bila menemukan pelanggaran langsung mencabut izinnya.
Termasuk pula, pada lokasi tempat tinggal kos-kosan, karena bukan tidak mungkin banyaknya usaha kos disalahgunakan untuk melakukan tempat mesum. "Kepedulian masyarakat untuk ikut mengawasi ini sangat penting," tandasnya.
(san)