Geng Motor Berulah, Polisi Amankan 16 Anak Panah
A
A
A
MAKASSAR - Pekan ini, kasus geng motor kembali merebak di Kota Makassar. Di Jalan Toddopuli, Kelurahan Pandang Kecamatan Panakukkang, polisi mengamankan 16 anak panah sisa bentrokan anggota geng motor dengan warga yang terjadi pada Senin dinihari (18/8/2014).
Kendati tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun warga di Jalan Toddopuli merasa resah dengan ulah penyerangan diduga sekelompok motor yang berasal dari Jalan Batua Raya dengan menggunakan busur dan parang.
Menurut warga, Muliadi, kejadian itu berlangsung tiba tiba saat belasan sepeda motor menyerang warga Toddopuli. Warga yang menduga mengetahui akan ada penyerangan melakukan perlawanan.
"Belum tahu masalah apa sehingga geng motor itu menyerang, tapi bukanlah pertama kalinya dan sudah biasa terjadi," katanya.
Kabag Ops Polrestabes Makassar, AKBP Setiyo, mengatakan, pihaknya berupaya menekan aksi geng motor dengan mengerahkan petugas Patroli di sejumlah titik rawan.
Selain itu, penempatan anggota ke blok-blok juga telah dilakukan. Meski demikian, para kelompok geng motor itu kini sudah mengetahui dan mengintip rutinitas polisi.
"Ada 200 polisi yang disebar di titik untuk melakukan cipta kondisi. Kami akan evaluasi diri, termasuk dengan operasi tertutup atau polisi berpakaian preman," kata Setiyo diruang kerjanya.
Sejumlah permasalahan dan kendala dihadapi untuk menangkap para pelaku geng motor tersebut yakni kurangnya CCTV dan saksi.
Karena pada dasarnya, aksi mereka bukan saja menyerupai geng motor melainkan sekelompok anak muda. Disamping itu, para pelaku yang berusia belasan tahun, Undang-undang Perlindungan Anak juga tak bisa menjerat mereka.
"Mereka tidak kami tahu, apakah mereka geng motor. Karena Identitas diri mereka tidak diketahui. Beda geng motor yang mencari keuntungan penderitaan orang lain dan mengarah kepada pelaku kriminalitas," ujarnya.
Sementara itu, sebelumnya penyerangan yang dilakukan 36 anggota geng motor pada, Jumat 15 Agustus lalu terhadap warga Jalan Ratulangi.
Membuat warga tersebut akhir-akhir ini intens melakuan patroli terhadap geng motor. Juga Warkop Daeng Sija yang terletak di Jalan Abdul Daeng Sirua No 405. Pasca dijarah belasan geng Motor pada hari Minggu 10 Agustus sekira pukul 23.00 Wita.
Kriminolog dari Universitas 45 Makassar, Marwan Mas, mengatakan, rentetan serangan geng motor yang terjadi di wilayah Kota Makassar diakibatkan polisi tidak serius memberantas geng motor.
"Kepolisian berfungsi menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat jadi seharusnya berbaur di masyarakat supaya penyakit masyarakat bisa di ketahui," ujarnya.
Kendati tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun warga di Jalan Toddopuli merasa resah dengan ulah penyerangan diduga sekelompok motor yang berasal dari Jalan Batua Raya dengan menggunakan busur dan parang.
Menurut warga, Muliadi, kejadian itu berlangsung tiba tiba saat belasan sepeda motor menyerang warga Toddopuli. Warga yang menduga mengetahui akan ada penyerangan melakukan perlawanan.
"Belum tahu masalah apa sehingga geng motor itu menyerang, tapi bukanlah pertama kalinya dan sudah biasa terjadi," katanya.
Kabag Ops Polrestabes Makassar, AKBP Setiyo, mengatakan, pihaknya berupaya menekan aksi geng motor dengan mengerahkan petugas Patroli di sejumlah titik rawan.
Selain itu, penempatan anggota ke blok-blok juga telah dilakukan. Meski demikian, para kelompok geng motor itu kini sudah mengetahui dan mengintip rutinitas polisi.
"Ada 200 polisi yang disebar di titik untuk melakukan cipta kondisi. Kami akan evaluasi diri, termasuk dengan operasi tertutup atau polisi berpakaian preman," kata Setiyo diruang kerjanya.
Sejumlah permasalahan dan kendala dihadapi untuk menangkap para pelaku geng motor tersebut yakni kurangnya CCTV dan saksi.
Karena pada dasarnya, aksi mereka bukan saja menyerupai geng motor melainkan sekelompok anak muda. Disamping itu, para pelaku yang berusia belasan tahun, Undang-undang Perlindungan Anak juga tak bisa menjerat mereka.
"Mereka tidak kami tahu, apakah mereka geng motor. Karena Identitas diri mereka tidak diketahui. Beda geng motor yang mencari keuntungan penderitaan orang lain dan mengarah kepada pelaku kriminalitas," ujarnya.
Sementara itu, sebelumnya penyerangan yang dilakukan 36 anggota geng motor pada, Jumat 15 Agustus lalu terhadap warga Jalan Ratulangi.
Membuat warga tersebut akhir-akhir ini intens melakuan patroli terhadap geng motor. Juga Warkop Daeng Sija yang terletak di Jalan Abdul Daeng Sirua No 405. Pasca dijarah belasan geng Motor pada hari Minggu 10 Agustus sekira pukul 23.00 Wita.
Kriminolog dari Universitas 45 Makassar, Marwan Mas, mengatakan, rentetan serangan geng motor yang terjadi di wilayah Kota Makassar diakibatkan polisi tidak serius memberantas geng motor.
"Kepolisian berfungsi menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat jadi seharusnya berbaur di masyarakat supaya penyakit masyarakat bisa di ketahui," ujarnya.
(sms)