Sopir Bus di Samarinda Mogok, Penumpang Naik Taksi Gelap
A
A
A
SAMARINDA - Aksi mogok sopir bus rute Samarinda-Bontang-Sangatta, Kalimantan Timur (Kaltim), menyengsarakan penumpang. Mereka terpaksa menggunakan angkutan tak resmi. Para penumpang memilih menggunakan taksi gelap yang memang banyak beroperasi di sekitar Terminal Lempake.
Para penumpang terpaksa menggunakan taksi gelap karena tak punya pilihan lain. Penumpang harus tiba di kota tujuan agar bisa masuk kerja pada awal pekan.
"Mau tidak mau, terpaksa pakai taksi gelap. Soalnya harus sampai paling lambat malam ini. Besok harus sudah masuk kerja," kata Hendra, penumpang tujuan Bontang, Minggu (7/9/2014).
Kebanyakan penumpang adalah pekerja di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur. Mereka memiliki keluarga di Kota Samarinda atau Balikpapan. Pada akhir pekan, mereka biasanya pulang menjenguk keluarga.
"Biasanya akhir pekan pulang, minggu sore atau malam kembali ke tempat kerja di Sangatta. Senin pagi sudah masuk kantor. Sekarang jadi kerepotan karena ada aksi mogok sopir bus ini," kata Wawan, seorang PNS di Sangatta.
Tarif yang ditawarkan taksi gelap sangat mahal. Untuk tujuan Bontang, mereka harus merogoh Rp60 ribu. Jika menggunakan bus, cukup mengeluarkan uang Rp20 ribu.
Sedangkan untuk tujuan Sangatta, ibukota Kabupaten Kutai Timur, penumpang harus membayar taksi gelap sebesar Rp100 ribu. Jika menggunakan bus resmi, tarifnya hanya Rp35 ribu.
"Namanya terpaksa, daripada di kantor kena hukuman karena tak masuk kerja," tambah Hendra.
Aksi mogok sopir bus di Terminal Lempake, Samarinda dipicu kesulitan memperoleh solar. Pembatasan solar bersubsidi membuat sopir sering tak dapat solar. Aksi mogok ini sudah berlangsung empat hari sejak Kamis (4/9/2014).
Para penumpang terpaksa menggunakan taksi gelap karena tak punya pilihan lain. Penumpang harus tiba di kota tujuan agar bisa masuk kerja pada awal pekan.
"Mau tidak mau, terpaksa pakai taksi gelap. Soalnya harus sampai paling lambat malam ini. Besok harus sudah masuk kerja," kata Hendra, penumpang tujuan Bontang, Minggu (7/9/2014).
Kebanyakan penumpang adalah pekerja di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur. Mereka memiliki keluarga di Kota Samarinda atau Balikpapan. Pada akhir pekan, mereka biasanya pulang menjenguk keluarga.
"Biasanya akhir pekan pulang, minggu sore atau malam kembali ke tempat kerja di Sangatta. Senin pagi sudah masuk kantor. Sekarang jadi kerepotan karena ada aksi mogok sopir bus ini," kata Wawan, seorang PNS di Sangatta.
Tarif yang ditawarkan taksi gelap sangat mahal. Untuk tujuan Bontang, mereka harus merogoh Rp60 ribu. Jika menggunakan bus, cukup mengeluarkan uang Rp20 ribu.
Sedangkan untuk tujuan Sangatta, ibukota Kabupaten Kutai Timur, penumpang harus membayar taksi gelap sebesar Rp100 ribu. Jika menggunakan bus resmi, tarifnya hanya Rp35 ribu.
"Namanya terpaksa, daripada di kantor kena hukuman karena tak masuk kerja," tambah Hendra.
Aksi mogok sopir bus di Terminal Lempake, Samarinda dipicu kesulitan memperoleh solar. Pembatasan solar bersubsidi membuat sopir sering tak dapat solar. Aksi mogok ini sudah berlangsung empat hari sejak Kamis (4/9/2014).
(zik)