Keluarga Muda di Bali Menjadi Korban Pesawat MH17
A
A
A
DENPASAR - Kehidupan keluarga pasangan Arnold Huizen dan Yodricunda Theistiasih Titihalawa, bersama putrinya Yelema Clarice Huizen (2), berakhir tragis setelah pesawat Malaysia Airlines MH17 yang mereka tumpangi ditembak jatuh, di Ukraina.
Keluarga muda yang tinggal di Jimbaran, Badung, Bali, itu adalah tiga di antara ratusan korban tewas pesawat Malaysia Airlines MH17 yang jatuh, pada Kamis 17 Juli 2014.
Kepastian jika mereka adalah penumpang pesawat nahas, setelah pihak keluarga di Bali mendapat konfirmasi dari keluarga korban di Belanda.
"Keluarga Yang mengantar Yodricunda memberitahukan jika mereka memang naik pesawat itu," ujar kerabat sepupu korban Martha Mariana Titihalawa (41), saat ditemui di rumahnya, Perum Dalung L3/71, Kuta Utara, Badung, Jumat (18/7/201).
Sebenarnya, Martha berharap adik sepupunya tidak naik pesawat itu. Namun setelah melihat tayangan televisi dan keluarganya di Jakarta serta Belanda menunjukkan Yodricunda bersama anak dan suaminya di dalam manivest penumpang, mereka hanya bisa pasrah.
"Kami keluarga tidak bisa berbuat apa-apa, nanti untuk langkah selanjutnya seperti apa, kami bicarakan dengan keluarga besar di Bali," imbuh Martha.
Tentu saja, kepergian ketiga korban membuat syok keluarga di Bali dan Jakarta, sebab mereka sebenarnya dalam perjalanan pulang ke Bali usai dari menemui keluarga suami Yodricunda yang berkewarganegaraan Belanda.
"Mereka berangkat ke Belanda 29 Juni dan 17 Juli ini pulang ke Bali. Yodricunda bekerja di Fashion Hotel Kuta dan memiliki seorang putri yang masih balita," terangnya.
Martha masih tak hentinya mengusap air matanya atas musibah itu. Apalagi, sebelumnya tidak ada firasat apa-apa bakal kehilangan Yodricunda yang dikenalnya sangat baik.
"Mereka hidupnya harmonis baik-baik saja, kami sangat kehilangan," imbuh wanita keturunan Maluku itu.
Keluarga muda yang tinggal di Jimbaran, Badung, Bali, itu adalah tiga di antara ratusan korban tewas pesawat Malaysia Airlines MH17 yang jatuh, pada Kamis 17 Juli 2014.
Kepastian jika mereka adalah penumpang pesawat nahas, setelah pihak keluarga di Bali mendapat konfirmasi dari keluarga korban di Belanda.
"Keluarga Yang mengantar Yodricunda memberitahukan jika mereka memang naik pesawat itu," ujar kerabat sepupu korban Martha Mariana Titihalawa (41), saat ditemui di rumahnya, Perum Dalung L3/71, Kuta Utara, Badung, Jumat (18/7/201).
Sebenarnya, Martha berharap adik sepupunya tidak naik pesawat itu. Namun setelah melihat tayangan televisi dan keluarganya di Jakarta serta Belanda menunjukkan Yodricunda bersama anak dan suaminya di dalam manivest penumpang, mereka hanya bisa pasrah.
"Kami keluarga tidak bisa berbuat apa-apa, nanti untuk langkah selanjutnya seperti apa, kami bicarakan dengan keluarga besar di Bali," imbuh Martha.
Tentu saja, kepergian ketiga korban membuat syok keluarga di Bali dan Jakarta, sebab mereka sebenarnya dalam perjalanan pulang ke Bali usai dari menemui keluarga suami Yodricunda yang berkewarganegaraan Belanda.
"Mereka berangkat ke Belanda 29 Juni dan 17 Juli ini pulang ke Bali. Yodricunda bekerja di Fashion Hotel Kuta dan memiliki seorang putri yang masih balita," terangnya.
Martha masih tak hentinya mengusap air matanya atas musibah itu. Apalagi, sebelumnya tidak ada firasat apa-apa bakal kehilangan Yodricunda yang dikenalnya sangat baik.
"Mereka hidupnya harmonis baik-baik saja, kami sangat kehilangan," imbuh wanita keturunan Maluku itu.
(san)