Kebakaran Hutan Riau Bisa Dicegah
A
A
A
PEKANBARU - Setiap tahunnya, Provinsi Riau selalu mengalami kebakaran hutan dan lahan. Sudah 17 tahun warga menghirup asap akibat dari kebakaran itu. Lalu sampai kapan ini terus terjadi apakah ada solusinya?
Guru Besar Ekologi Hutan Universitas Kyoto, Jepang, Profesor Hisao Furukawa yang melakukan penelitian mengatakan bahwa di Riau pada umumnya adalah lahan gambut yang mudah terbakar jika musim kering. Dia mengatakan, ada solusi jika Riau maupun daerah lain ingin terbebas dari kebakaran hutan.
"Kunci dari pengelolaan gambut adalah tata air (water management) untuk mencegahnya mengalami kekeringan dan subsidensi. Jika pengontrolan airnya bagus, maka gambut tidak mudah kering dan tentu tidak mudah terbakar," kata Hisao di Riau, Jumat (22/8/2014).
Dia mengatakan sumber daya gambut bisa dimanfaatkan dengan mengunakan teknik yang tepat. "Pengalaman dan pemahaman pengelolaan gambut di Indonesia sangat memadai sehingga bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan," kata dia.
Furukawa dan koleganya Profesor Isamu Yamada ditemani pakar tanah dan gambut IPB Basuki Sumawinata sebelumnya melakukan studi banding pada areal Hutan Tanaman Industri (HTI) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), yang berada di lahan gambut di Pelalawan, Riau selama dua hari. Furukawa dan Yamada berpengalaman lebih dari 50 tahun dan telah mengunjungi hutan-hutan di seluruh dunia.
Deputy Director Sustainability RAPP Dian Novarina menyatakan, pihaknya kini bergerak lebih maju dalam pengaturan tata air dengan menggunakan teknologi pintu air otomatis. "Teknologi itu mengendalikan tinggi air secara real time, menggantikan pemantauan muka air yang dilakukan secara manual, dengan menerapkan pengendalian jarak jauh. Ini memastikan pengaturan muka air di kawasan HTI yang dikelola, dapat dilakukan secara lebih akurat," katanya.
Menurutnya, diperlukan kolaborasi semua pihak dan pemangku kepentingan untuk perlindungan lahan gambut. "Pengelolaan lahan gambut dengan bijaksana menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa fungsi ekosistem dari lahan tersebut tetap terjaga dimasa mendatang," kata Dian.
Guru Besar Ekologi Hutan Universitas Kyoto, Jepang, Profesor Hisao Furukawa yang melakukan penelitian mengatakan bahwa di Riau pada umumnya adalah lahan gambut yang mudah terbakar jika musim kering. Dia mengatakan, ada solusi jika Riau maupun daerah lain ingin terbebas dari kebakaran hutan.
"Kunci dari pengelolaan gambut adalah tata air (water management) untuk mencegahnya mengalami kekeringan dan subsidensi. Jika pengontrolan airnya bagus, maka gambut tidak mudah kering dan tentu tidak mudah terbakar," kata Hisao di Riau, Jumat (22/8/2014).
Dia mengatakan sumber daya gambut bisa dimanfaatkan dengan mengunakan teknik yang tepat. "Pengalaman dan pemahaman pengelolaan gambut di Indonesia sangat memadai sehingga bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan," kata dia.
Furukawa dan koleganya Profesor Isamu Yamada ditemani pakar tanah dan gambut IPB Basuki Sumawinata sebelumnya melakukan studi banding pada areal Hutan Tanaman Industri (HTI) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), yang berada di lahan gambut di Pelalawan, Riau selama dua hari. Furukawa dan Yamada berpengalaman lebih dari 50 tahun dan telah mengunjungi hutan-hutan di seluruh dunia.
Deputy Director Sustainability RAPP Dian Novarina menyatakan, pihaknya kini bergerak lebih maju dalam pengaturan tata air dengan menggunakan teknologi pintu air otomatis. "Teknologi itu mengendalikan tinggi air secara real time, menggantikan pemantauan muka air yang dilakukan secara manual, dengan menerapkan pengendalian jarak jauh. Ini memastikan pengaturan muka air di kawasan HTI yang dikelola, dapat dilakukan secara lebih akurat," katanya.
Menurutnya, diperlukan kolaborasi semua pihak dan pemangku kepentingan untuk perlindungan lahan gambut. "Pengelolaan lahan gambut dengan bijaksana menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa fungsi ekosistem dari lahan tersebut tetap terjaga dimasa mendatang," kata Dian.
(zik)