Keluarga Mahasiswi STIM YKPN Yogyakarta Tabur Bunga
A
A
A
SLEMAN - Keluarga Rani Askilia (22), mahasiswi STIM (Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen) YKPN Yogyakarta yang tewas dibunuh melakukan tabur bunga di lokasi penemuan mayat, tadi siang.
Keluarga berharap, pembunuh mahasiswi STIM YKPN Yogyakarta ini ditangkap sebelum peringatan 40 hari kematian korban.
Dalam tabur bunga itu, ada 14 orang yang datang, berasal dari Magelang, Jawa Tengah. Dalam rombongan itu hanya ada paman, saudara sepupu, maupun kakek dan nenek korban.
Mereka datang menggunakan dua mobil, tiba di lokasi area persawahan Dusun Kanoman RT03/05, Banyuraden, Gamping, sekitar pukul 10.45 WIB, dengan diantar petugas Polres Sleman.
Sesampainya di lokasi, keluarga mahasiswi STIM YKPN Yogyakarta ini didampingi petugas kepolisian dari Polsek Gamping, menuju kolam kering tempat jasad korban ditemukan, Rabu 10 September 2014.
Setelah melakukan doa bersama, mereka pun melakukan tabur bunga dan beberapa memegang tanah tempat korban ditemukan.
"Kita ke sini memang untuk tabur bunga, keluarga di rumah juga tiap malam melakukan pengajian," kata Sunarno, paman korban, kepada wartawan, Selasa (16/9/2014).
Menurut Sunarno, keluarga besar di Magelang sangat terpukul dengan kematian korban yang sangat tragis. Sebelum ke lokasi, diakui keluarga sempat mampir ke Polres Sleman dan mendapatkan informasi bahwa polisi masih menyelidiki kasus ini.
"Polisi masih menunggu hasil uji forensik dari Semarang. Kami minta dan berharap sebelum 40 hari pelaku dapat terungkap dan diberi hukuman seberat-beratnya," ungkapnya.
Sementara itu, Dinda, salah satu saudara sepupu korban mengaku, seperti biasa bila bertemu dengannya korban dirinya sering curhat, termasuk masalah pacar.
Dari sepupunya itu pula dia tahu siapa pacar terakhir korban, maupun mantannya yang semuanya bukan mahasiswa STIM YKPN Yogyakarta. Namun begitu, dalam curhatannya itu korban tidak pernah menunjukkan ada masalah.
Keluarga berharap, pembunuh mahasiswi STIM YKPN Yogyakarta ini ditangkap sebelum peringatan 40 hari kematian korban.
Dalam tabur bunga itu, ada 14 orang yang datang, berasal dari Magelang, Jawa Tengah. Dalam rombongan itu hanya ada paman, saudara sepupu, maupun kakek dan nenek korban.
Mereka datang menggunakan dua mobil, tiba di lokasi area persawahan Dusun Kanoman RT03/05, Banyuraden, Gamping, sekitar pukul 10.45 WIB, dengan diantar petugas Polres Sleman.
Sesampainya di lokasi, keluarga mahasiswi STIM YKPN Yogyakarta ini didampingi petugas kepolisian dari Polsek Gamping, menuju kolam kering tempat jasad korban ditemukan, Rabu 10 September 2014.
Setelah melakukan doa bersama, mereka pun melakukan tabur bunga dan beberapa memegang tanah tempat korban ditemukan.
"Kita ke sini memang untuk tabur bunga, keluarga di rumah juga tiap malam melakukan pengajian," kata Sunarno, paman korban, kepada wartawan, Selasa (16/9/2014).
Menurut Sunarno, keluarga besar di Magelang sangat terpukul dengan kematian korban yang sangat tragis. Sebelum ke lokasi, diakui keluarga sempat mampir ke Polres Sleman dan mendapatkan informasi bahwa polisi masih menyelidiki kasus ini.
"Polisi masih menunggu hasil uji forensik dari Semarang. Kami minta dan berharap sebelum 40 hari pelaku dapat terungkap dan diberi hukuman seberat-beratnya," ungkapnya.
Sementara itu, Dinda, salah satu saudara sepupu korban mengaku, seperti biasa bila bertemu dengannya korban dirinya sering curhat, termasuk masalah pacar.
Dari sepupunya itu pula dia tahu siapa pacar terakhir korban, maupun mantannya yang semuanya bukan mahasiswa STIM YKPN Yogyakarta. Namun begitu, dalam curhatannya itu korban tidak pernah menunjukkan ada masalah.
(san)