Ada Kemungkinan ISIS Menyebar di Banten
A
A
A
SERANG - Penyebaran paham Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) tidak menutup kemungkinan masuk ke wilayah Provinsi Banten, khususnya menyasar generasi muda.
"Untuk berkembang pesat di Banten tidak terjadi. Hanya, tidak menutup kemungkinan penyebaran terjadi secara diam-diam," kata Rektor Institut Agama Islam Negeri Sultan Maulana Hasanudin Banten, Prof Syibli Sarjaya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (5/8/2014).
Ia menambahkan, pihak yang paling rentan terhadap penyebaran paham ISIS adalah kalangan remaja yang kurang mendapat pendidikan agama. "Kalangan remaja baru mengenal Islam belum mendalam. Ada yang datang membawa paham ini mengatasnamakan ajaran dari Alquran dan hadits langsung percaya," jelasnya.
Ia menjelaskan, paham ISIS akan bertentangan tidak hanya dengan konstitusi. Paham ini sendiri di Provinsi Banten khususnya akan bertentangan dengan karakter masyarakat Banten yang menjunjung tinggi keberagaman. "Keberagaman di Banten sendiri sudah relatif kondusif dan pluaral. Kita bisa lihat ada klenteng, masjid, vihara, hidup rukun berdampingan antar umat beragama."
Sementara itu, disinggung adanya potensi penyebaran ISIS di kampus IAIN, ia mengaku belum mencium adanya hal itu. "Kalau organisasi intra kampus bisa dijamin tidak ada, karena ada kewenangan saya untuk 'menjewer'," katanya.
Ia mengimbau kepada Majlis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas keagamaan lain di kabupaten/kota agar gencar menyosialisasikan ajaran Islam secara benar. "Supaya masyarakat tahu kalau ada aliran yang menyimpang dari luar sana," pungkasnya.
"Untuk berkembang pesat di Banten tidak terjadi. Hanya, tidak menutup kemungkinan penyebaran terjadi secara diam-diam," kata Rektor Institut Agama Islam Negeri Sultan Maulana Hasanudin Banten, Prof Syibli Sarjaya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (5/8/2014).
Ia menambahkan, pihak yang paling rentan terhadap penyebaran paham ISIS adalah kalangan remaja yang kurang mendapat pendidikan agama. "Kalangan remaja baru mengenal Islam belum mendalam. Ada yang datang membawa paham ini mengatasnamakan ajaran dari Alquran dan hadits langsung percaya," jelasnya.
Ia menjelaskan, paham ISIS akan bertentangan tidak hanya dengan konstitusi. Paham ini sendiri di Provinsi Banten khususnya akan bertentangan dengan karakter masyarakat Banten yang menjunjung tinggi keberagaman. "Keberagaman di Banten sendiri sudah relatif kondusif dan pluaral. Kita bisa lihat ada klenteng, masjid, vihara, hidup rukun berdampingan antar umat beragama."
Sementara itu, disinggung adanya potensi penyebaran ISIS di kampus IAIN, ia mengaku belum mencium adanya hal itu. "Kalau organisasi intra kampus bisa dijamin tidak ada, karena ada kewenangan saya untuk 'menjewer'," katanya.
Ia mengimbau kepada Majlis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas keagamaan lain di kabupaten/kota agar gencar menyosialisasikan ajaran Islam secara benar. "Supaya masyarakat tahu kalau ada aliran yang menyimpang dari luar sana," pungkasnya.
(zik)