Kabut Asap Selimuti Riau, Masyarakat Diimbau Gunakan Masker
A
A
A
PEKANBARU - Kabut asap terus menyelimuti Provinsi Riau. Dinas Kesehatan Riau meminta masyarakat menggunakan masker apabila hendak ke luar rumah.
Imbauan itu dikeluarkan mengingat kondisi udara Riau yang terus memburuk akibat kabut asap yang bersumber dari kebakaran hutan. Berdasarkan alat pengukur pencemaran udara, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) menunjukkan udara Riau sudah tidak sehat.
"Kita meminta kepada masyarakat untuk menggunakan masker apabila beraktivitas di luar rumah. Ini karena kondisi udara saat ini kurang baik," imbau Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P4L) Dinas Kesehatan Provinsi Riau Andra, Kamis (18/9/2014).
Penyakit yang ditimbulkan kabut asap ini paling rentan menyerang pada lansia (lanjut usia) dan anak-anak. Penyakit yang timbul karena asap di antaranya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), iritasi mata, gangguan kulit, dan asma.
"Kita minta warga mengurangi aktivitas di luar rumah. Apabila ada kebutuhan mendesak, pergunakan masker," terangnya.
Seperti diketahui, akibat kabut asap sejumlah penerbangan menuju Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, juga dialihkan ke bandara lain, seperti Bandara Hang Nadim, Batam.
Di sisi lain, para pedagang masker di Pekanbaru, Riau, meraup untung akibat kabut asap ini. Pantauan di lapangan, terlihat hampir semua ruas jalan di Pekanbaru ramai oleh penjual masker. Hal itu terlihat di Jalan HM Subrantas, Jalan Arifin Achmad, Jalan Sudirman, dan sejumlah ruas jalan lain.
Tidak hanya di jalan, sejumlah toko juga mulai menjual masker. Harga bervariasi, mulai Rp2.000 sampai Rp20.000. Motifnya juga beraneka ragam.
Romi (45), salah satu pedangan masker di Jalan Sudirman mengatakan saat sudah banyak warga yang membeli dagangannya. Namun belum seperti musim asap pada bulan Maret lalu.
"Kalau seharinya saya bisa menjual 30 sampai 40 masker dengan penjualan dari Rp150.000 hingga Rp200.000 ribu, lumayan juga. Tapi kalau pada musim asap lalu saya bisa jual sampai Rp500.000 per hari," katanya, Rabu (17/9/2014).
Imbauan itu dikeluarkan mengingat kondisi udara Riau yang terus memburuk akibat kabut asap yang bersumber dari kebakaran hutan. Berdasarkan alat pengukur pencemaran udara, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) menunjukkan udara Riau sudah tidak sehat.
"Kita meminta kepada masyarakat untuk menggunakan masker apabila beraktivitas di luar rumah. Ini karena kondisi udara saat ini kurang baik," imbau Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P4L) Dinas Kesehatan Provinsi Riau Andra, Kamis (18/9/2014).
Penyakit yang ditimbulkan kabut asap ini paling rentan menyerang pada lansia (lanjut usia) dan anak-anak. Penyakit yang timbul karena asap di antaranya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), iritasi mata, gangguan kulit, dan asma.
"Kita minta warga mengurangi aktivitas di luar rumah. Apabila ada kebutuhan mendesak, pergunakan masker," terangnya.
Seperti diketahui, akibat kabut asap sejumlah penerbangan menuju Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, juga dialihkan ke bandara lain, seperti Bandara Hang Nadim, Batam.
Di sisi lain, para pedagang masker di Pekanbaru, Riau, meraup untung akibat kabut asap ini. Pantauan di lapangan, terlihat hampir semua ruas jalan di Pekanbaru ramai oleh penjual masker. Hal itu terlihat di Jalan HM Subrantas, Jalan Arifin Achmad, Jalan Sudirman, dan sejumlah ruas jalan lain.
Tidak hanya di jalan, sejumlah toko juga mulai menjual masker. Harga bervariasi, mulai Rp2.000 sampai Rp20.000. Motifnya juga beraneka ragam.
Romi (45), salah satu pedangan masker di Jalan Sudirman mengatakan saat sudah banyak warga yang membeli dagangannya. Namun belum seperti musim asap pada bulan Maret lalu.
"Kalau seharinya saya bisa menjual 30 sampai 40 masker dengan penjualan dari Rp150.000 hingga Rp200.000 ribu, lumayan juga. Tapi kalau pada musim asap lalu saya bisa jual sampai Rp500.000 per hari," katanya, Rabu (17/9/2014).
(zik)