3 Gempa Beruntun Hantam Sumatera Barat
A
A
A
PADANG - Tiga gempa beruntun terjadi di Tanah Datar, Agam, Pariaman, dan Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat, tadi malam. Kenati begitu, gempa tidak terlalu membahayakan warga.
"Pusat gempa terjadi di segmen Sumani arah Ombilin, atau bagian timur di seputar Danau Singkarak. Gempa tidak terlalu membahayakan," kata Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumbar Ade Edwar, Kamis (11/9/2014).
Dia melanjutkan, gempa pertama terjadi pukul 00.46 WIB dengan kekuatan 5 SR, berlokasi 0.57 Lintang Selatan 100.53 Bujur Timur dengan kedalam 10 KM yang berpusat di darat, sejauh 14 kilometer Barat Daya Tanah Datar.
"Gempa pertama dirasakan di Batusangakar, Padangpanjang, Sicincin, Bukittinggi, dan Padang, serta Agam," terangnya.
Gempa kedua terjadi pukul 00:52 WIB, dengan kekuatan 4,2 SR, di kedalam 10 KM. Lokasi gempa 0.49 Lintang Selatan, 100.5 Bujur Timur. Pusat gempa berada di darat, delapan Kilometer Tenggara Padang Panjang.
"Gempa hanya dirasakan di Padangpanjang, dan Batusangkar, Kabupaten Tana Datar. Selang empat menit gempa darat kembali terjadi, di 11 km Barat Daya Tanah Datar, Batu Sangkar, dengan kedalam 10 Kilometer dengan kekuatan 4,2 SR," jelasnya.
Meski beruntun, gempa tidak terlalu membahayakan, karena energinya sudah keluar pada tahun 2007. “Segmen ini siklusnya sekitar 70-80 tahun, karena energinya sudah keluar, maka itu tidak berbahaya, tapi tetap waspada,” ungkapnya.
Yang berbahaya, menurut Ade Edwar, ada dua segmen di Sumbar. Segmen pertama itu di Sumpur-Barumun Pasaman, ada dua segmen di lokasi tersebut. Gempa terjadi pada 150 tahun lalu, dengan kekuatan 7 SR, jalurnya itu adalah Jalan Bonjol sampai Rao.
“Kalau sudah 7 SR gempa darat, ini sangat berbahaya, bisa jalan terkelupas dibuatnya,” tegasnya.
Segmen berikutnya, adalah segmen Suliti-Muaro Labuh Solok Selatan. Jalurnya dari Lubuk Selasih, akan melintas ke Danau Diatas, siklus gempanya 70 tahunan.
“Gempa terakhir pada tahun 1943 yang terkenal dengan gempa Muaro Labuh dengan kekuara 6,4 SR, pada tahun ini rumah warga rata-rata dari kayu sehingga tidak ada korban jiwa,” pungkasnya.
"Pusat gempa terjadi di segmen Sumani arah Ombilin, atau bagian timur di seputar Danau Singkarak. Gempa tidak terlalu membahayakan," kata Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumbar Ade Edwar, Kamis (11/9/2014).
Dia melanjutkan, gempa pertama terjadi pukul 00.46 WIB dengan kekuatan 5 SR, berlokasi 0.57 Lintang Selatan 100.53 Bujur Timur dengan kedalam 10 KM yang berpusat di darat, sejauh 14 kilometer Barat Daya Tanah Datar.
"Gempa pertama dirasakan di Batusangakar, Padangpanjang, Sicincin, Bukittinggi, dan Padang, serta Agam," terangnya.
Gempa kedua terjadi pukul 00:52 WIB, dengan kekuatan 4,2 SR, di kedalam 10 KM. Lokasi gempa 0.49 Lintang Selatan, 100.5 Bujur Timur. Pusat gempa berada di darat, delapan Kilometer Tenggara Padang Panjang.
"Gempa hanya dirasakan di Padangpanjang, dan Batusangkar, Kabupaten Tana Datar. Selang empat menit gempa darat kembali terjadi, di 11 km Barat Daya Tanah Datar, Batu Sangkar, dengan kedalam 10 Kilometer dengan kekuatan 4,2 SR," jelasnya.
Meski beruntun, gempa tidak terlalu membahayakan, karena energinya sudah keluar pada tahun 2007. “Segmen ini siklusnya sekitar 70-80 tahun, karena energinya sudah keluar, maka itu tidak berbahaya, tapi tetap waspada,” ungkapnya.
Yang berbahaya, menurut Ade Edwar, ada dua segmen di Sumbar. Segmen pertama itu di Sumpur-Barumun Pasaman, ada dua segmen di lokasi tersebut. Gempa terjadi pada 150 tahun lalu, dengan kekuatan 7 SR, jalurnya itu adalah Jalan Bonjol sampai Rao.
“Kalau sudah 7 SR gempa darat, ini sangat berbahaya, bisa jalan terkelupas dibuatnya,” tegasnya.
Segmen berikutnya, adalah segmen Suliti-Muaro Labuh Solok Selatan. Jalurnya dari Lubuk Selasih, akan melintas ke Danau Diatas, siklus gempanya 70 tahunan.
“Gempa terakhir pada tahun 1943 yang terkenal dengan gempa Muaro Labuh dengan kekuara 6,4 SR, pada tahun ini rumah warga rata-rata dari kayu sehingga tidak ada korban jiwa,” pungkasnya.
(san)