1.500 Pelajar Jahit Sang Saka Merah Putih

Kamis, 14 Agustus 2014 - 20:58 WIB
1.500 Pelajar Jahit...
1.500 Pelajar Jahit Sang Saka Merah Putih
A A A
PALEMBANG - Sebanyak 1.500 pelajar di Kota Palembang terlibat dalam proses pembuatan bendera sang saka merah putih.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi pemuda dan pelajar,Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS) se kota Palembang berusaha menjahit bendera merah putih seluas 3.000 meter2.

Ketua PB Ikatan Alumni LKS Kota Palembang, Siti Anisyah mengatakan, proses pembuatan bendera yang memiliki panjang 150 meter x 20 meter bermakna mengajak para generasi muda saat ini untuk dapat mengenang kembali jasa para pahlawan kemerdekaan RI.

Para peserta diundang selama empat hari untuk menyelesaikan proses pembuatan bendera yang dipusatkan di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang.

“Ini ide untuk,bagaimana generasi muda memperlihatkan bentuk nasionalisme dan menghargai jasa para para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan,”ungkapnya Kamis (14/8).

Proses pembuatan bendera dengan ukuran yang besar diawali dengan pembinaan kepada para peserta tentang metode menjahit yang cepat.

Panitia yang merupakan ikatan alumni dari organisasi pelajar itu memberikan arahan bagaimana teknik menjahit sulam yang rapi. Meski dengan menggunakan teknik menjahit, para pelajar baik perempuan dan laki-laki nampak antusias dalam menjahit bendera sang saka merah putih tersebut.

“Setiap hari ada tahapan penyelesaian, setiap peserta terlebih dahulu harus bisa menjahit. Menjahit bendera terbesar ini, dilakukan dengan menyatukan belasan lembar kain yang berwarna merah dan putih. Ditargetkan, waktu penyelesaian pada tanggal 16 Agustus malam,”katanya.

Menurut dia, setiap pelajar tidak memiliki tugas tertentu dalam menjahit bagian bendera. Panitia mempersilakan setiap pelajar untuk masing-masing memegang benang dan jarum lalu menjahit bagian bendera dengan menggunakan tangan.

“Karena bentuknya sukarela berdasarkan antusias masing-masing, maka silakan saja menjahit bagian mana yang diinginkan. Mungkin karena mereka datang berkelompok,jadinya mereka duduk bersama menyelesaikan bagian tertentu. Ada yang serius,tapi ada juga yang seadanya,”ungkapnya.

Meski didominasi oleh pelajar, namun sebagian bendera yang berasal dari kain asahi, jenis kantun satin dijahit juga oleh masyarakat yang melintas. Belum diketahui berapa banyak benang dan peralatan jarum yang dipergunakan dalam kegiatan tersebut.

Namun, Anisyah memastikan bendera hasil jahitan para pelajar Palembang ini akan dibentang setelah upacara bersama 17 Agustus di BKB Palembang.

“Akan dikibarkan dan berharap agar masyarakat Palembang dapat menikmati karya pelajar yang menjadi catatan sejarah tersendiri,”sambung dia.

Dara manis yang juga merupakan pemuda pelopor kota Palembang mengatakan pembuatan bendera dengan ukuran yang besar itu bermula dari keikutsertaan dirinya dalam pelayaran nusantara di Moratai tahun 2012.

Dari situlah,dia berharap agar pembuatan bendera sang saka mendapatkan antusias yang tinggi dari para pelajar di Palembang.

“Nilai juang untuk memperingati 17 Agustus termasuk HUT Kota Palembang tertuang dari kebersamaan pelajar untuk memberikan sesuatu yang kongkret dan menjadi sejarah di Palembang,”ungkapnya.

Meski belum memastikan jika bendara yang dibuatnya merupakan bendera terbesar di Indonesia, namun Anisyah mengatakan,proses pembuatan bendera dengan mengandalkan jahitan tangan dari para pelajar merupakan yang pertama dan belum pernah dilakukan di daerah lainnya.

“Mengenai rekor Muri,saya juga belum tahu apakah terbesar atau tidak. Namun, yang pastinya,bendera yang dijahit tangan langsung dengan ukuran yang besar, baru bendera dari pelajar di Palembang ini,”tandasnya.

Icha Rahmawati,salah satu peserta yang mengikuti kegiatan itu mengungkapkan antusias yang cukup tinggi terhadap kegiatan pembuatan bendera sang saka merah putih terbesar itu.

Meski dia tidak pandai menjahit,namun pelajar SMA ini mengatakan akan berusaha menjahit dengan sangat rapi, bahkan dia berjanji akan datang selama dua hari untuk menyelesaikan bagian jahitannya.

“Memang tidak diatur,setiap peserta harus menyelesaikan berapa luas jahitan,tapi karena saya tahu dari bagian mana saya menjahit,maka saya akan menyelesaikannya,”ungkapnya.tasmalinda
(ilo)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1109 seconds (0.1#10.140)