Khotib Jumat di Surabaya Kecam Pemindahan Makam Nabi

Jum'at, 05 September 2014 - 15:53 WIB
Khotib Jumat di Surabaya Kecam Pemindahan Makam Nabi
Khotib Jumat di Surabaya Kecam Pemindahan Makam Nabi
A A A
SURABAYA - Wacana Pemindahan Makam Nabi Muhammad SAW terus menuai kecaman. Kecaman terhadap pemindahan itu pun dilontarkan dalah khutbah Jumat di Surabaya. Salah satunya di Masjid Muayyad, Jalan Pabrik Kulit, Wonocolo, Surabaya.

Khotib dalam khutbah Jumat mengganggap, upaya pemindahan itu sangat melukai hati umat Islam se-Dunia. Dan Indonesia merupakan pemeluk agama Islam terbesar.

"Kami umat Islam tidak terima. Ini adalah rencana ingin menjungkirbalikkan Islam. Terlebih lagi, makam Nabi ini akan dipindah di pemakaman umum Baqi," kata khotib Turhan Amar, Jumat (3/9/2014).

Dia menjelaskan, banyak pemahaman terkait Nabi Muhammad SAW yang salah kaprah oleh sejumlah aliran. Ada yang beranggapan berada di Roudhoh dan mencium hajar aswad musyrik. Padahal tidak demikian. Selain itu, Nabi Muhammad adalah manusia yang mulai sesuai dengan Kalam Ilahi.

"Nabi Muhammad manusia istimewa, sesuai dengan firman Allah, seandainya bukan karena engkau Muhammad, aku tidak akan menciptakan alam semesta ini," ujar Turhan membacakan ayat.

Nabi Muhammad sangat Istimewa di mata umat Islam. Jika ada yang mencoba untuk memindah makam tersebut sama dengan menjungkirbalikkan Islam. Terlebih, ketika dipindah ke makam Baqi itu, makam Nabi Muhammad tidak disertai dengan tulisan apapun.

"Kami mengecam. Dan sependapat dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj. Kami juga meminta kepeda pemerintah Indonesia mengambil sikap sebab umat Islam paling besar ada di Indonesia," paparnya.

Umat Islam terdahulu, sekarang dan akan datang sangat mengistimewakan Nabi Muhammad. Dia mencontohkan, dalam kitab salaf Fatkhul Bari Karya Imam Al Bukhori selalu mengucap salawat setiap menulis satu hadist.

Sikap tersebut adalah bertawasul. Selama hidup, Imam Bukhori telah menulis 9.000 hadist. Pun demikian dengan pengarang Kitab Al-Um Imam Syafii juga bertawasul.

"Sekarang umat Islam tetap bertawasul kepada Nabi. Tawasul ini bukan bidah seperti yang ada dalam beberapa aliran. Dan Nabi pun pernah bersabda bahwa diantara mimbar dan rumah Nabi adalah perkebunan surga. Ini bisa memancing kemarah umat Islam, karena ada yang mengusik akidahnya," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9208 seconds (0.1#10.140)