Kejati Sumut Klaim Selamatkan Uang Negara Rp8,2 Miliar

Rabu, 23 Juli 2014 - 20:13 WIB
Kejati Sumut Klaim Selamatkan...
Kejati Sumut Klaim Selamatkan Uang Negara Rp8,2 Miliar
A A A
MEDAN - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatera Utara (Sumut) mengklaim menyelamatkan uang negara sebesar Rp8,2 miliar selama periode Januari-Juli 2014.

Asisten Pidana Khusus Kejati Sumut Muhammad Rum mengatakan, uang negara total Rp8,2 miliar itu terdiri dari hasil sita dari terpidana korupsi sebesar Rp1,2 miliar.

Kemudian sebanyak Rp7 miliar lagi saat ini sudah masuk tuntutan dan tinggal menunggu eksekusi.

"Jadi kalau ditotalkan satu semester ini, yakni periode Januari hingga Juli kita bisa menyelamatkan uang negara sebesar Rp8,2 miliar. Uang negara merupakan hasil eksekusi dari terpidana maupun terdakwa korupsi," kata Rum, di Kejati Sumut, Rabu (23/7/2014).

Menurut Rum, penyelamatan uang negara di periode ini meningkat dibandingkan tahun lalu. Dimana pada periode Januari hingga Juli tahun 2013 lalu, uang negara yang diselamatkan hanya mencapai Rp6 miliar.

"Kita bertekad kuat untuk terus berantas korupsi di daerah ini. Kita tidak akan tolerir untuk tindak pidana korupsi ini," katanya.

Rum pun memaparkan, hingga pertengahan tahun ini, Kejati Sumut sudah menyidik 7 perkara korupsi.

Diantaranya, 2 perkara dalam dugaan korupsi pembuatan peta bencana di Kabupaten Dairi dan Karo. Selanjutnya, 3 perkara dalam dugaan korupsi pegawai Koperasi Karyawan Pertamina Medan, dan 2 perkara dugaan korupsi pengadaan lahan Sirkuit IMI Sumut di Medan Estate, Pancing.

"Sementara itu, ada juga sekarang perkara tengah penyelidikan dan kemungkinan besar akan naik ke penyidikan. Yaitu ada tiga perkara dugaan korupsi pengadaan alat-alat kesehatan (Alkes) Kota Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, dan Alkes di Kabupaten Samosir dan SMA Muhammadiyah Plus Medan," katanya.

Untuk tahap penuntutan, kata Rum, saat ini ada sebanyak 14 perkara. Yakni 7 perkara penuntutan dana bencana di Kabupaten Padang Lawas (Palas).

Kemudian 3 perkara lagi pada korupsi DAK di Disdik Medan, dan 3 perkara dugaan korupsi pengadaan bendungan Siuntolan dan 1 kasus lagi pembangunan Kantor DPRD Nisel dengan tersangka Ketua DPRD Nisel.

Terpisah, Direktur Pusat Studi Pembaharuan Hukum dan Peradilan Sumut, Muslim Muis mengatakan, Kejati Sumut harus transparan dalam eksekusi kerugian negara ini.

Menurutnya, hasil eksekusi dari terpidana maupun tersangka atau terdakwa korupsi harus segera disetorkan ke kas negara.

"Setiap yang dieksekusi itu harus segera disetorkan ke kas negara. Jangan sampai, kerugian negara yang telah dieksekusi, disalahgunakan lagi oleh oknum penegak hukum ini. Untuk itu, kita menuntut agar Kejati Sumut transparan," tandasnya.
(sms)
Berita Terkait
Strategi Pemberantasan...
Strategi Pemberantasan Korupsi
Pemberantasan Korupsi...
Pemberantasan Korupsi dan Perampasan Aset
Pemberantasan Korupsi,...
Pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
Sisi Lain dalam Pemberantasan...
Sisi Lain dalam Pemberantasan Korupsi
Partisipasi Publik dalam...
Partisipasi Publik dalam Pemberantasan Korupsi
Dukung Pemberantasan...
Dukung Pemberantasan Korupsi, Aktivis Deklarasi KPAK
Berita Terkini
Gempa 5,5 Guncang Toli-Toli...
Gempa 5,5 Guncang Toli-Toli Sulteng, BMKG: Waspadai Gempa Susulan
31 menit yang lalu
8 Buffer Zone Disiapkan...
8 Buffer Zone Disiapkan Antisipasi Macet Horor Mudik 2025 di Pelabuhan Merak
2 jam yang lalu
Pemulihan Korban Banjir,...
Pemulihan Korban Banjir, PGN Bantu 3.000 Warga di Bekasi dan Jaktim
2 jam yang lalu
Mutasi Polri, 5 Kapolres...
Mutasi Polri, 5 Kapolres di Lampung Diganti
2 jam yang lalu
Siswa SDN di Cigombong...
Siswa SDN di Cigombong Bogor Ikuti Kegiatan MNC Peduli-MNC Land: Bermain sambil Belajar
3 jam yang lalu
Lebaran di Solo, Jokowi...
Lebaran di Solo, Jokowi Tak Gelar Open House di Rumah
3 jam yang lalu
Infografis
5 Anggota NATO Terlemah...
5 Anggota NATO Terlemah di 2025, Ada Negara Paling Aman di Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved