Wapres Boediono Didemo di Solo
A
A
A
SOLO - Kedatangan Wakil Presiden Boediono ke Kota Solo disambut aksi demonstrasi. Puluhan orang yang berdemonstrasi itu tergabung dalam Gerakan Rakyat Bersatu. Boediono berkunjung ke Solo dalam rangka menghadiri puncak peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2014 di Stadion Sriwedari.
Koordinator Aksi Lucky Sugeng Nugroho mengatakan, penolakan mereka terhadap kedatangan Boediono ke Kota Solo bukan tanpa alasan.
Lima tahun masa kepemimpinan SBY-Boediono, penegakan hukum, salah satunya kasus Bank Century hingga saat ini masih belum jelas. Meskipun SBY berulang kali mengatakan hukum merupakan panglima tertinggi, kenyataannya kasus Bank Century masih gelap gulita.
"Kasus Century ke mana. Meskipun sudah ada Pansus Century hingga akhirnya dilimpahkan kasus Century ini ke KPK, tapi tetap saja masih gelap gulita, tak jelas sama sekali," papar Lucky di sela aksi unjuk rasa menolak kedatangan Boediono, di Bundaran Gladak, Solo,Jawa Tengah, Selasa (9/9/2014).
Malah sebaliknya, Pemerintahan SBY-Boediono justru meninggalkan utang luar negeri yang cukup banyak, di atas Rp2 ribu triliun.
Di masa Pemerintahan SBY-Boediono pula banyak kebijakan yang diambil justru semakin memberatkan rakyat. Misal, kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), Tarif Dasar Listrik (TDL), hingga sembilan kebutuhan pokok. Dan, di saat rakyatnya menjerit, Pemerintahan SBY-Boediono justru disibukkan dengan urusan politik.
"Melihat kondisi semacam itu, kami akan menuntut Pemerintahan Jokowi nanti agar tidak ikut-ikutan berutang ke luar negeri seperti apa yang dilakukan pemerintahan sebelumnya. Kami akan tagih janji Jokowi untuk membangun ekonomi sendiri dengan berdikari tanpa utang dari luar negeri," ujarnya.
Koordinator Aksi Lucky Sugeng Nugroho mengatakan, penolakan mereka terhadap kedatangan Boediono ke Kota Solo bukan tanpa alasan.
Lima tahun masa kepemimpinan SBY-Boediono, penegakan hukum, salah satunya kasus Bank Century hingga saat ini masih belum jelas. Meskipun SBY berulang kali mengatakan hukum merupakan panglima tertinggi, kenyataannya kasus Bank Century masih gelap gulita.
"Kasus Century ke mana. Meskipun sudah ada Pansus Century hingga akhirnya dilimpahkan kasus Century ini ke KPK, tapi tetap saja masih gelap gulita, tak jelas sama sekali," papar Lucky di sela aksi unjuk rasa menolak kedatangan Boediono, di Bundaran Gladak, Solo,Jawa Tengah, Selasa (9/9/2014).
Malah sebaliknya, Pemerintahan SBY-Boediono justru meninggalkan utang luar negeri yang cukup banyak, di atas Rp2 ribu triliun.
Di masa Pemerintahan SBY-Boediono pula banyak kebijakan yang diambil justru semakin memberatkan rakyat. Misal, kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), Tarif Dasar Listrik (TDL), hingga sembilan kebutuhan pokok. Dan, di saat rakyatnya menjerit, Pemerintahan SBY-Boediono justru disibukkan dengan urusan politik.
"Melihat kondisi semacam itu, kami akan menuntut Pemerintahan Jokowi nanti agar tidak ikut-ikutan berutang ke luar negeri seperti apa yang dilakukan pemerintahan sebelumnya. Kami akan tagih janji Jokowi untuk membangun ekonomi sendiri dengan berdikari tanpa utang dari luar negeri," ujarnya.
(zik)